Timnas Argentina Tak Perlu Ditangisi

22 Juni 2018 8:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesedihan pemain Argentina. (Foto: REUTERS / Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Kesedihan pemain Argentina. (Foto: REUTERS / Matthew Childs)
ADVERTISEMENT
Kekesalan tampak di wajah Lionel Messi malam itu. Tanpa banyak bicara, seusai laga dia langsung bergerak menuju terowongan stadion, setelah sadar bahwa timnya baru saja dikalahkan Kroasia dengan skor telak. Tapi, pada dasarnya, Argentina memang tak perlu ditangisi.
ADVERTISEMENT
Timnas Argentina harus menelan pil pahit. Bersua Timnas Kroasia dalam matchday kedua di Stadion Nizhny Novgorod, Jumat (22/6/2018) dini hari WIB, mereka kalah telak dengan skor 0-3 lewat gol-gol yang dicetak Ante Rebic, Luka Modric, dan Ivan Rakitic. Dengan hasil sekali seri dan sekali kalah, langkah Argentina di Piala Dunia 2018 ini semakin berat.
Di laga melawan Kroasia ini, tampak Argentina memang tenggelam oleh permainan efektif Kroasia. Mereka memang menguasai bola lebih banyak, dengan persentase penguasaan bola sebanyak 58% berbanding 42% milik Kroasia. Yang membedakan adalah, Argentina kurang apik dalam memanfaatkan peluang.
Kroasia, dari 14 tembakan yang mereka lepaskan, berhasil mengarahkan 5 di antaranya ke gawang. Dari sana, 3 di antaranya berbuah gol. Sementara, dari 10 tembakan yang dilesakkan Argentina, haanya 3 saja yang mengarah ke gawang, tanpa satu gol pun tercipta.
ADVERTISEMENT
Meski masih belum pasti, bayang-bayang ketidaklolosan Argentina ke fase gugur menjadi semakin kentara akibat kekalahan ini. Jika Islandia kelak memenangi laga melawan Nigeria, maka akan semakin jelas bayang-bayang ketidaklolosan Argentina. Mereka bakal gagal mengulang prestasi apik di 2014 silam saat menjadi runner-up.
Namun, pada dasarnya, memang Argentina tidak layak lolos dari fase grup Piala Dunia 2018. Bahkan, sebenarnya mereka juga seharusnya (mungkin) tidak lolos ke putaran final Piala Dunia 2018.
***
Argentina, seperti halnya tim-tim lain selain tuan rumah, terlebih dahulu melalui fase kualifikasi sebelum bisa berlaga di putaran final Piala Dunia 2018. Argentina tergabung di zona Amerika Selatan (CONMEBOL), bersama dengan tim-tim seperti Brasil, Cile, Peru, Paraguay, dan Uruguay.
ADVERTISEMENT
Perjalanan mereka di fase kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan terbilang sangat berliku. Di empat matchday awal, mereka hanya sekali menorehkan kemenangan. Sisanya, mereka imbang dua kali dan kalah sekali melawan Ekuador.
Langkah Argentina di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 semakin berat. Walau sanggup menang atas Chile, Bolivia, dan Uruguay di tiga laga selanjutnya, pada matchday 8, hasil imbang lawan Venezuela memulai runtutan hasil buruk yang diterima Argentina. Mereka bahkan sempat dikalahkan berturut-turut oleh Paraguay dan Brasil.
Di sisa laga yang ada, Argentina berjuang. Perlahan-lahan, jalan menuju putaran final terbuka dan menjadi semakin jelas ketika mereka mengalahkan Ekuador via trigol Lionel Messi di matchday terakhir kualifikasi. Argentina lolos ke putaran final.
ADVERTISEMENT
Timnas Argentina tanpa Lionel Messi. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Argentina tanpa Lionel Messi. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Tapi, masalah tidak selesai sampai situ. Dalam beberapa laga uji tanding, Argentina tak kunjung menemukan performa terbaik. Bahkan, mereka sempat dihajar Spanyol dengan skor telak 1-6 dalam laga uji tanding. Pertahanan mereka kala itu diacak-acak dengan mudahnya oleh para penggawa Spanyol.
Hasil buruk Argentina ini mencapai titik kulminasinya pada ajang Piala Dunia 2018. Berawal dari ketidakmampuan meraih kemenangan atas Islandia, Kroasia menjadi pembunuh Argentina di ajang Piala Dunia 2018 ini. Kekalahan dari Kroasia ini juga tak lepas dari beberapa kesalahan yang dilakukan Argentina sendiri.
Pertama, mereka mengubah susunan formasi secara mendadak. Ketika di laga pertama menghadapi Islandia mereka menggunakan formasi 4-2-3-1, dengan Messi berada di belakang Sergio Aguero. Di laga melawan Kroasia, Jorge Sampaoli, pelatih Timnas Argentina, secara mendadak mengganti formasi menjadi 3-4-3. Hal ini menimbulkan kebingungan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Kedua, tidak diturunkannya pemain-pemain kunci. Di laga melawan Islandia, nama-nama seperti Marcos Rojo, Lucas Biglia, maupun Angel Di Maria masih mengisi jajaran skuat inti Argentina. Ada juga nama Ever Banega serta Gonzalo Higuain yang masuk kemudian.
Namun, di laga melawan Kroasia, nama-nama di atas sama sekali tidak masuk skuat inti Argentina. Justru nama-nama 'asing' seperti Marcos Acuna, Gabriel Mercado, serta Enzo Perez masuk di skuat Argentina. Hal ini berpengaruh terhadap mental dan permainan Argentina dalam menghadapi permainan apik, rapat, dan terorganisir Kroasia.
Ketiga, tidak dimaksimalkannya potensi Messi. Di laga pertama, Messi masih bisa beraksi dengan bebas karena dia dipasang di belakang Sergio Aguero. Di laga melawan Kroasia ini, Messi justru dipasang sebagai winger. Hal ini mematikan potensi dari Messi itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Messi merana. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Messi merana. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
Maka, tak heran Messi jarang menebar ancaman ke gawang dalam laga melawan Kroasia. Ruang gerak yang terbatas, ditambah Messi yang acap beradu dengan wing-back (Eduardo Salvio) yang aktif menyerang, membuatnya sulit berkontribusi dalam penyerangan Argentina.
Hal-hal inilah yang berakumulasi, dan berujung kepada satu hal pasti: menipisnya peluang Argentina lolos ke fase gugur.
***
Memang peluang Argentina lolos ke fase gugur menipis dengan kekalahan ini. Tapi, bukan berarti peluang Argentina sudah tertutup. Jika kelak Islandia dan Nigeria bermain imbang, peluang Argentina masih terbuka. Syaratnya, di laga terakhir nanti mereka harus menang dengan skor besar atas Nigeria agar dapat lolos.
Tapi, melihat kemampuan Argentina sekarang, hal itu tampaknya sulit dilakukan. Mental yang jatuh, serta tekanan tinggi yang seolah membebani pundak para pemain Argentina, menjadi sebab kenapa mereka akan sulit meraih kemenangan atas Nigeria nanti. Jika sampai kelak Islandia memenangi laga melawan Nigeria, maka bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Argentina di ajang Piala Dunia 2018 ini.
ADVERTISEMENT
Dan kalau Argentina sampai tidak lolos ke fase grup, maka pendukung Argentina tak usah menangis berlebihan. Sebab, Argentina memang seharusnya tidak lolos ke putaran final Piala Dunia 2018.