Timnas Indonesia vs Myanmar: Menguji Keandalan Skema Baru McMenemy

25 Maret 2019 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andik Vermansah (26) melepaskan umpan saat Timnas Indonesia bersua Hong Kong. Foto: Hafidz Mubarak/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Andik Vermansah (26) melepaskan umpan saat Timnas Indonesia bersua Hong Kong. Foto: Hafidz Mubarak/Antara
ADVERTISEMENT
Myanmar menghadirkan benang merah untuk era kepelatihan Luis Milla dan Simon McMenemey di Timnas Indonesia. Kedua juru taktik sama-sama melakoni pertandingan debutnya dengan menghadapi tim beralias The Asian Lions tersebut.
ADVERTISEMENT
Milla sendiri harus menelan pil pahit lewat kekalahan 1-3 dalam pertandingan di Stadion Pakansari, Maret 2017 lalu. Dalam laga yang digelar di Mandalar Thiri Stadium, Senin (25/3/2019) sore WIB, apakah McMenemy akan bernasib serupa?
Memang terlalu cepat menyimpulkan demikian. Namun, tak ada salahnya agar menurunkan ekspektasi. Karena perlu diingat bahwa pertandingan ini sekadar uji coba.
Prioritas utama McMenemy pasti bukan memburu kemenangan, melainkan menemukan komposisi dan skema yang pas guna melakoni Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada Juni 2019 nanti.
Terlebih lagi, pemain-pemain yang tergabung di dalam skuat saat ini, jarang mentas bersama. Ambil contoh lini belakang. Hansamu Yama serta Yanto Basna terakhir kali bertemu di Timnas Indonesia pada Piala AFF 2016 lalu. Itu pun keduanya tak pernah berduet di jantung pertahanan 'Garuda' sepanjang turnamen.
ADVERTISEMENT
Pesepak bola Indonesia, Hansamu Yama Pranata (23) menghadang bola pemain Thailand, Teerasil Dangda (10), pada final putaran kedua AFF Suzuki Cup 2016 di Rajamangala National Stadium, Bangkok, Thailand, Sabtu (17/12). Foto: Aditia Noviansyah
Begitu pula sektor depan. Nama-nama yang dipanggil tergolong senior, seperti Greg Nwokolo (33), M. Rachmat (30), serta Ilija Spasojevic (31). Namun, jam terbang mereka di pentas interasional tergolong minim karena caps masing-masing tak sampai 10.
Lantas, kalau bukan ambisi kemenangan, apa yang bisa dilihat pada pertandingan nanti?
Skema Baru
Sistem 4-3-3 menjadi identitas Timnas Indonesia dalam dua tahun era kepelatihan Luis Milla. 'Garuda' biasa memeragakan distribusi dari kaki ke kaki di lini tengah, sebelum melebar ke sisi sayap di sepertiga terakhir lapangan.
Konsep serupa sangat mungkin kembali diusung oleh McMenemy. Karena penguasaan bola serta permainan ofensif memang menjadi filosofinya. Namun, pria Skotlandia ini bukanlah pelatih yang terpaku dengan satu formasi saja seperti halnya Milla.
ADVERTISEMENT
Terbukti ketika menangani Bhayangkara FC, McMenemy mengusung sejumlah sistem dari mulai 4-3-3, 4-3-1-2, 4-4-2, sampai 3-5-2. Berlanjut di pemusatan latihan Timnas Indonesia, dia sempat menerapkan dua sistem, 4-3-3 serta 3-4-3, dalam uji tanding menghadapi Perth Glory.
Formasi terakhir terasa kurang familiar bagi pemain. Pasalnya, jarang sekali tim Liga 1 bermain dengan 3-4-3. Pun demikian Timnas Indonesia berbagai kelompok umur.
So, laga kontra Myanmar bisa menjadi fase lanjutan McMenemy untuk mematangkan permainan 3-4-3. Kebetulan, komposisi sektor belakang mendukung pola tiga bek sejajar.
Pelatih timnas senior Indonesia Simon McMenemy (tengah) menyampaikan arahan kepada para pesepak bola timnas senior Indonesia dalam sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (8/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Ya, McMenemy memiliki Manahati Lestusen, Ricky Fajrin, serta Yanto Basna. Ketiganya sama-sama fasih berperan sebagai bek tengah dan full-back kanan. Jadi, dua dari tiga nama tersebut bisa mengapit Hansamu Yama sebagai bek tengah.
ADVERTISEMENT
Pun demikian menilik materi lini tengah. Artur Bonai serta Novri Setiawan bermodalkan atribut defensif mumpuni. Opsi pas untuk mengisi sisi sayap dalam barisan empat gelandang sejajar.
Ada Manahati Lestusen dan Ricky Fajrin yang sama-sama fasih berperan sebagai full-back dan bek tengah. Keduanya bisa mengapit Hansamu Yama
(Masih) Mengandalkan Kecepatan Winger
Fleksibilitas McMenemy tak cuma menyoal formasi, tetapi juga rute serangan. Dia mampu menerapkan permainan dari tengah atau sayap dengan sama baiknya. Bisa dilihat bagaimana peran vital Paulo Sergio sebagai 'nomor 10' di Bhayangkara asuhan McMenemy.
Namun, Timnas Indonesia tak memiliki banyak opsi seperti Sergio. Paling hanya Stefano Lilipaly yang sempat beroperasi tepat di belakang Alberto Goncalves alias Beto di Timnas U-23 pada Asian Games 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Dengan opsi trequartista yang terbatas, McMenemy kemungkinan besar kembali mengandalkan permainan sayap dalam menciptakan peluang. Pilihannya cukup banyak, dari Febri Hariyadi, Greg Nwokolo, Riko Simanjuntak, Andik Vermansah, sampai M. Rahmat yang mencetak trigol ke gawang Perth Glory.
Khusus Greg dan Rahmat patut dicoba untuk pertandingan ini. Selain karena sudah lama sekali tak membela Timnas Indonesia, keduanya juga telah menunjukkan kepantasannya via performa apik di level klub dalam dua musim terakhir.
Pemain timnas Indonesia Ilija Spasojevic Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Yang penting adalah bagaimana meramu permainan sayap untuk memanjakan Ilija Spasojevic. Karena inilah yang tak didapatkan striker naturalisasi itu pada era Milla sehingga tampil tumpul. Sebaliknya, McMenemy memiliki rapor bagus dalam menangani Spasojevic, terbukti lewat 13 gol dalam 16 laga Liga 1 2017.
ADVERTISEMENT
Mewaspadai Darah Muda Myanmar
Jika McMenemy memberikan kepada pemain-pemain senior untuk uji tanding kali ini, maka Myanmar justru sebaliknya. Pelatih interim Myo Min Tun memproyeksikan pertandingan menghadapi Indonesia untuk menguji para pemain muda.
Alhasil, tak ada nama Suan Lam Mang (24) atau Kyaw Ko Ko (26) di sektor depan Myanmar. Sebagai gantinya, Myo Min Tun memanggil Aung Tun yang baru berusia 22 tahun. Dia juga cuma menyertakan satu pemain dengan umur lebih dari 25 tahun untuk kategori non-kiper.
Meski turun dengan darah muda, Myanmar tetap patut diwaspadai. Lihat saja bagaimana kiprah Aung Tun. Penyerang yang mengantarkan Myanmar lolos ke putaran final Piala Dunia U-20 2015 ini sudah merangkum 9 gol di level senior.
ADVERTISEMENT
Aung Tun sendiri tergolong penyerang yang sulit dikawal. Dia terbiasa menggiring bola dari sayap, sebelum melakukan cutting inside dan melepaskan tembakan. Pojok atas gawang menjadi target favoritnya.
Gaya itulah yang bisa menjadi materi latihan Hansamu Yama dan kolega. Karena dengan sistem high defensive line yang kemungkinan kembali diterapkan McMenemy, penyerang cepat macam Aung Tun berpotensi menjadi momok.