news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tak Kunjung Bersinar, Alexis Sanchez di Ujung Tanduk?

28 Februari 2019 18:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexis Sanchez tak kunjung bersinar bersama Manchester United. Foto: Phil Noble/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Alexis Sanchez tak kunjung bersinar bersama Manchester United. Foto: Phil Noble/Reuters
ADVERTISEMENT
Kesaktian Ole Gunnar Solskjaer sulit terbantahkan. Ia ibarat penyelamat martabat Manchester United. Solskjaer sukses memberikan kemenangan secara kosisisten sekaligus menggiring 'Iblis Merah' kembali ke persaingan empat besar.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan itu terkait erat dengan kejeliannya dalam memaksimalkan para personel United. Ya, aspek yang luput dari Jose Mourinho sebelumnya. Paul Pogba sukses dikembalikan ke performa terbaiknya, begitu pula dengan Marcus Rashford serta David De Gea. Romelu Lukaku jadi yang teraktual usai sukses mengukir brace pertamanya dalam lima bulan ke belakang.
Namun, tak semuanya berhasil 'disembuhkan' oleh Solskjaer. Jika merujuk satu nama, Alexis Sanchez menjadi pesakitan terparah dalam tubuh United saat ini.
Ole Gunnar Solskjaer memeluk Paul Pogba. Foto: Reuters/John Sibley
Bayangkan saja, cuma 1 gol dan 2 assist yang berhasil dibuatnya dalam 10 pertandingan setelah Solskjaer mengambil alih. Jika dirinci, ia butuh 153 menit sekali untuk berkontribusi langsung atas terciptanya gol United. Sebagai gambaran, torehan itu tak genap dari setengah torehan Pogba yang hanya butuh 78 menit untuk menyumbang gol atau assist.
ADVERTISEMENT
Dalam laga teraktual versus Crystal Palace lalu misalnya, kontribusinya nyaris hambar. Tak ada tembakan tepat sasaran dan umpan kunci yang dibuat Sanchez. Diogo Dalot, yang kala itu diturunkan sebagai winger kanan, masih lebih baik karena sukses membukukan 2 key pass (umpan yang jadi peluang).
Bukan sekali ini saja Sanchez 'menghilang'. Duel leg pertama babak 16 besar Liga Champions melawan Paris Saint-Germain (PSG) dua pekan silam bisa dijadikan acuan.
Kontribusinya nihil saat masuk menggantikan Lingard yang didera cedera jelang turun minum. Bukannya mempertajam serangan, justru sebaliknya, United menjadi kesulitan dalam melakukan build-up serangan setelahnya.
Kondisi itu kemudian sukses dimanfaatkan PSG. United akhirnya keok 0-2 di akhir laga, alasan yang membuat Solskjaer mengibarkan bendera putih atas performa Sanchez.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi soal Alexis. Dia harus bisa membantu dirinya sendiri karena kita tahu dia adalah pemain top," ujar Solskjaer seperti dilansir Goal.
Pemain Manchester United, Alexis Sanchez, melakukan tekel kepada pemain Paris Saint-Germain, Julian Draxler. Foto: Reuters/Phil Noble
Menilik karakteristik permainan, Sanchez sebenarnya cukup ideal untuk mengisi fluiditas lini depan United, sebagaimana yang diterapkan Rashford, Martial, dan Lingard. Bahkan, Lukaku juga menegaskan kesediannya untuk bermain sebagai penyerang sayap jika dibutuhkan. Dua gol ke gawang Palace dini hari tadi jadi pembuktian Lukaku. Sementara Sanchez? Jangan ditanya, ia tak kunjung mengakhiri paceklik golnya dalam 7 pertandingan terakhir.
Ironisnya, Sanchez diberi kemewahan materi berlebih oleh United ketimbang rekan-rekan setimnya. Pemain berusia 31 tahun itu mendapatkan upah 500 ribu pounds per minggu, menjadi yang tertinggi di antara seluruh pemain Premier League.
ADVERTISEMENT
Menurut The Guardian, persentase gajinya memakan 10% dari total anggaran beban gaji United musim ini. Belum lagi dengan berbagai macam insentif yang nantinya bakal ia dapatkan. Mulai dari bonus mentas sebesar 75 ribu poundsterling di setiap ajang serta uang 1 juta dan 500 ribu poundsterling jika United menjuarai Liga Champions dan Premier League.
Masalahnya, bukan urusan mudah untuk 'mengusir' Sanchez dari Old Trafford. United terganjal dana. Tingginya gaji yang ia terima saat ini membuat klub-klub peminatnya mundur perlahan.
Selain itu United juga sudah keburu mengikat kontraknya hingga Januari 2022 mendatang. Jadi, mau tak mau Solskjaer kudu berusaha lebih keras untuk mencocokkan Sanchez ke dalam skuatnya ketimbang menunggu kontrak Sanchez habis.
ADVERTISEMENT
Para pemain Manchester United merayakan gol. Foto: REUTERS/David Klein
Sejatinya, sekarang merupakan momen ideal bagi Sanchez untuk membuktikan kredibilitasnya. Badai cedera yang menumbangkan pilar-pilar United membuatnya menjadi alternatif utama Solskjaer di sektor penyerang. Tapi, ya, itu tadi, ujung-ujungnya Sanchez gagal memanfaatkan kepercayaannya. Bukan tak mungkin Solskjaer akan menyisihkannya dan memilih para pemain muda untuk melengkapi trisula lini depan.