Tiga Rupa Debut Hudson-Odoi sebagai Starter Timnas Inggris

26 Maret 2019 9:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Hudson-Odoi di laga melawan Montenegro. Foto: Reuters/Carl Recine
Anak muda 18 tahun itu memasuki Podgorica City Stadium, Montenegro. Ini kali pertama ia menjadi starter untuk Timnas Inggris. Ia tidak berlaga di kandang sendiri, tapi menginjakkan kakinya ke pelataran lawan.
ADVERTISEMENT
Sebelum laga ia berkata, tidak ada yang perlu ditakutkan. Seusai pertandingan ia mengakui gugup minta ampun semalam-malaman. Callum Hudson-Odoi nama si anak muda itu.
Inggris menutup pertandingan Grup A Kualifikasi Piala Eropa 2020 dengan kemenangan telak 5-1 atas Timnas Montenegro. Torehan mayor pada Selasa (26/3/2019) mengantarkan Inggris menjadi pemuncak sementara Grup A berbekal enam poin.
Masing-masing gol Michael Keane, Harry Kane, dan Raheem Sterling serta dwigol Ross Barkley menjadi penyebab mengapa 'The Three Lions' bisa mengaum lagi.
Bila kepala Hudson-Odoi dibedah bertahun-tahun setelahnya, ingatan tentang laga ini akan tinggal tetap di dalam benaknya. Setiap kali ia bercerita tentangnya, masa yang tak akan mungkin kembali itu akan hadir ibarat guntingan-guntingan slide film.
ADVERTISEMENT
Setiap detailnya akan tergambar jelas, menghadirkan kembali tiga pelajaran penting yang dipegangnya erat-erat selama kaki masih menginjak rumput lapangan bola.
Karena eror setitik, rusak clean-sheet sebelanga
Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Oke, hampir sebelanga karena Inggris tetap menuntaskan pertandingan dengan poin penuh.
Hudson-Odoi mungkin tak pernah mendengar pepatah itu. Tapi, apa yang terjadi pada laga tadi meyakinkannya bahwa kesalahan sedikit bisa saja berimbas pada kekacauan besar.
Timnas Inggris di laga melawan Montenegro Foto: EUTERS/Stevo Vasiljevic
Montenegro membuka laga dengan meyakinkan. Gol pembuka berhasil mereka cetak walau pertandingan baru berusia 17 menit. Prosesnya bermula dari umpan lambung yang berusaha diputus Keane dengan sundulan.
Alih-alih jatuh ke kaki kawan, bola justru berpihak ke kaki lawan. Vesovic menyambar bola itu. Menyaksikannya menguasai dan menggiring bola adalah kesenangan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Kepungan pemain Inggris ibarat sampah saat bola ditimang-timang dengan kedua kakinya. Di sinilah andil eror Hudson-Odoi terlihat. Hudson-Odoi dan Keane sebenarnya berusaha menghalangi laju Vesovic.
Sayangnya, walaupun bola itu ada di jangkauan kakinya, Hudson-Odoi tidak merebut bola tersebut. Keane yang menjadi tandemnya pada fragmen itu pun melakukan hal serupa.
Alhasil, Vesovic mampu melewati keduanya seolah tanpa kesulitan. Begitu pula dengan adangan yang coba dilepaskan oleh Harry Maguire.
Beberapa detik setelahnya, Vesovic berseluncur di sudut lapangan, merayakan gol dengan meriah bersama kawan-kawannya.
Marko Vesovic merayakan gol ke gawang Inggris. Foto: Reuters/Carl Recine
"Saya pikir, reaksi saya terlalu lambat saat berusaha menghentikan bola tadi sehingga mereka bisa mencetak gol. Saya melakukan kesalahan, tapi tetap harus bereaksi positif apa pun yang terjadi. Tetap bertanding dan percaya diri apa pun yang kau kerjakan," ujar Hudson-Odoi soal kemasukan gol Vesomic, dikutip dari laman resmi UEFA.
ADVERTISEMENT
Itulah rupa pertama yang muncul pada debut Hudson-Odoi sebagai starter Timnas Inggris: kesalahan. Rupa itu juga bertutur bahwa tak peduli semenjanjikan apa pun seorang pemain, ia pasti akan melakukan kesalahan.
Kepastian ini bukannya lampu hijau untuk cuek-cuek saja saat melakukan kesalahan, tapi lebih kepada bagaimana mengantisipasi kesalahan, bagaimana mengover kawan saat ia melakukan kesalahan.
Tim bisa comeback, pemain pun sanggup comeback
Hanya karena kau melakukan eror--bahkan sampai gawangmu kebobolan--bukan berarti kau tak bisa jadi pahlawan. Kane membuktikannya. Kesalahannya pada menit-menit awal yang berujung pada gol Vesovic dibayar lunas dengan gol penyama kedudukan pada menit 38.
Proses gol Michael Keane di laga Montenegro vs Inggris. Foto: Reuters/Carl Recine
Tendangan bebas Ross Barkley yang mengarah ke kotak penalti disambutnya dengan sundulan mengarah gawang. Inggris bangkit dari ketertinggalannya, Kane menerima elu-elu karena membawa kedudukan imbang.
ADVERTISEMENT
Kabar baiknya, Hudson-Odoi tidak hanya melihat, tapi mengalami. Namanya memang tak ada di daftar pencetak gol malam itu. Tapi, tanpa assist-nya, bukannya tak mungkin Barkley gagal mengantarkan Timnas Inggris pada keunggulan pertama.
Jika awalnya Hudson-Odoi yang dilewati oleh Vesovic, kali ini dialah yang mampu meliuk-liuk menghindari penjagaan dua pemain lawan. Begitu sampai di sepertiga area pertahanan lawan, ia melesakkan tembakan kencang yang disambar oleh Barkley yang ada di mulut gawang.
Hudson-Odoi dan Ross Barkley di laga Montenegro vs Inggris. Foto: Andrej ISAKOVIC / AFP
Setelah gol itu, Inggris berpesta. Merayakan gol demi gol hingga akhirnya bersorak untuk kemenangan telak di kandang lawan.
"Saya tidak perlu berkoar-koar, penampilannyalah yang berbicara tentangnya. Apa yang ia tunjukkan kepada kami sangat hebat, ia harus tetap maju, melanjutkan apa yang sudah dikerjakannya. Ini menjadi tapal batas baginya untuk melangkah maju," seperti itu komentar Southgate tentang penampilan Hudson-Odoi.
ADVERTISEMENT
Lawan ada di lapangan, musuh ada di mana saja
Raheem Sterling berlaga di depan suporter Montenegro. Foto: Reuters/Carl Recine
"Saya pikir diskriminasi bisa terjadi di mana saja. Padahal, kami selalu diberi tahu bahwa semua orang setara, bahwa pertandingan harus adil (fairplay), dan kami harus menikmati pertandingan. Tapi, pada waktu yang sama kami juga mendengar suara-suara itu, yang diteriakkan suporter."
"Tindakan itu tidak benar, tidak dapat diterima. Saya harap ini dapat ditindaklanjuti dengan benar karena setiap kali saya dan Rosey--sapaan akrab Danny Rose--berlari di depan tribune suporter mereka, kami mendengar nyanyian monyet."
"Kepala kami harus tetap tegak walaupun mendengar nyanyian seperti itu. Saya harap, Rosey baik-baik saja. Kami akan berdiskusi tentang apa yang terjadi sepanjang laga, tapi saya tahu Rosey punya mental yang tangguh dan saya yakin dia bisa melewatinya."
ADVERTISEMENT
Tiga paragraf di atas adalah kesaksian Hudson-Odoi tentang apa yang terjadi pada laga melawan Montenegro. Kepada beInSports ia bercerita tentang ejekan rasial yang ia dan Rose terima saat laga.
Hudson-Odoi di laga melawan Montenegro. Foto: Reuters/Carl Recine
Tindakan rasial memang bukan hal baru di jagat sepak bola, tapi bukan berarti itu hal yang layak buat diterima, apalagi dibenarkan. Sterling tahu benar rasanya mendapat tindakan rasial, Rose pun demikian.
Bahkan perjalanan Rose di Piala Dunia 2018 mesti dilakoninya sambil bertahan dan bangkit dari tindakan rasial yang diterimanya, perlakuan yang membuatnya melarang keluarganya untuk menyaksikan ia berlaga di Rusia secara langsung.
"Saat Danny Rose dikartu kuning di pengujung laga, saya mendengar dengan jelas nyanyian rasial dari suporter yang ada di belakang saya. Tindakan itu benar-benar tidak dapat diterima," jelas Southgate kepada Sky Sports.
ADVERTISEMENT
"Hal terpenting adalah pemain-pemain kami sadar bahwa kami mendukung mereka 100 persen. Kami akan memastikan kami akan melaporkan tindakan ini kepada federasi. Kami ada untuk para pemain dan apa saja yang mereka butuhkan sebagai bentuk dukungan untuk mereka akan kami lakukan," tegas Southgate.
Raheem Sterling di laga melawan Montenegro. Foto: REUTERS/Stevo Vasiljevic
Bahkan dalam laporannya, wartawan Sky Sports, Rob Dorsett, menjelaskan bahwa para fotografer yang ngepos di tribune utara mendengar dengan jelas nyanyian rasial itu dilantunkan di sepanjang babak kedua.
Lebih lanjut, Dorsett melaporkan semarah apa Rose akan kejadian ini sampai menolak untuk bicara di depan media. Jersinya bahkan dibiarkan tergeletak dengan kusut begitu saja di ruang ganti dan ia menolak ajakan beberapa pemain Montenegro untuk bertukar jersi. Intinya, Rose begitu kecewa dengan perlakuan suporter Montenegro.
ADVERTISEMENT
Ya, begitulah. Debut Hudson-Odoi sebagai starter Timnas Inggris mengganjarnya dengan pelajaran lain. Bahwa yang mesti dilawan Hudson-Odoi di setiap laga bukan hanya tim seteru dan diri sendiri, tapi juga tindakan tercela yang bisa lahir dalam wujud apa pun--termasuk nyanyian-nyanyian rasial dari tribune penonton.