Tentang Liverpool dan Dua Kekalahan Beruntun Mereka

29 Januari 2018 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liverpool vs West Bromwich. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool vs West Bromwich. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
ADVERTISEMENT
Catatan 18 laga tak terkalahkan Liverpool telah usai. Kini, rekor itu diganti dengan dua kekalahan beruntun.
ADVERTISEMENT
Uniknya, kekalahan ini terjadi kala Liverpool melawan tim papan bawah. Kekalahan pertama terjadi saat ‘Si Merah’ bertandang ke Liberty Stadium untuk menghadapi Swansea City pada Selasa (23/1/2018) silam.
Swansea, yang masih berkutat di peringkat ke-20 Premier League, secara mengejutkan mampu memberikan perlawanan yang membuat tim besutan Juergen Klopp itu merana. Pertahanan The Swans begitu disiplin dan serangan balik yang mereka bangun begitu rapi dan mematikan.
Di laga tersebut, berdasarkan catatan WhoScored, Liverpool melesakkan 21 tembakan dan punya enam aksi dribel yang berhasil. Mereka juga melepaskan 756 operan —dengan persentase keberhasilan sebanyak 88%—, menciptakan 14 umpan kunci, dan memenangi 71,8% penguasaan bola. Namun, pada akhirnya mereka tak mampu mencetak gol.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Swansea hanya melepaskan 295 operan dengan akurasi hanya sebanyak 69% saja. Mereka juga hanya punya dua umpan kunci, meraih 28,2% penguasaan bola, dan hanya berhasil melesakkan tiga tembakan.
Namun, dari kans yang teramat sedikit itu, mereka berhasil menciptakan gol melalui tendangan Alfie Mawson sebelum babak perdana usai.
Pertandingan berakhir dengan kemenangan 1-0 untuk Swansea.
Kekalahan kedua terjadi baru-baru ini. Bermain di Anfield demi lolos ke babak kelima Piala FA pada Minggu (27/1) kemarin, Liverpool jelas diunggulkan jika dibandingkan West Bromwich Albion.
Ini bukan hanya soal klasemen saja. The Baggies tak sekadar berada di peringkat ke-19 saat ini, tetapi jumlah gol mereka juga minim. Sejauh ini, mereka baru mencetak 19 gol dalam 24 laga di Premier League.
ADVERTISEMENT
Pencetak gol terbanyak mereka, Jay Rodriguez, juga baru mencetak delapan gol saja musim ini. Itupun dengan rata-rata 258 menit per gol.
Semua tampak nyata ketika Roberto Firmino berhasil mencetak gol perdana bagi Liverpool di menit-menit awal. The Reds tampak akan dengan mudah memenangi laga ini.
Namun, pada akhirnya West Brom bisa mencetak tiga gol dengan skema yang tak jauh beda dari apa yang dilakukan Swansea: serangan balik cepat. Sementara itu, Liverpool hanya bisa menambah satu gol menjadi dua gol berkat aksi Mohamed Salah di menit-menit akhir.
Pertandingan berakhir dengan kemenangan 3-2 untuk West Brom.
Klopp pada laga versus Swansea. (Foto: Matthew Childs/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Klopp pada laga versus Swansea. (Foto: Matthew Childs/Reuters)
Nah, pada Rabu (31/1) dini hari nanti, Liverpool akan kembali menghadapi tim papan bawah. Liverpool akan bertandang di John Smith’s Stadium untuk menghadapi Huddersfield Town, yang kini berada di peringkat ke-14. Klopp tentu saja tak ingin skenario memalukan yang telah mereka praktikkan di dua laga sebelumnya kembali terulang.
ADVERTISEMENT
“Dalam setiap kekalahan, kalau kamu belajar dari kekalahan itu, itu wajar. Namun, kalau kamu tidak belajar, itu semua tak masuk akal,” tegas Klopp kepada Liverpool Echo.
“Aku yakin kami akan belajar (dari kekalahan Liverpool). Akan tetapi, kami harus menunjukkannya segera karena kami bermain pada Selasa (Rabu dini hari WIB, red) bukannya dalam empat minggu lagi,” imbuhnya.
Pada laga melawan Swansea dan West Brom, ada dua hal yang menjadi pangkal kekalahan Liverpool. Pertama, kesalahan dalam bertahan. Kedua, kealpaan dalam melihat pergerakan pemain lawan.
Pada laga melawan Swansea, bek Virgil van Dijk gagal membuang bola dengan sempurna sehingga jatuh di kaki Mawson. Sementara pada laga versus West Brom, pemain bertahan Liverpool gagal melihat pergerakan Rodriguez dari lini kedua.
ADVERTISEMENT
“Sangat tidak bisa diterima kami kebobolan selayaknya kami kebobolan. Itu saja. Namun, (kebobolan itu) mempengaruhi seluruh performa kami,” pungkas Klopp.