news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Terus Berlari ala Michy Batshuayi

12 Maret 2018 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batshuayi merayakan gol ke gawang Atalanta. (Foto: Reuters/Leon Kuegeler)
zoom-in-whitePerbesar
Batshuayi merayakan gol ke gawang Atalanta. (Foto: Reuters/Leon Kuegeler)
ADVERTISEMENT
Michy Batshuayi tak pernah ada di benak pendukung Borussia Dortmund. Tak heran, ketika nama pemain asal Belgia tersebut datang sebagai Pierre-Emerick Aubameyang, tak perasaan kecuali pesimistis.
ADVERTISEMENT
Batshuayi mengubah semua prediksi buruk soal dirinya hanya dalam waktu 90 menit. Dimainkan sebagai starter dalam laga menghadapi FC Koeln, 2 Februari silam, ia mencetak dua gol dan satu assist dalam kemenangan 3-2 Dortmund.
Ketajaman Batshuayi tak berhenti sampai di sana. Dalam sembilan penampilan berseragam Dortmund, eks pemain Olympique Marseille tersebut memberikan lima kemenangan dan membukukan tujuh gol.
Catatan yang dibukukan oleh Batshuayi sejauh ini pun membelalakkan mata. Banyak pihak yang tak percaya dengan catatan gol yang dibukukan oleh pemain 24 tahun tersebut. Termasuk Chelsea dan barisan pendukungnya.
Penampilan apik Batshuayi tak bisa dilepaskan dari pendekatan taktik Peter Stoeger. Untuk memahami pemain berpaspor Belgia tersebut, ia menggunakan persoalan dan kelebihan yang ditunjukkan selama tiga setengah musim berkostum Chelsea.
ADVERTISEMENT
Dari pelajaran tersebut, diketahui beberapa kelebihan Batshuayi. Di antaranya adalah kemampuan dribel, pencarian ruang di pertahanan lawan, hingga sebagai pemantul bola bagi rekan setim.
Dari ilmu itu pula, ia paham bahwa Batshuayi juga punya beberapa masalah. Selain tak cukup cepat untuk berduel dengan pemain belakang lawan, ia bukanlah penyerang dengan penyelesaian akhir yang klinis.
Beruntungnya, Batshuayi datang dalam momen yang tepat. Belum ada sepekan setelah Batshuayi bergabung Dortmund, penyerang sayap kiri reguler, Marco Reus, dinyatakan sembuh dari cedera.
Kedatangan dua pemain tersebut membuat Stoeger punya kesempatan untuk meracik tim reguler, termasuk lini depan. Keberadaan Reus dan Batshuayi membuatnya mengganti formasi utama Dortmund dari 4-3-3 ke 4-2-3-1.
Lewat formasi tersebut, Stoeger coba memanfaatkan Batshuayi dengan sebaik-baiknya. Segala kelebihan dan persoalan di atas lapangan, coba dimanfaatkan dan diantisipasi. Pilihan tersebut berakhir manis. Tiga laga perdana berkostum Dortmund, ia membukukan lima gol.
ADVERTISEMENT
Dalam laga debut, Batshuayi murni diturunkan sebagai target-man. Tugasnya hanya mengubah umpan dari rekan setim untuk menjadi gol. Pekerjaan tersebut ia lakukan dengan apik. Ia bahkan menciptakan dua gol dalam partai tersebut.
Debut sempurna Batshuayi tidak lantas membuatnya diberi peran yang sama. Dalam partai kedua berseragam Dortmund, ia diberi peran ganda: pencetak gol sekaligus perusak pertahanan lawan.
Keputusan Stoeger untuk melakukan perubahan tersebut memang membuat Dortmund menang 2-0 dan Batshuayi mencetak satu gol. Namun, dari laga tersebut, terlihat bagaimana ia tak nyaman bermain dengan peran ganda.
Sadar bahwa keputusannya salah, Steoger coba mengembalikan peran Batshuayi ke target-man. Keputusan ini lagi-lagi berakhir tepat setelah ia mampu mencetak dua gol ke gawang Atalanta di ajang Liga Europa.
ADVERTISEMENT
Atalanta menjadi kesebelasan terakhir yang melihat Batshuayi tampil apik di Februari. Taktik dan formasi Dortmund yang tak mengalami perubahan signifikan, membuat pergerakannya dimatikan oleh lawan.
Dalam lima laga di akhir Februari hingga awal Maret, Batshuayi tak bisa melakukan apa-apa. Ketajamannya di depan gawang lawan mendadak macet. Salah satu penyebab dari masalah tersebut adalah tugas mencetak gol yang ia emban seorang diri.
Kebiasaan Stoeger dalam melakukan eksperimen akhirnya sampai ke Batshuayi. Dalam laga terakhir, ia coba bereksperimen dengan mengubah susunan starter Dortmund, termasuk membangkucadangkan Batshuayi.
Bermain tanpa Batshuayi membuat lini depan Dortmund lebih cair. Masalahnya, tanpanya, percobaan mereka juga berakhir buruk. Dari sembilan percobaan yang dilakukan hingga sebelum menit ke-62, hanya ada satu yang mengenai sasaran.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi persoalan tersebut, dimasukanlah Batshuayi. Bermain 28 menit, ia hanya melepaskan tiga percobaan. Namun, dari tiga percobaan yang dilepaskan, dua di antaranya berakhir menjadi gol.
Dua gol dari 28 menit adalah sebuah catatan yang impresif. Dua gol dalam jumlah menit bermain yang tak banyak seakan memberi bukti bahwa Batshuayi sudah seharusnya dipilih untuk menjadi tumpuan Dortmund di lini depan.
Penampilan apik Batshuayi sejauh ini adalah bukti bahwa satu-satunya hal yang membuatnya tak bersinar di Chelsea adalah kesempatan bermain yang minim. Lima gol dalam sembilan laga adalah bukti bahwa semakin banyak kesempatan, maka semakin tajam pula ia.
Langkah Stoeger untuk terus memainkan Batshuayi sama sekali tidak keliru. Tugas Stoeger kini bukan mencari bentuk permainan terbaik Batshuayi, tapi mencarikan strategi alternatif yang bisa membuatnya terus mencetak gol.
ADVERTISEMENT