Timnas Swedia Gelar Aksi Bela Jimmy Durmaz untuk Lawan Rasialisme

25 Juni 2018 7:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas Swedia, Jimmy Durmaz. (Foto: AFP/Jonathan Nackstrand)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas Swedia, Jimmy Durmaz. (Foto: AFP/Jonathan Nackstrand)
ADVERTISEMENT
Seperti halnya Setan disebut sebagai musuh yang nyata bagi manusia, rasialisme masih jadi musuh yang nyata bagi sepak bola. Menyusul kekalahan dari Jerman pada matchday kedua Grup F Piala Dunia 2018, pemain Tim Nasional (Timnas) Swedia, Jimmy Durmaz, menjadi korban pelecehan rasial dari orang-orang yang semestinya menjadi suporternya sendiri.
ADVERTISEMENT
Durmaz memang punya dosa pada laga melawan Jerman tersebut. Masuk sebagai menggantikan Viktor Claesson pada menit ke-74, Durmaz justru jadi biang kekalahan setelah pelanggarannya di injury time babak kedua berujung tendangan bebas yang sukses dikonversi Toni Kroos menjadi gol. Pelanggaran itulah yang membuat Durmaz dihujat dan diserang dengan hinaan rasial di dunia maya.
Durmaz sendiri awalnya memilih untuk tidak ambil pusing dengan hinaan rasial yang dia terima. Kepada pewarta, dia sempat berkata, "Aku sama sekali tidak terganggu. Aku sangat bangga bisa mewakili negaraku."
Namun, pembelaan terus berdatangan. Striker John Guidetti, misalnya, menyebut bahwa aksi Durmaz sepanjang laga sangat layak diapresiasi.
"Dia terus berlari dan tak pernah berhenti bertarung. Dia cuma tidak beruntung (dengan pelanggaran yang dia lakukan). Menyerangnya dengan penuh kebencian karena itu adalah sesuatu yang tolol," kata Guidetti seperti dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
Aksi bela Durmaz tidak berhenti sampai di situ. Sehari setelah kekalahan dari Jerman, seluruh kontingen Timnas Swedia bersatu untuk mengeluarkan pernyataan sikap. Pada sesi latihan yang dihelat Minggu (24/6/2018), Durmaz diminta untuk maju mendampingi pelatih Janne Andersson. Di situ, pemain yang memperkuat Toulouse di level klub itu membacakan sebuah pernyataan yang cukup panjang.
"Aku ingin menyampaikan beberapa patah kata terkait hal-hal yang terjadi pada pertandingan kemarin. Aku adalah pesepak bola yang bermain di level tertinggi, sehingga aku harus menerima kritikan atas apa yang kulakukan di lapangan. Itu adalah bagian dari pekerjaan dan aku selalu siap menerimanya. Namun, itu semua ada batasnya," buka Durmaz.
"Ketika seseorang mengancamku, ketika mereka memanggilku hitam, Arab terkutuk, teroris, Taliban... maka batas itu sudah mereka lewati. Dan yang lebih buruk lagi, mereka menyerang keluargaku, anak-anakkku, dan mengancam mereka. Keparat mana yang tega melakukan hal seperti itu?"
ADVERTISEMENT
"Aku adalah orang Swedia dan aku bangga memperkuat Timnas negaraku. Ini adalah hal terbesar yang bisa dicapai seorang pesepak bola. Aku tidak akan membiarkan orang-orang rasis itu menghancurkan rasa banggaku. Kita semua harus melawan rasialisme."
"Di saat yang bersamaan, aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah mendukung dan menunjukkan rasa cinta kepadaku. Itu sangat berarti bagiku. Tolong, terus beri dukungan kepada Swedia. Kami membutuhkan kalian!" tutup pria 29 tahun tersebut.
Setelah selesai membacakan pernyataan tadi, Durmaz berbalik badan menghadap rekan-rekannya. Sejurus kemudian, para penggawa Blågult secara kompak berkata, "Fuck racism!"
Durmaz memang bukan orang asli Swedia. Meskipun lahir di Oerebro, Swedia, Durmaz yang dulunya bernama Jimmy Touma ini merupakan keturunan orang Asiria. Ayahnya dulu beremigrasi dari Midyat, sebuah daerah di Turki bagian tenggara, dan tak seperti yang disangka para pembencinya, Durmaz bukan seorang muslim, melainkan penganut Kristen Orthodoks Siria.
ADVERTISEMENT