news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Timnas Indonesia: Keok di Dunia Nyata, Berjaya di Dunia Virtual

4 Agustus 2018 12:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suporter Indonesia di Stadion Patriot Candrabaga (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Indonesia di Stadion Patriot Candrabaga (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dahaga tampaknya masih amat lekat menyelimuti kerongkongan para pecinta sepak bola Tanah Air. Keringnya prestasi Timnas Indonesia menjadi salah satu pemicunya. Kabinet trofi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) pun tampaknya terlalu banyak ruang lowongnya.
ADVERTISEMENT
Wajar saja, karena toh di tingkat senior, Timnas Indonesia terakhir kali meraih juara pada SEA Games 1991 di Filipina. Puluhan tahun berlalu, trofi baru hadir ke pangkuang Bumi Pertiwi lewat pencapaian Timnas U-19 di ajang Piala AFF 2013.
Bicara prestasi, ‘Garuda’ memang tak ubahnya seperti terkerangkeng di sarang besi. Sulit untuk keluar. Dan, menjadi runner-up dalam lima perhelatan Piala AFF juga sudah cukup menjadi indikator bahwa ada yang salah dengan sepak bola Indonesia.
Ya, rasanya terlalu rumit untuk membenahi sepak bola nasional. Menemukan solusi patennya pun bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Sulitnya bukan main.
Namun, jarang dulu putus asa, karena tak selamanya Timnas Indonesia terlihat inferior di hadapan lawannya. Setidaknya, di dunia virtual, tim ‘Merah-Putih’ mampu berbicara lantang.
ADVERTISEMENT
Buktinya, Timnas Indonesia mengukuhkan diri menjadi jawara Piala AFF 2018 versi eSports. Turnamen tersebut dimainkan pada game FIFA 18 di console PlayStation 4.
Piala AFF 2018 merupakan turnamen perdana kelas Asia Tenggara yang diikuti empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. Turnamen yang berlangsung pada Maret lalu itu menggunakan sistem gugur dengan masing-masing laga dimainkan dua leg.
Di partai semifinal, Indonesia menang dengan skor agregat tipis 4-3. Sementara, Brunei berhasil mengandaskan Malaysia dengan agregat 3-2. Alhasil, Indonesia menantang Brunei di partai final.
Masih menggunakan sistem dua leg, Indonesia akhirnya menyabet gelar juara. Di partai pertama, Indonesia menang dengan skor 2-0 dan dilanjutkan dengan kemenangan pada leg kedua dengan skor 3-1, sehingga agregat menjadi 5-1.
ADVERTISEMENT
“Saya pengin banget ngeliat Timnas Indonesia juara, tapi sampai sekarang belum dapat kesempatan. Saya pikir kalau memang di real (sepak bola sesungguhnya), Timnas susah juara, kenapa enggak dibuat di online,” ujar CEO Indonesia Virtual Pro League (IVPL) sekaligus kapten Timnas Indonesia, Rizki Darmawan, ketika berbincang dengan kumparanBOLA.
“Dari situ, ide berkembang. Kami bikin liga, bikin timnas. Sampai akhirnya Indonesia untuk Pro Club tergabung di komunitas ASEAN dan Asia. Dan, itu pertama kali Indonesia juara di Piala AFF versi eSports pertama. Itu jadi prestasi yang membanggakan buat komunitas. Karena bisa menggabungkan pemain-pemain dari klub untuk main di timnas,” lanjutnya.
IVPL ialah sebuah turnamen eSports yang mempertandingkan Pro Clubs, salah satu menu permainan online dalam FIFA 18. Hal yang membedakan Pro Clubs dengan menu permainan lainnya adalah jumlah orang yang memainkannya.
ADVERTISEMENT
Jika biasanya satu tim dimainkan hanya satu orang, Pro Clubs bisa dimainkan sampai 11 orang —dengan satu orang menggerakkan satu player. Oleh karena itu, tak hanya adu strategi, chemistry juga menjadi hal yang sangat menentukan. Singkatnya, seperti bermain dalam tim sungguhan karena harus menyatukan 11 orang ke dalam satu permainan.
IVPL telah memasuki tahun ketujuh pada tahun ini. Saat ini, terdapat 32 tim yang bertarung di tiga level kompetisi: Liga 1, 2, dan 3. Dan, para pemain Timnas Indonesia yang menjuarai Piala AFF 2018 merupakan player terbaik dari klub-klub di IVPL.
Tak hanya dalam level timnas, IVPL juga mengirimkan wakilnya ke Liga Champions Asia. Setiap tahunnya, terdapat tiga tim yang mewakili Indonesia untuk bertemu tim-tim terbaik dari Asia.
ADVERTISEMENT
Menarik, bukan?
Ya, persis seperti kompetisi sungguhan. Klub-klub Indonesia bertarung untuk menjadi yang terbaik di dalam negeri, kemudian mereka berkesempatan mewakili bangsa ke tingkat lebih tinggi (Asia).
Setidaknya, ada sesuatu yang dibanggakan dari sepak bola Indonesia. Karena, toh eSports juga sudah diakui sebagai cabang olahraga saat ini, yang akan segera menggelar ekshibisinya di Asian Games 2018.
“Kalau dari segi olahraga riil mungkin kita masih ketinggalan sama China dan negara lain. Tapi, saya lihat eSports ini bisa jadi ajang unjuk gigi atlet-atlet Indonesia. Ini kesempatan yang tepat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsanya,” kata Rizki.
====
Ikuti berita seputar dunia gaming menarik lainnya dalam topik Geliat eSports.