Timnas U-16: Pergantian Jitu Pemain yang Runtuhkan Tembok Malaysia

10 Agustus 2018 13:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol pemain Timnas U-16. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol pemain Timnas U-16. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Timnas Indonesia U-16 mampu menjejakkan kaki di partai final Piala AFF U-16. Kepastian itu didapat setelah skuat 'Garuda Asia' menumbangkan Malaysia U-16 dengan skor tipis 1-0 dalam laga yang berlangsung di Stadion Gelora Putra Delta, Sidoarjo, Kamis (9/8/2018).
ADVERTISEMENT
Amiruddin Bagus Kahfi lagi-lagi menjadi protagonis kemenangan Indonesia. Lewat sepakan penaltinya pada menit ke-72, Bagus kini membawa Timnas U-16 menyamai pencapaian di edisi serupa pada 2013 silam.
Pada laga kali ini, pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini, memiliki modal bagus. Masih mengusung pakem 4-3-3 yang menjadi ciri khasnya, legenda PKT Bontang ini juga dapat menurunkan seluruh pemain pilarnya setelah diistirahatkan pada laga pamungkas fase grup melawan Kamboja beberapa waktu lalu.
Nama-nama macam David Maulana, Briliyan Aldama, dan Andre Oktaviansyah kembali turun gelanggang mengawal lini tengah dari menit awal. Sayap lincah M. Supriyadi dan Fajar Fathur yang memiliki kecepatan, ditugasi untuk mengapit pergerakan liar Bagus.
Merujuk statistik Labbola, Timnas U-16 memang unggul dibandingkan Malaysia dalam beberapa aspek. Salah satunya, menyoal percobaan ke gawang. Tercatat, dari 12 upaya tembakan, empat di antaranya mampu mengarah tepat ke gawang Malaysia kawalan Abdul Alim Al Amri.
ADVERTISEMENT
Sementara, Malaysia tampaknya lebih bermain menunggu. Mereka menerapkan pressing rendah di lini pertahanan sendiri. Bahkan, tim 'Harimau Muda' tak segan menumpuk hingga delapan pemain di dalam kotak penalti.
Serangan pun dilakukan hanya sesekali. Meninggalkan seorang striker di depan untuk menanti bola-bola kejut. Melihat skema itu, tak heran bila Malaysia tak mampu melepaskan satu pun percobaan ke gawang dari lima kali upayanya.
Aliran Bola Tersendat
Menghadapi Malaysia yang bermain bertahan, upaya untuk mencetak gol cepat yang biasa diusung Timnas U-16 seperti membentur batu karang. Tercatat, sepanjang 20 menit babak pertama, Malaysia yang menumpuk hampir seluruh pemain di sepertiga lapangan akhir membuat David Maulana dan Andre Oktaviansyah sulit mengalirkan bola ke lini depan. Alhasil, Bagus Khafi yang diplot sebagai ujung tombak jarang menerima suplai bola.
ADVERTISEMENT
Mandek di lini tengah, pilihan lain dicoba melalui empat pemain sayap: M. Supriyadi yang ditopang Yudha Pratama di sisi kiri dan Bagas Kaffa dan Fajar Fathur di sisi kanan. Akan tetapi, lagi-lagi, Malaysia paham cara meredam agresivitas empat pemain ini. Mereka menempatkan tiga pemain sekaligus untuk mematikan pergerakan saya-sayap lincah nan cepat dari Timnas U-16.
Usaha-usaha Malaysia itu berjalan dengan mulus. Untuk mengakalinya, maka bola kerap dilambungkan dari lini belakang ke depan. Hal itu bertujuan sebagai jalan pintas dari rapatnya lini pertahanan lawan.
Upaya lain ialah dengan melakukan sepakan dari luar kotak penalti. Tercatat, tiga dari lima percobaan di babak pertama dilakukan lewat sepakan jarak jauh melalui Yudha, David, dan Andre. Sayang, belum ada yang mengarah ke gawang.
ADVERTISEMENT
Timnas U-16 sejatinya memiliki senjata lain yakni bola mati. Akan tetapi, Malaysia tampaknya sudah benar-benar siap mengantisipasinya. Misalnya pada situasi sepak pojok, Malaysia menumpuk hingga 10 pemain di dalam kotak penalti.
Hal lain yang terlihat ialah Abdul Halim, sang kiper, sudah mampu membaca arah bola-bola mati Timnas U-16. Ia selalu keluar dari kotak kecil untuk menangkap atau meninju bola. Padahal, situasi set piece menjadi senjata mematikan manakala Timnas U-16 menggilas Filipina 8-0 pada laga perdana di fase grup.
Pemain Pengganti Jadi Kunci
Terlihat kesulitan membongkar pertahanan lawan pada 40 menit pertama, Fakhri membuat keputusan dengan memasukkan Sutan Zico untuk menggantikan Fajar Fatur begitu memasuki babak kedua.
Bagus yang awalnya bermain sebagai ujung tombak digeser ke posisi kanan menggantikan Fajar. Skema perputaran posisi ini juga pernah dilakukan Fakhir ketika menghadapi Kamboja--dan hasilnya cukup efektif ketika itu.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, serangan Timnas U-16 tak serta-merta berhasil. Pasalnya, Malaysia tetap memarkirkan busnya di depan gawang. Hampir tak ada perubahan dari pola permainan mereka di babak pertama.
Melihat itu, Fakhri kembali melakukan pergantian pemain. Kali ini, Andre ditarik keluar untuk digantikan Hamsa Lestaluhu. Masuknya pemain asal Tulehu itu memberikan variasi serangan di lini tengah. Umpan-umpannya terlihat lebih mengigit.
Timnas U-16 di AFF U-16 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-16 di AFF U-16 2018. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Benar saja, sepuluh menit jelang berakhirnya laga, Hamsa memberikan perannya dengan melepaskan umpan terobosan ke kotak penalti lawan. Supriadi yang mengejar bola, kemudian harus dijatuhkan kiper lawan sehingga wasit menunjuk titik putih bagi Indonesia.
Selepas gol, Malaysia berupaya meninggalkan pakem sepak bola negatif. Mereka mulai keluar menyerang. Akan tetapi, waktu yang menyisakan sekitar delapan menit, tampaknya terlalu sempit bagi Malaysia untuk menyamakan kedudukan.
ADVERTISEMENT
Timnas U-16 pun melaju ke final dengan menyapu bersih seluruh laga. Enam kali bermain, enam kali menang. Tanpa seri, apalagi kalah.
Kini, skuat Timnas U-16 hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk merengkuh trofi Piala AFF U-16 pertama kali dalam sejarah. Akan tetapi, tugas mereka dipercaya akan lebih berat karena Thailand U-16 sudah menanti pada laga yang berlangsung di Stadion Gelora Delta, Sabtu (11/8) besok.