Timnas U-16 vs Australia: Ayo, Ukir Sejarah!

1 Oktober 2018 7:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Indonesia U-16 di Piala Asia U-16 2018. (Foto: Adam Aidil/AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia U-16 di Piala Asia U-16 2018. (Foto: Adam Aidil/AFC)
ADVERTISEMENT
Selama 270 menit, Timnas Indonesia U-16 mampu membuktikan kualitasnya usai mampu melewati adangan lawan-lawan tangguh pada fase grup Piala Asia U-16. Kini, tinggal 90 menit bagi skuat ‘Garuda Asia’ guna mewujudkan mimpinya lolos ke Piala Dunia untuk pertama kali dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
Ya, sebuah mimpi yang sejatinya juga dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia. Di tengah kondisi persepak bolaan Tanah Air yang tak menentu, keberhasilan Timnas U-16 menembus Piala Dunia U-17 di Peru tahun depan, tak ubahnya seperti sebuah oase di padang pasir.
Mampukah?
Timnas U-16 telah menjalani tiga laga berat di fase grup. Hasilnya, mereka berhasil mengandaskan salah satu favorit juara Iran U-16 dengan skor 2-0 serta imbang atas Vietnam U-16 (1-1) dan India U-16 (0-0). Indonesia yang menempati pot 4 undian, yang artinya bukan unggulan turnamen, bahkan bisa lolos ke babak selanjutnya sebagai pemuncak klasemen.
Kini, Timnas U-16 sudah ditunggu Australia U-16 dalam laga perempat final yang berlangsung di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (1/10/2018). Sepak mula akan dimulai pukul 16:30 waktu setempat atau pukul 15:30 WIB.
ADVERTISEMENT
Harus diakui, menghadapi Australia bukanlah perkara mudah. Apalagi, Timnas U-16 pernah dibayangi kekalahan telak 3-7 saat berlaga di fase grup Piala AFF U-15 pada tahun lalu. Australia, seperti senior-seniornya, memiliki keunggulan pada postur tubuh pemain yang tinggi menjulang.
Keunggulan itu diyakini akan dimanfaatkan mereka guna membongkar pertahanan Timnas U-16. Caranya, dengan banyak mengirimkan bola-bola crossing menusuk ke jantung pertahanan Indonesia.
Timnas Indonesia U-16 saat berlaga di Piala Asia U-16 2018. (Foto: Dok. AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia U-16 saat berlaga di Piala Asia U-16 2018. (Foto: Dok. AFC)
Bek Timnas U-16, Komang Teguh Trisnanda, paham betul akan ancaman yang dihadapinya dari bola-bola atas Australia pada laga nanti. Karena itu, ia menekankan pentingnya komunikasi antar pemain guna mematahkan serangan lawan.
Maksudnya, umpan-umpan silang Australia sejatinya bisa dicegah sejak awal. Dua bek sayap, Amiruddin Bagas Arrizqi dan Yudha Febrian akan menjadi faktor penting. Karena, di kaki keduanya crossing lawan bisa cepat dihentikan.
ADVERTISEMENT
Bagas dan Yudha harus mampu menjaga konsentrasi dan disiplin selama 90 menit. Jika habis membantu serangan, harus cepat kembali turun. Menjaga daerah sehingga tak ada lubang yang ditinggalkan.
Dalam sesi latihan kemarin, pelatih Timnas U-16 Fakhri Husaini tampaknya sudah paham betul gaya main Australia tersebut. Melalui simulasi pertandingan dengan setengah lapangan, ia menekankan para pemain untuk menjaga kedalaman di sisi sayap. Tak hanya Bagas dan Yudha, M. Supriadi dan Amiruddin Bagus Alfikri yang beroperasi di sisi sayap juga diperintahkan untuk turut membantu.
Jika bola berhasil direbut, maka skema selanjutnya adalah dengan menghajar lawan melalui serangan balik kilat. Aktifnya dua bek sayap Australia dalam membantu serangan diyakini bakal meninggalkan cela di lini belakang mereka. Hal itulah yang akan dimanfaatkan oleh penggawa Timnas U-16 untuk menciptakan peluang.
ADVERTISEMENT
“(Gaya main) Australia tidak berubah seperti mereka main di Piala AFF tahun lalu, dengan bek sayap mereka yang aktif menyerang. Kalau kami bisa manfaatkan daerah yang ditinggalkan, itu akan jadi keuntungan besar bagi kami,” ujar Fakhri.
Cela yang dimiliki Australia sejatinya terlihat manakala mereka menalan kekalahan 0-3 dari Korea Selatan di partai perdana penyisihan grup lalu. Korsel mampu mengeksploitasi cela tersebut dengan banyak mengirimkan bola-bola daerah. Pemain yang menerima bola lantas mengajak bek-bek besar Australia beradu lari.
Skema itu pula yang akan diterapkan oleh Timnas U-16. Apalagi, modal sudah ada dalam diri Supriadi dan Bagus. Asal mampu tampil tenang, keduanya dipercaya bakal mampu menebar ancaman bagi lini belakang lawan.
ADVERTISEMENT
Pelatih India U-16, Bibiano Fernandes, bahkan mengakui kecepatan dua sayap Indonesia itu, terutama Supriadi. Ia menilai Supriadi memiliki kecepatan luar biasa sehingga para pemainnya sulit untuk mengejarnya. Faktor inilah yang harus benar-benar dimanfaatkan penggawa Timnas U-16 untuk meruntuhkan tembok kokoh Australia.
Tak kalah penting ialah bermain tenang ketika dalam tekanan. Saling menutup pergerakan lawan. Tak kalah penting yakni dengan bermain sabar dalam membangun serangan.
Memindahkan bola dari kaki ke kaki, dari satu sisi ke sisi lainnya. Karena, cepat-cepat mengangkat bola ke depan akan sia-sia, hanya membuat bola kembali ke kaki lawan.
Pemain Timnas U-16, Supriadi. (Foto: ADAM AIDIL/AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas U-16, Supriadi. (Foto: ADAM AIDIL/AFC)
Melihat peluang, pada turnamen kategori usia seperti ini, sejatinya perbedaan kualitas antara satu tim dengan tim lain tak begitu jauh. Kemampuan olah bola mungkin beda-beda tipis, tetapi ada satu yang bisa menjadi pembeda hasil akhir yakni faktor mental.
ADVERTISEMENT
Hal itu pula yang menjadi perhatian Fakhri jelang laga, bagaimana cara mengontrol mental para pemain sehingga tak memiliki kepercayaan diri berlebihan tetapi juga jauh dari rasa takut.
Berbicara mental, jangan lupa juga bahwa penggawa Timnas U-16 bakal mendapat suntikan moral tambahan dengan kehadiran puluhan ribu suporter setianya. Dalam tiga laga, kehadiran suporter terbukti mampu membakar semangat juang David Maulana dan kolega.
Karena itu, jika mampu menjalankan skema main yang diperintahkan Fakhri, maka peluang Timnas U-16 untuk meraih kemenangan--dengan skor tipis--tampaknya cukup realistis untuk diusung dalam laga nanti.