Szczesny Tidak Perlu Menjadi Buffon

6 Oktober 2018 7:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Szczesny dan Buffon jelang laga Juventus vs Tottenham Hotspur. (Foto: MARCO BERTORELLO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Szczesny dan Buffon jelang laga Juventus vs Tottenham Hotspur. (Foto: MARCO BERTORELLO / AFP)
ADVERTISEMENT
Bagi Wojciech Szczesny, Juventus adalah tempat untuk menambang pelajaran demi pelajaran. Kiper berkebangsaan Polandia ini kembali ke Bianconeri pada musim panas 2017 setelah dua musim menyandang status sebagai pemain yang dipinjamkan AS Roma.
ADVERTISEMENT
Sekembalinya ke Turin, Szczesny masih harus 'belajar' dengan menjadi pelapis kiper utama, Gianluigi Buffon. Lantas, seiring dengan keputusan Buffon untuk hengkang ke Paris Saint-Germain pada bursa transfer musim panas 2018, Szczesny menjadi kiper nomor satu Juventus.
Bagi sebagian besar pesepak bola, status sebagai kiper pelapis bukan perkara menyenangkan. Mereka yang menyandang status ini mesti diperhadapkan dengan jam bermain yang begitu minim. Apa boleh bikin, peran kiper yang begitu sentral membuat rotasi pada posisi ini menjadi begitu minim.
Namun, bagi Szczesny, selalu ada hal baik dalam kondisi paling tidak menyenangkan sekalipun. Itulah yang sedapat-dapatnya ia percayai selama duduk di bangku cadangan menanti Massimiliano Allegri menunjuknya untuk berdiri di bawah mistar gawang.
ADVERTISEMENT
"Yang saya pikirkan pertama kali adalah terkadang kamu harus mundur selangkah dulu untuk bergerak maju dua langkah. Saat saya menganalisis situasi ini, ternyata langkah saya tidak mundur-mundur amat karena pada dasarnya, saya percaya bahwa saya akan mendapatkan jam bermain reguler," jelas Szczesny kepada Football Italia.
"Musim lalu saya turun di 21 pertandingan. Ini bukan catatan yang buruk bagi seorang kiper kedua. Terlebih, saya juga mendapat kesempatan untuk belajar dari salah satu kiper terbaik dalam sejarah (Buffon -red) dan saya memiliki waktu selama semusim untuk mempersiapkan diri mengambil alih perannya. Jadi, saya memperhitungkan hal ini sebagai kesempatan karier terbaik yang pernah saya miliki," ucap mantan pemain Arsenal itu.
Dalam 21 pertandingan musim 2017/18 di semua kompetisi itu, Szczesny mencatatkan rataan 1,28 penyelamatan per laga. Torehan itu berbanding dengan rataan 1,82 aksi penyelamatan yang dibukukan oleh Buffon.
ADVERTISEMENT
"Saya merasa bangga karena kerja keras saya membuahkan hasil. Kita semua akan selalu menghadapi momen-momen sulit dalam karier. Namun, yang menentukan adalah bagaimana kamu bereaksi, seperti apa respons yang kamu berikan. Apa yang saya miliki sekarang bukan sesuatu yang datang tiba-tiba. Saya mengupayakannya," jelas Szczesny.
Kiper Juventus, Gianluigi Buffon. (Foto: Tiziana Fabi/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kiper Juventus, Gianluigi Buffon. (Foto: Tiziana Fabi/AFP)
Bagi para penjaga gawang, Buffon kerap menjadi panutan. Ini bukan hanya dedikasi kepada klub, tetapi perjalanan karier yang dilakoni dengan sejuta rekor. Bila dirinci, Buffon berdiri di bawah mistar gawang sebanyak 638 kali bersama Parma dan Juventus khusus pentas Serie A. Berbekal catatan tersebut, ia tercatat sebagai kiper dengan jumlah laga terbanyak di kompetisi level teratas Italia.
Catatan itu lantas disempurnakan dengan 292 laga di antaranya berujung nirbobol (clean sheet). Aspek ini juga menempatkan Buffon sebagai kiper dengan catatan terbaik dibandingkan para koleganya di Italia. Pun demikian melihat durasi nirbobol Buffon sempat melalui 974 menit di lapangan tanpa menderita kemasukan. Tak satu pun kiper mampu melakukannya di Serie A.
ADVERTISEMENT
Di level internasional, Buffon juga mengukir sejumlah rekor penting. Menyangkut nirbobol, ia melakukannya sebanyak 77 kali bersama Timnas Italia, dengan enam di antaranya di Piala Dunia. Tak ada kiper Gli Azzurri yang mampu menyamai dua catatan tersebut.
"Tidak ada cara yang lebih baik untuk belajar ketimbang menyaksikan seorang maestro melakoni pekerjaannya. Melewatkan sesi latihan setiap latihan saja berarti saya dapat belajar darinya bagaimana mempersiapkan diri menghadapi pertandingan, seperti apa caranya berkomunikasi dengan para bek, bukan hanya di atas lapangan, tapi juga di ruang ganti. Ia membantu saya untuk dewasa. Lantas, saya berusaha untuk memenuhi standar itu ketika saya dipanggil oleh tim," tutur Szczesny.
Aksi penyelamatan Szczesny di Derbi Turin. (Foto: REUTERS/Massimo Pinca)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi penyelamatan Szczesny di Derbi Turin. (Foto: REUTERS/Massimo Pinca)
"Rasanya lebih mudah karena saya bukan orang Italia. Itu artinya, saya tidak akan pernah menjadi Buffon generasi berikutnya. Saya akan menjadi kiper nomor satu Juventus. Cuma itu. Yang saya pikirkan hanya bagaimana mencegah bola menggetarkan jala gawang yang saya kawal. Saya tidak turun arena sambil berpikir bahwa saya tidak bisa melakukan kesalahan secuil pun karena semua orang di sini merindukan Buffon."
ADVERTISEMENT
"Apakah saya akan bermain selama dia bermain? Saya melihat pengorbanan Gigi (panggilan akrab Buffon -red) untuk tetap melakoni sesi latihan di musim lalu. Bagi saya, ini pengorbanan dalam level tertinggi. Saat usiamu baru 25 tahun, segalanya terasa lebih mudah. Tapi, kalau usiamu sudah lebih dari 35 tahun, setiap sesi latihan adalah pengorbanan. Saya pikir, mustahil bagi saya untuk melakukan hal itu," kata penjaga gawang berusia 28 tahun itu.
Juventus tidak memulai Serie A 2018/19 hanya dengan membawa gelar juara bertahan, tapi juga dengan kemenangan sempurna di kompetisi liga. Tujuh laga pembuka dituntaskan dengan tujuh kemenangan. Itu juga ditambah dengan dua kemenangan di dua laga pembuka Liga Champions 2018/19.
"Tidak mudah untuk melakukannya, tapi sembilan kemenangan dalam sembilan laga adalah capaian yang begitu kami harapkan. Jika kami tetap bermain di level ini, maka lawan akan kesulitan untuk mengalahkan kami di kompetisi liga. Di Liga Champions sendiri, kami masih akan melakoni satu laga tandang yang sulit dan satu pertandingan yang lebih mudah."
ADVERTISEMENT
"Sekarang, saya hanya ingin mengangkat trofi dan melanjutkan sejarah klub yang luar biasa ini. Saya tidak ingin menjadi bagian dari tim utama yang kehilangan gelar juara selama bertahun-tahun," pungkas Szczesny.