Thomas Mueller dan Ruang yang Bisa Membawanya Melintasi Miroslav Klose

5 Juni 2018 22:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Thomas Mueller di Piala Dunia 2010. (Foto: JOHN MACDOUGALL / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Thomas Mueller di Piala Dunia 2010. (Foto: JOHN MACDOUGALL / AFP)
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Thomas Mueller saat mengukir hat-trick kala berhadapan dengan Portugal dan mencetak masing-masing satu gol ke gawang Amerika Serikat dan Argentina pada Piala Dunia 2014, menggenapkan torehan golnya menjadi 10.
ADVERTISEMENT
Jumlah tersebut setara dengan torehan Helmut Rahn, penyerang legendaris Jerman Barat. Dengan kata lain, ia hanya membutuhkan tujuh gol lagi untuk melampaui Miroslav Klose sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah turnamen.
"Thomas Mueller bisa menjadi pencetak rekor di Piala Dunia. Dia sudah memiliki 10 gol. Jika dia masih fit bermain, saya berasumsi dia masih bisa bermain di dua turnamen lagi," kata Klose kepada Bild dua tahun lalu.
Optimisme Klose bukannya tanpa dasar. Mueller saat ini masih berumur 28 tahun. Dengan usianya saat ini, ia masih mungkin untuk tampil hingga Piala Dunia 2026 mendatang. Selain itu, di antara 736 pemain yang terdaftar pada Piala Dunia kali ini, Mueller menjadi yang terdepan dalam kuantitas gol, dengan torehan 10.
ADVERTISEMENT
Ia unggul empat gol atas James Rodriguez di peringkat kedua dan punya catatan dua kali lipat lebih banyak atas raihan Lionel Messi dan Luis Suarez. Besar kans Mueller untuk menambah pundi-pundi golnya, sebab ia merupakan pilihan reguler Joachim Loew. Kemampuannya dalam memanfaatkan celah plus penyelesaian yang klinis jadi nilai jualnya.
"Thomas memiliki ketajaman untuk mencetak gol. Selain itu, dia juga diberikan kepercayaan untuk mengekesekusi tendangan penalti, sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada saya," ucap Klose.
Dalam struktur formasi 4-2-3-1 milik Loew, Mueller memang cuma diplot sebagai penyerang sayap, melengkapi duet Mesut Oezil dan Julian Draxler --di belakang penyerang tengah. Namun, berposisi sebagai lini kedua bukan berarti menghambat ambisi Mueller untuk mencetak gol. Justru sektor tersebut yang membuat Jerman menjadi spesial. Bukan rahasia lagi jika sistem permainan mereka amat cair di bawah arahan Loew.
ADVERTISEMENT
Buktinya, Mueller menjadi pencetak gol terbanyak Jerman di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 lewat 5 golnya, setara dengan torehan Sandro Wagner yang memang diplot sebagai penyerang tengah. Laga uji tanding melawan Spanyol akhir Maret lalu bisa dijadikan acuan teraktual.
Berbeda dengan Oezil dan Draxler yang cenderung begerak statis, Mueller diberikan kebebasan untuk berpatroli di sepertiga area pertahanan La Furia Roja. Uniknya, Mueller tak aktif-aktif amat dalam melepaskan tembakan. Hanya sebiji, akan tetapi sukses berbuah gol.
Berbicara tentang Mueller memaksa kita juga untuk menyinggung pemanfaatan ruang atau sering disebut dengan raumdeuter. Hampir semua orang setuju jika Mueller tak lebih kencang dari Timo Werner, tak lebih baik dibanding Leroy Sane dalam aksi dribel, serta tak memiliki akurasi tendangan seciamik Oezil. Tapi ia punya apa yang tidak dimiliki rekan-rekan setimnya: pemilihan momentum yang tepat.
ADVERTISEMENT
Yah, bisa dibilang Mueller punya mukjizat seperti Filippo Inzaghi. Kombinasi antara kemampuan membaca permainan dan memanfaatkan celah kosong adalah kombinasi yang mahal. Spesialisasi semacam ini yang membuat Jerman makin kaya akan varian serangan.
“Ini semua tentang waktu antara orang yang memainkan operan dan orang yang berlari ke zona yang tepat," ungkap Mueller.
Saat berhadapan dengan Inggris babak 16 besar Piala Dunia 2010 lalu, misalnya, Mueller yang berdiri tanpa kawalan bisa dengan mudahnya mengelabui David James. Yang lebih ajaib, alumnus akademi Bayern Muenchen itu selalu muncul di saat yang tepat untuk mengonversi bola rebound.
Uruguay juga pernah merasakannya di Piala Dunia 2010 lalu. Demikian juga dengan Portugal dan Amerika Serikat empat tahun kemudian. Ini cukup jadi bukti jika ketepatan pengambilan posisinya bukanlah sebuah kebetulan.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, pemanfaatan ruang tak melalu perihal metode untuk menmaksimalkan gol dengan skema umpan di area kotak penalti lawan, akan tetapi juga mengonversi tendangan jarak jauh juga --seperti yang diterapkan Mueller untuk menjebol gawang David De Gea saat berhadapan dengan Spanyol pada perjumpaan termutakhir.
Dengan pakem cair Loew yang kian matang serta komposisi pemain Jerman yang memiliki kompetensi tinggi, sukar untuk mengingkari jika ramalan Klose tak akan menjadi kenyataan bahawa Mueller akan memecahkan rekornya. Dan bukan tak mungkin, pencetak gol terbanyak Piala Dunia lagi-lagi akan berasal dari Jerman.