Tantangan Hazard Putus Rantai Kegagalan Belgia di Madrid

9 Juni 2019 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eden Hazard, orang Walloons yang memimpin Timnas Belgia di Piala Dunia 2018. Foto: Reuters/Kai Pfaffenbach
zoom-in-whitePerbesar
Eden Hazard, orang Walloons yang memimpin Timnas Belgia di Piala Dunia 2018. Foto: Reuters/Kai Pfaffenbach
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eden Hazard adalah investasi akbar buat Real Madrid. Nominal transfernya mencapai 100 juta euro atau hanya kalah dari Gareth Bale ketika mendarat di Santiago Bernabeu pada 2014.
ADVERTISEMENT
Mahar besar demi merekrut Hazard pasti memiliki dasar. Sosok 28 tahun itu memang bukan sosok biasa. Dialah protagonis utama Chelsea dalam beberapa tahun terakhir.
Kualitas Hazard terpapar lewat kontribusinya terhadap 31 gol Chelsea pada Premier League 2018/19. Rinciannya, dia menuliskan nama di papan skor sebanyak 16 kali dan mengkreasikan 15 assist untuk rekan-rekan setimnya.
Belum lagi menimbang bahwa Hazard kerap tampil menawan di laga krusial. Berkat dua golnya, The Blues sukses memenangi final Liga Europa musim serupa atas Arsenal. Di luar itu, dia turut melepaskan 5 umpan kunci dan melakukan 5 dribel sukses dalam 90 menit.
Madrid tentu mengharapkan performa serupa sampai-sampai rela menembus Hazard dengan harga mahal. Namun, fakta sejarah bisa menjadi batu sandungan besar karena pemain Belgia melulu gagal di Bernabeu.Lihat saja kiprah dua pendahulunya.
ADVERTISEMENT
Pemain tengah Chelsea, Eden Hazard, merayakan setelah mencetak gol di Liga Europa 2018/2019 antara Chelsea vs Arsenal, di Stadion Olimpik Baku, Azerbaijan, Kamis (30/5). Foto: AFP/Kirill Kudryavtsev
Pertama adalah gelandang Fernand Goyvaerts yang direkrut Madrid pada 1965. Dia digadang-gadang sebagai talenta terbaik di Belgia pada zaman itu.
Goyvaerts membuktikan status itu ketika berseragam Barcelona. Dia sempat terpilih menjadi Pemain Asing Terbaik di La Liga selama memperkuat La Blaugrana.
Sinarnya justru meredup ketika memutuskan hijrah ke Real Madrid. Dia gagal menembus tim inti gara-gara serangkaian cedera. Hingga akhirnya, Goyvaerts menyerah dan pindah ke Elche hanya berselang dua tahun.
Setelah Goyvaerts, pendukung Madrid harus menunggu lama untuk melihat aksi pemain Belgia lagi. Adalah Thibaut Courtois yang melanjutkan stori klan Belgia di Bernabeu setelah bergabung pada 2018.
Ekspektasi terhadap Courtois begitu besar, mengingat dirinya berstatus sebagai Kiper Terbaik Piala Dunia 2018. Penghargaan serupa mengiringi kiprah Courtois bersama Chelsea pada Premier League 2016/17.
ADVERTISEMENT
Maka, Courtois selalu menjadi kiper utama Madrid baik pada era kepelatihan Julen Lopetegui, Santiago Solari, maupun Zinedine Zidane. Sayangnya, rapornya jauh dari kata memuaskan.
Kiper Real Madrid, Thibaut Courtois (kiri), meratapi gawangnya yang dibobol Real Sociedad. Foto: Juan Medina/Reuters
Untuk ajang La Liga, Courtois menderita 36 kemasukan dari 27 penampilannya. Sementara di Liga Champions, dia sempat menorehkan catatan 4 kebobolan saja dalam 4 laga. Lalu, 4 gol Ajax Amsterdam di leg kedua babak perempat final merusak rapor lumayan tersebut.
Pandangan skeptis terhadap pemain Belgia di Madrid bisa saja menjadi buyar. Asalkan, Hazard bisa menunjukkan penampilan menawan dan menyumbangkan gelar juara pada musim perdananya.
Untuk itu, Courtois memberikan dukungan plus saran kepada kompatriotnya. Menurut sang kiper, Hazard tak boleh mengulangi kesalahan Bale yang gagal beradaptasi gara-gara malas mempelajari Bahasa Spanyol.
ADVERTISEMENT
"Kedatangan Hazard merupakan sesuatu yang fantastis untuk Madrid. Dia akan menghadirkan perbedaan dan semoga kami bisa memenangi banyak gelar musim depan," ucap Courtois sebagaimana dilansir oleh AS.
"Jika Hazard bisa sedikit berbicara dengan Bahasa Spanyol, itu akan lebih baik," katanya.