Thierry Henry dan Tahapan yang Sudah Dia Lalui untuk Jadi Manajer

18 Juli 2018 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Henry saat mendampingi Belgia pada suatu sesi latihan. (Foto: Damir Sagolj/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Henry saat mendampingi Belgia pada suatu sesi latihan. (Foto: Damir Sagolj/Reuters)
ADVERTISEMENT
Thierry Henry sudah mengeluarkan keputusannya. Setelah ajang Piala Dunia 2018, dia memutuskan keluar dari dunia pundit dan akan fokus mengejar cita-cita jadi manajer ternama.
ADVERTISEMENT
Menyoal kepastian ini (fokus di dunia manajerial), Henry sudah mengungkapkan lewat akun media sosial pribadinya. Dalam cuitan yang dia telurkan, dia berterima kasih kepada Sky atas kesempatan yang mereka berikan kepada Henry untuk menjadi seorang pundit.
"Selama 4 tahun ke belakang saya mendapatkan banyak pengalaman manajerial yang berharga. Pengalaman-pengalaman ini menjadikan saya semakin yakin untuk melanjutkan cita-cita saya menjadi seorang manajer sepak bola," cuit Henry dalam akun Twitter-nya.
"Maka, diringi dengan kesedihan, saya memutuskan untuk meninggalkan @SkySports sehingga saya punya lebih banyak waktu di atas lapangan dan berkonsentrasi untuk mewujudkan cita-cita saya tersebut," tambahnya.
Selama 3 tahun menghabiskan waktu bekerja di Sky sebagai pundit, Henry dianggap sebagai salah satu pundit yang baik. Ternyata, di luar pekerjaannya sebagai pundit, Henry diam-diam sudah melakoni langkah demi langkah untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang manajer sepak bola. Pada Maret 2016, dia sudah mengantongi lisensi A UEFA, sehingga memungkinkannya menjadi asisten pelatih Timnas Belgia.
ADVERTISEMENT
Semudah itukah Henry mendapatkan lisensi A UEFA? Atau sudah ada tahap-tahap yang dia lalui untuk mendapatkannya?
Tahapan Mendapatkan Lisensi Kepelatihan di Eropa
Di tingkat Asia, sebelum meraih lisensi tertinggi yaitu AFC Pro, ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh seseorang. Secara berturut-turut, lisensi D AFC, C AFC, B AFC, sampai A AFC harus didapatkan terlebih dahulu, sebelum akhirnya dapat mengantongi lisensi AFC Pro dan bisa menjadi instruktur pelatih di seantero Asia.
Namun, khusus untuk Liga 1, PSSI bersama PT. LIB mematok bahwa seseorang harus mengantongi lisensi A AFC agar dapat menangani klub yang berkompetisi di Liga 1. Untuk mendapatkan lisensi A AFC ini juga bukan perkara mudah, karena ada jenjang waktu, pengalaman melatih, serta dana yang harus dimiliki, minimal agar bisa ikut kursus lisensi A AFC.
ADVERTISEMENT
Hal sama juga berlaku untuk jenjang lisensi kepelatihan di Eropa. Sebelum seseorang mendapatkan lisensi UEFA Pro, yang memungkinkan seseorang memanajeri klub besar Eropa, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Dalam laman resmi PFA (Player Football Association), dijabarkan tahapan demi tahapan yang harus dilalui, baik itu orang awam maupun mantan pemain, agar bisa mendapatkan lisensi UEFA Pro.
Jika Anda orang awam, maka Anda bisa mulai dari level paling dasar, yaitu level 1. Di level ini, Anda akan belajar hal dasar kepelatihan. Anda juga akan dikenalkan pada Laws of the Game FIFA. Bagi orang awam, setidaknya ini menjadi perkenalannya kepada peraturan sepak bola yang rumit. Terkhusus mantan pemain profesional, tak perlu masuk dari level 1 karena mereka punya modal berupa pengalaman bermain.
ADVERTISEMENT
Setelah selesai di level 1, maka naik ke level 2, yaitu Certificate in Coaching Football, setara lisensi C AFC. Mantan pemain bola bisa langsung mulai dari tingkatan ini, sedangkan orang awam harus menyelesaikan level 1 dulu. Masuk Level 2, seseorang harus melalui masa pendidikan 6 bulan sampai 3 tahun, dengan fokus materi pelatihan dasar serta bagaimana caranya melatih para pemain junior.
Pelatih Timnas Belgia, Roberto Martinez. (Foto: Sergio Perez/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Belgia, Roberto Martinez. (Foto: Sergio Perez/Reuters)
Selesai level 2, maka Anda akan masuk ke level 3 atau B UEFA, setara lisensi B AFC. Masuk level 3, seseorang harus melalui masa pendidikan selama 2 sampai 18 bulan. Di level 3 ini, seseorang akan mendapat materi berupa fase-fase permainan dalam sepak bola, materi permainan 8 lawan 8, serta fungsi-fungsi setiap posisi dan peran dalam sepak bola. Henry sudah mendapatkan lisensi ini pada 2015.
ADVERTISEMENT
Setelah mengantongi lisensi B UEFA, maka seseorang dapat melatih tim amatir dan tim U-16. Jika ingin naik tingkat, maka dia harus masuk level 4 atau A UEFA. Di tingkat ini, seseorang akan mendapatkan pelatihan yang lebih mendalam tentang fase dalam permainan, serta mempelajari mini game 9 lawan 9 serta pertandingan 11 lawan 11. Dua tahun adalah masa pendidikan yang harus dihabiskan untuk dapat lisensi ini.
Puncaknya, jika memang memiliki dana, waktu, dan cita-cita melatih klub elit, maka seseorang harus langsung masuk ke level 5 untuk dapat lisensi UEFA Pro. Di sinilah materi pembekalan tentang bagaimana caranya menjadi manajer akan diberikan, dan seseorang harus menghabiskan waktu selama 12 bulan melahap materi manajerial yang diberikan. Jika sudah dapat lisensi ini, seseorang dapat menjadi manajer klub Eropa.
ADVERTISEMENT
Bagi Henry, dia tinggal butuh selangkah lagi untuk menjadi manajer tim elit. Setelah mengantongi lisensi A UEFA pada Maret 2016 silam, dia juga punya pengalaman berharga sekaligus CV mentereng yang baru saja dia torehkan bersama Timnas Belgia, yaitu meraih tempat ketiga Piala Dunia 2018.
Pengalaman Bersama Belgia
Sejak 2016, Henry mulai menjalani karier manajerial dengan menjadi asisten pelatih Belgia. Selama dua tahun bekerja sama dengan Roberto Martinez, ada semacam transaksi pengalaman yang terjadi antara Henry dan dirinya. Martinez mengakui bahwa dirinya tertolong sangat banyak oleh pengalaman Henry selaku pemain yang pernah menjadi juara Piala Dunia dan juara Piala Eropa.
"Perhatiannya kepada detail-detail, partisipasi yang dia berikan di atas lapangan kepada para pemain, pengalamannya sebagai salah satu penyerang kenamaan dunia. Keberadaan Thierry Henry dengan segala pengalamannya tersebut sangat penting bagi kami," ujar Martinez dalam video wawancaranya bersama ESPN FC.
ADVERTISEMENT
Thierry Henry saat mengarahkan skuat Belgia dari sisi lapangan. (Foto: Sergio Perez/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Thierry Henry saat mengarahkan skuat Belgia dari sisi lapangan. (Foto: Sergio Perez/Reuters)
Memang akhirnya justru Henry yang memberikan dampak di Timnas Belgia. Kehadirannya membantu Martinez, terutama menghadapi para pemain bintang yang bertaburan di Timnas Belgia. Bagi Henry sendiri terlibat dalam staf kepelatihan Belgia dalam ajang sekelas Piala Dunia memberikan sebuah pelajaran tersendiri.
Di Belgia, dia belajar menangani ego para pemain bintang sekaligus bagaimana caranya menyatukan talenta para bintang tersebut menjadi satu kesatuan unit. Hal ini akan menjadi bekal sangat berharga bagi dirinya, apalagi jika kelak Henry memutuskan untuk melatih tim-tim besar.
Setidaknya, jalan yang Henry tempuh ini sudah benar, karena dengan langsung turun menjadi pelatih, dia akan bergabung bersama dengan keresahan pemain. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga.
ADVERTISEMENT