Tiga Poin Pemerintah Sikapi Kerusuhan Aremania di Kanjuruhan

16 April 2018 15:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerusuhan antara Arema vs Persib (Foto: Instagram/@adebayuindra)
zoom-in-whitePerbesar
Kerusuhan antara Arema vs Persib (Foto: Instagram/@adebayuindra)
ADVERTISEMENT
Pertandingan pekan keempat Go-jek Liga 1 antara Arema FC vs Persib Bandung, Minggu (15/4/2018) di Stadion Kanjuruhan, Malang, berakhir ricuh. Pasalnya, suporter tuan rumah, Aremania, merangsek masuk ke lapangan saat pertandingan memasuki injury time.
ADVERTISEMENT
Tak hanya memaksa masuk ke lapangan, puluhan Aremania juga melempari pemain dan pelatih Persib, hingga petugas keamanan karena kecewa dengan hasil imbang 2-2 yang terpatri di papan skor. Tentunya, kecaman keras diberikan kepada Arema sekaligus berharap akan langkah tegas Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI).
Terkait hal itu, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendukung keputusan sanksi yang akan diberikan Momdis PSSI kepada Arema selaku tuan rumah. Kepada kumparan (kumparan.com), Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto, mengaku ada tiga poin penting yang bisa disikapi dari kericuhan tersebut.
"Pertama, saya khawatir ini menjadi hal buruk. Jadi, secara tegas kami minta PSSI khususnya Komdis untuk ambil tindakan tegas. Kalau tidak, nanti bisa terulang di tempat lain," ucap Gatot saat ditemui di Lantai 3 Gedung Kemenpora, Senin (16/4).
ADVERTISEMENT
"Kedua, kami juga meminta (sikap) pihak aparat, ini tergantung ketangguhan aparat. Belajar pada saat Piala Presiden, aparat bekerja maksimal, tapi ada beberapa sektor yang kaget dan tidak menghalau. Aparat jangan takut dicibir. Jangan beri ampun karena aparat bekerja prosedural," lanjutnya.
Ketiga, lanjut Gatot, seharusnya pihak klub dalam hal ini Arema, merujuk pada regulasi di setiap pertandingan. Sebagai tuan rumah, Arema harus menjamin keamanan dan kenyamanan sehingga tamu merasa terlindungi.
"(Mario) Gomez (pelatih Persib) terluka. Ujung-ujungnya, kalau ada ketidakpuasan terhadap Indonesia dan FIFA bertindak, PSSI sendiri yang repot. Kemenpora akan ingatkan PSSI melalui media dan Komdis," ucap Gatot.
Kendati demikian, Kemenpora tidak akan ikut campur terhadap sanksi tegas yang dipilih bagi Arema. Gatot hanya mengingatkan sanksi tak boleh menimbulkan polemik di publik.
ADVERTISEMENT
"Artinya, tegas itu sesuatu yang lepas dari suka tidak suka. Poinnya memang kunci ada di klub tuan rumah, aparat, dan terakhir perilaku suporter. Saya melihat dari beberapa pertandingan terakhir di Gelora Bung Karno, nyatanya penonton bisa bertindak baik," ujarnya.
"Kalau mendenda uang sudah, melarang suporter sudah, mengurangi poin sudah, sekarang tinggal tiga hal itu diperkeras. Misal saat ini yang kurang adalah sanksi kepada kelompok suporter itu sendiri," pungkas Gatot.