Tentang Serangan Bobotoh ke Radovic: Mempertanyakan Pencabutan Hukuman

8 Maret 2019 21:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persib dan Bobotoh Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Persib dan Bobotoh Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Publik sepak bola Indonesia ingat betul belum lama ini sanksi buat Persib dihapus. PSSI tiba-tiba menerbitkan rilis soal surat keputusan (SK) hasil peninjauan implementasi keputusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI tahun 2018 pada Kamis (28/2/2019).
ADVERTISEMENT
Hasilnya, PSSI mengembalikan sebagian nilai denda kepada klub sebagai dukungan finansial dalam program edukasi suporter (fans management). SK lain terkait implementasi keputusan Komdis tidak dapat dijalankan karena kondisi terkini infrastruktur kompetisi.
Jenis keputusan Komdis yang dinilai tidak bisa dijalankan ialah larangan kepada individu untuk memasuki stadion dan penonton masuk/menonton pertandingan di dalam stadion tanpa menggunakan atribut --termasuk nyanyian, koreografi, dan semua hal yang terafiliasi dengan klub.
Artinya, semua hukuman tersebut dihapus. Seperti diketahui, Persib menerima sanksi berat tahun lalu. Mereka dihukum pertandingan kandang di luar Pulau Jawa tanpa penonton sampai akhir musim kompetisi 2018. Lalu, 'Maung Bandung' mesti menerima hukuman, di mana pertandingan kandang dan tandang digelar tanpa penonton sampai setengah musim kompetisi tahun 2019 dan laga lainnya.
ADVERTISEMENT
Sanksi juga dijatuhkan kepada panitia pelaksana (panpel) Persib di mana Komdis mengetuk palu agar mereka tak ikut serta dalam kepanitiaan pertandingan Persib selama dua tahun plus denda sebesar Rp 100 juta.
Baru saja sepekan sejak pencabutan hukuman itu, suporter 'Maung Bandung' kembali berulah. Pelatih Persib, Miljan Radovic, tak pernah melupakan kejadian pada Kamis (9/3/2019) usai Maung Bandung takluk dari Persebaya 2-3 di Piala Presiden 2019. Nakhoda berkebangsaan Montenegro itu mengalami insiden pemukulan oleh salah seorang bobotoh yang turun ke lapangan.
Yana Umar di Stadion Sidolig, Kota Bandung. Foto: Tio Ridwan/kumparan
Yana Umar—pentolan bobotoh—angkat bicara usai kejadian tersebut. Ia tak mempermasalahkan soal kritik bobotoh yang menginginkan Radovic mundur lewat seruan sepanjang laga. Namun, Yana tidak membenarkan jika cara mengkritik dengan kekerasan.
ADVERTISEMENT
Ya, terlepas dari itu memang kedatangan Radovic sudah menuai kritik dari bobotoh pada pekan pertama Januari lalu. Kritik itu hingga laga kedua Persib di Piala Presiden belum mampu diredam pelatih 43 tahun tersebut. Tak cuma kritik dalam bentuk nyata, tanda pagar “Radovic Out” pun mengudara di media sosial.
Tengok saja enam laga yang ia jalani begitu tiba di Bandung. Persib menuai satu kemenangan, tiga seri, dan dua kekalahan. Kekalahan teranyar terjadi di dua laga Piala Presiden --Persib takluk dari Tira-Persikabo (1-2) dan Persebaya (2-3).
Kritik keras kepada manajemen semacam itu memang lumrah bagi bobotoh. Toh, tak ada salahnya menginginkan klub kesayangan tampil lebih baik.
Hanya saja, bobotoh lupa ada komitmen yang harus dijalani. Mereka baru saja lepas dari sanksi Komdis pada pekan lalu. Selaiknya mereka kudu menjaga komitmen agar sanksi tak dijatuhkan lagi.
ADVERTISEMENT
Tak cuma bicara suporter, Persib sejatinya mesti melihat kinerja panpel. Kebocoran hingga ada suporter masuk ke lapangan tentu menjadi pekerjaan rumah panpel Persib.
Tak ada yang mau disalahkan dalam kasus ini tentunya. Bobotoh pun pasti berlindung di balik ide kritik mereka terhadap Radovic.
Jika menilik regulasi dalam Stadium Safety and Security FIFA, banyak hal yang perlu dicermati dan dipelajari oleh panpel maupun suporter. Panpel seharusnya harus paham betul bahwa tugasnya juga menangani pengamanan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Panpel juga harus melihat ada standar dalam penerapan perimeter keamanan.
“Jadi, dipikir dari aspek safety dan security, maka keluarlah prosedur. Komponen manajemen keamanan, terdiri dari akreditasi, manajemen keramaian di mana turunannya ada kontrol keramaian dan rencana keadaan darurat,” ujar Nugroho Setiawan, Kepala Departemen Infrastruktur, Keselamatan, dan Keamanan PSSI.
ADVERTISEMENT
Rekonstruksi pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum bobotoh terhadap seorang suporter Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/9). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Nugroho menjelaskan dalam manajemen keramaian itu mesti menentukan perimeter atau ring pengamanan. Ring pertama ialah area khusus, ring kedua merupakan area semipublik, dan ring ketiga adalah area publik. Ketiga perimeter itu punya perlakuan yang berbeda-beda.
Ring dua atau area semipublik merupakan wilayah di mana panpel dan pihak keamanan mengatur keramaian suporter ketika hendak masuk ke stadion atau ring pertama. Sementara perimeter ketiga merupakan area di luar stadion, dalam hal ini lebih mudanya ialah akses publik seperti jalan raya di mana sudah menerapkan hukum negara, bukan lagi hukum olahraga.
Dengan kata lain, pada perimeter ketiga pihak keamanan boleh bertindak sebagaimana hukum negara seperti penggunaan senjata dan kendaraan keamanan lain.
ADVERTISEMENT
“Akreditasi adalah salah satu cara mengamankan dan mengelola keamanan. Penonton jelas syarat masuknya ialah tiket dan panitia harus punya kartu identitas, begitu juga media. Semuanya sudah punya tempat masing-masing. Kalau ada orang di tempat yang tidak sesuai akreditasinya, maka itu melanggar,” kata Nugroho.
Area khusus atau perimeter pertama merupakan field of play (FoP) seperti terdapat dalam Stadium Safety and Security FIFA. Dalam area tersebut tentunya diberlakukan hukum olahraga. Penonton semestinya cuma ada di tribune khusus. Sementara media ada di tribune media.
Begitu pun dengan petugas atau panitia yang punya akses sesuai akreditasinya. Pihak broadcaster juga punya tempat sendiri yang hanya diakses mereka.
Pihak keamanan juga mesti paham kalau ring pertama steril dari senjata karena masuk hukum olahraga. Perlakuan yang berbeda dengan ring ketiga.
ADVERTISEMENT
Jika regulasi tersebut diterapkan, tentu tidak ada pemandangan di mana suporter menunggu pemain keluar dari ruang ganti menuju bus di area mixed zone. Area tersebut merupakan akses terbatas di mana media dan panitia saja yang bisa masuk.
Lalu, bila menilik kasus Persib di mana suporter masuk ke lapangan tentunya tidak dibenarkan dalam regulasi.
Sejatinya federasi bisa menilik fakta itu sebagai bahan pertimbangan pencabutan hukuman suporter Persib. Apa yang terjadi di laga Piala Presiden itu tentu bak menelan ludah sendiri. PSSI yang berharap ada komitmen dari bobotoh untuk tahu wilayahnya tampaknya tidak tercapai.
Belum lagi gelar suporter terbaik yang didapat bobotoh di Piala Presiden 2018. Serangan terhadap Radovic tentu punya kesan kalau penyematan gelar itu dipertanyakan.
ADVERTISEMENT