Tiket 8 Besar Liga Europa, Susah Payah Napoli Hadapi Comeback Salzburg

15 Maret 2019 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Napoli merayakan gol Milik ke gawang Salzburg. Foto: REUTERS/Leonhard Foeger
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Napoli merayakan gol Milik ke gawang Salzburg. Foto: REUTERS/Leonhard Foeger
ADVERTISEMENT
Napoli masih sanggup merebut tempat di jagat sepak bola Eropa. Tersingkir dari Liga Champions 2018/19, mereka menjejak ke perempat final Liga Europa 2018/19.
ADVERTISEMENT
Entah apa yang ada di benak masing-masing orang yang ada di kubu 'Partenopei'. Barangkali mereka bertanding sambil bergumul dengan pikiran sendiri, suara-suara tanpa pemilik yang entah bagaimana caranya bercokol dan menyerukan bahwa Liga Europa bukan kompetisi papan atas, bahwa Liga Europa adalah sarangnya pada pecundang.
Tapi sehebat-hebatnya manusia adalah mereka yang tak cuma bisa mengalahkan lawan, tapi juga diri sendiri. Carlo Ancelotti yang malang-melintang di atas lapangan bola tak kurang dari 46 tahun itu menggenjot anak-anak asuhnya untuk bertanding layaknya kesatria.
Pelatih Napoli, Carlo Ancelotti. Foto: REUTERS/Leonhard Foeger
Sialnya, tiket perempat final itu direngkuh dengan catatan muram, kekalahan 1-3 dari Red Bull Salzburg pada leg kedua. Entah beruntung, entah memang harus seperti itu, Napoli menutup leg pertama dengan kemenangan telak 3-0. Maka, selamatlah Napoli dari keterpurukan untuk sementara di pentas Eropa berbekal kemenangan agregat 4-3.
ADVERTISEMENT
"Mari kita menatap perempat final yang saya percaya akan berjalan keras bagi kami. Tim ini memiliki pendekatan yang benar, tapi tetap kesulitan saat diperhadapkan dengan comeback lawan. Saya pikir, kemenangan 3-0 pada leg pertama membuat langkah kami lebih leluasa," jelas Ancelotti, dilansir Football Italia.
Napoli tidak memasuki laga dengan sempurna. Lorenzo Insigne yang acap menjadi penyerang andalan terpaksa menepi akibat cedera saat sesi pemanasan.
Maka, formasi 4-2-2 andalan Don Carlo itu dilengkapi oleh Dries Mertens dan Arkadiusz Milik. Pemilik nama terakhirlah yang mencetak gol pembuka sekaligus tunggal Napoli di laga ini, tepat saat duel genap berjalan 14 menit.
Namun setelahnya Salzburg menggila, menghujam sang wakil Italia dengan gelontoran gol. Tak cuma itu, si wakil Austria menampilkan agresivitas yang merepotkan pemain-pemain Napoli. Buktinya, ada 21 upaya tembakan yang mereka lepaskan di sepanjang laga, berbanding dengan delapan percobaan milik Napoli.
ADVERTISEMENT
Milik yang menjadi aktor utama serangan Napoli menjadi bulan-bulanan. Tak tanggung-tanggung, ia tercatat sebagai pemain yang paling banyak kehilangan bola di sepanjang laga. Sepuluh kali, jumlah ini menjadi yang paling tinggi bila dibandingkan dengan pemain mana pun, baik di kubu Salzburg maupun Napoli.
Berhadapan dengan permainan agresif Salzburg, mau tak mau seluruh pemain Napoli mesti terlibat dalam pertahanan. Menilik catatan statistik, hanya Alex Meret, sang penjaga gawang, yang tidak melakukan percobaan tekel.
Kabar baiknya, Allan Marques yang berperan sebagai gelandang bertahan mampu menjalankan tugasnya walau sempat sempoyongan menghadapi tekanan lawan. Tujuh dari delapan upaya tekelnya yang berujung sukses itu benar-benar menjadi bala bantuan yang perkasa bagi duet bek tengah, Vlad Chiriches-Sebastiano Luperto.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, catatan itu pun diawali dengan fragmen muram. Allan melakukan blunder yang membuat pemain Salzburg mampu merebut bola dari kakinya sehingga berbuah gol penyama kedudukan pada menit 25.
"Insigne tiba-tiba cedera saat pemanasan. Sebenarnya ia punya kemungkinan bermain, tapi kami tak mau mengambil risiko kepalang besar. Yang terpenting sekarang, Napoli berhasil lolos ke perempat final. Saya tetap gembira atas kelolosan ini walaupun di sepanjang laga, saya melihat pertahanan kami seperti ada dalam kondisi darurat," jelas Ancelotti.
Ya, begitulah. Pentas sepak bola level Eropa tidak menjadi sosok yang ramah bagi Napoli. Tersingkir di kompetisi seprestisius Liga Champions, mereka harus mendapatkan kekalahan telak dulu sebelum berlaga di perempat final Liga Europa.
ADVERTISEMENT
Tapi, apa boleh buat karena sepak bola bukan olahraga yang murah hati. Siapa yang mengambil keputusan untuk hidup di dalamnya mesti tahan uji dihajar kekalahan dan keunggulan lawan.
Hanya, Liga Europa juga tak cuma soal keterpurukan melulu. Kalaupun Napoli sempat goyah di babak 16 besar, setidaknya mereka menutup babak ini dengan kepala tegak dan pintu perempat final yang dibukakan.
Entah apa yang ada di balik pintu itu. Mungkin lawan yang tak kalah gila, mungkin kekalahan memalukan, atau mungkin juga podium tertinggi tempat Napoli merayakan gelar juara.