news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tangan-tangan Tak Terlihat Itu Bernama Agen Pemain

29 Desember 2018 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suka duka agen bola. (Foto: kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Suka duka agen bola. (Foto: kumparan )
ADVERTISEMENT
Sepak bola. Dua kata, berjuta makna.
Jika sepak bola diibaratkan hidup, ia tidak hanya memiliki sisi landai saja, tetapi juga punya bagian terjal. Bagi pesepak bola bisa menapak jenjang karier tertinggi sama sekali bukan pekerjaan mudah. Mereka harus meniti karier dari bawah. Itu pun kalau berhasil.
ADVERTISEMENT
Umur karier seorang pesepak bola biasanya tidak panjang, bisa bertahan dua dekade saja sudah dianggap amat luar biasa. Setelah karier itu habis, mereka kembali menjalani hidup selayaknya orang biasa. Tidak ada pertandingan, tidak ada trofi untuk digapai.
Mereka yang masih rindu akan selalu menambatkan hati dan hidupnya di sepak bola. Entah jadi pelatih, entah jadi petinggi klub. Mereka yang tidak akan mencari jalan lain. Pernah dengar pemain sepak bola banting setir jadi pengusaha atau jadi tukang pos selepas pensiun? Well, seaneh apa pun kedengarannya, inilah yang terjadi.
Dari karier yang (biasanya) pendek itu, cukup beruntung jika para pekerja lapangan hijau ini bisa mengumpulkan pundi-pundi yang cukup untuk kehidupan pasca-pensiun mereka. Terlebih, kalau mereka berstatus bintang dan digaji mewah oleh klub-klub besar sepanjang karier.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana yang tidak menemui nasib seberuntung itu? Di sinilah tangan-tangan tak terlihat itu bermain. Mereka bisa menentukan ke mana si pemain bisa melangkah atau berapa besar pendapatan yang bisa mereka dapatkan di klub berikutnya.
Ya, dibandingkan dengan pesepak bola, wujud dari seorang agen pemain lebih sering berbentuk siluet. Di Indonesia, eksistensi dari seorang agen pemain bahkan nyaris tak terdengar. Nama-nama mereka bak tenggelam di balik keriuhan transfer pemain.
Ilustrasi agen pemain sepak bola. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi agen pemain sepak bola. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Meski demikian, peran agen pemain sangatlah penting. Bagi pesepak bola, agen pemain akan sangat dibutuhkan ketika mereka tengah mencari klub anyar. Karena, sang agen yang nantinya akan melakukan pendekatan kepada klub-klub untuk ‘menjual’ mereka.
Tak hanya itu, seorang agen pemain juga akan mendampingi kliennya hingga kontraknya berakhir dengan klub tersebut. Di Liga Indonesia, poin itu memegang peranan sangat penting. Dengan situasi kompetisi yang tak menentu, tak jarang pesepak bola menemui dispute di tengah jalan, misalnya penunggakan gaji. Di sinilah nantinya agen pemain memerankan fungsinya.
ADVERTISEMENT
“Ada stigma begini, ada pihak-pihak yang tidak suka dengan kehadiran agen pemain, karena sering ditinggal setelah kontrak. Tapi, kalau saya pantang melakukan itu. Setelah kontrak, tugas saya masih berlanjut. Ada beberapa pemain yang sudah kerja bareng sampai delapan tahun seperti Goran Gancev (musim lalu bermain di Sriwijaya FC) dan Ilija Spasojevic (Bali United),” ujar agen pemain, Gabriel Budi Liminto, ketika berbincang dengan kumparanBOLA.
“Saya juga akan bantu persoalan personal sponsorship. Saya bantu kalau performanya (di atas lapangan) ada masalah. Pantau terus penampilannya dan meninjau pula musim depan seperti apa,” kata Gabriel yang bernaung di bawah bendera PT Indobola Mandiri.
Meski demikian, satu hal yang harus dipahami, tugas agen pemain tak melulu menyoal hitam di atas putih. Sama seperti seorang atlet, perjuangan mereka juga berat dan berliku. Agen pemain dari PT Ligina Sportindo, Eddy Syahputra, bahkan harus sampai melawat ke Argentina untuk berburu pemain pada 2006 lalu.
ADVERTISEMENT
Hal itu dilakukannya demi mendapatkan pemain yang benar-benar berkualitas. Tak hanya sekadar referensi dari pihak lain atau berdasarkan rekaman video. Upaya yang dilakukan, tentu saja, guna menghindari ‘membeli kucing dalam karung’.
“Saya harus tahu kulturnya secara langsung. Merasakan makanan mereka, menyelami kehidupan mereka sehari-hari. Dari situ, saya bisa menarik kondisi ketika si pemain nantinya berada di Indonesia. Bagaimana nanti mereka beradaptasi. Saya juga ingin melakukan scouting langsung, bisa melihat mereka main seperti apa. Saya seleksi sendiri, mana (pemain) yang cocok, mana yang tidak (main di Indonesia),” kata Eddy yang berkecimpung di dunia peragenan pemain sejak 2002 silam.
Begitulah. Di balik pesepak bola yang bersinar, ada tangan-tangan tak terlihat di balik itu semua. Selain dari kemampuan olah bola sang pemain, tangan dingin agen yang menemukannya untuk kemudian diorbitkan, tentu saja tak kalah penting.
ADVERTISEMENT
Namun, tak selamanya posisi agen pemain ditempatkan sepenting itu. Ada pula pihak-pihak yang memandang mereka sebelah mata.
Ilustrasi agen pemain sepak bola. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi agen pemain sepak bola. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Mengapa?
Harus diakui, berbicara tentang agen pemain, prinsip yang wajib dipegang ialah kejujuran. Karena, pekerjaan sebagai agen pemain akan sangat menghamba kepada trust (kepercayaan). Jika seorang agen pemain sudah tak dipercaya pemain dan klub, jangan harap bola akan menghampiri. Dikejar-kejar pun tak bakal dapat.
“Di dunia sepak bola internasional, agen ‘kan harus terdaftar (berlisensi). Tetapi, kalau bagi saya, di samping terdaftar, harus tahu juga kualitas dan kredibilitas seorang agen. Karena ada agen yang menghalalkan segala cara dengan mengedepankan duit dan ada agen yang betul-betul menjaga relationship (hubungan),” kata Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade.
ADVERTISEMENT
Rumit ,memang. Bekerja sebagai agen pemain, terkadang lebih kompleks dari seorang pelatih. Karena, seorang agen pemain dituntut memiliki insting tajam terhadap pesepak bola yang akan diorbitkannya. Tak hanya berkenaan dengan skill, melainkan juga dari segi bisnisnya.
====
*kumparanBOLA membahas cerita-cerita perihal pekerjaan agen pemain di sepak bola Indonesia. Anda bisa menyimaknya di topik 'Suka-Duka Agen Bola'.