Timnas U-16 vs Malaysia: Ayo, Gempur!

9 Agustus 2018 14:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sutan Zico berupaya melewati pemain Timor Leste. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Sutan Zico berupaya melewati pemain Timor Leste. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16 bakal bersua Malaysia pada babak semifinal Piala AFF U-16 2018. Bagi kedua tim, pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (9/8/2018) pukul 19:00 WIB, itu tak cuma laga hidup-mati, tetapi juga menyoal gengsi yang dipertaruhkan di atas lapangan.
ADVERTISEMENT
Timnas U-16, yang sepanjang fase grup tampil memesona, harus dapat menegaskan eksistensi mereka sebagai tim unggulan. Skuat 'Garuda Asia' adalah kesebelasan dengan produktivitas gol tertinggi di Piala AFF U-16 edisi ini. Pasukan Fakhri Husaini itu punya rasio 4,2 gol per laga.
Dari tim-tim yang menjalani lima partai di penyisihan grup, Timnas U-16 menjadi yang paling sedikit perihal jumlah kebobolan, yakni 3 kali. Jika disandingkan dengan semua kontestan, Timnas U-16 ada di posisi kedua. Sebab, Thailand yang berada di Grup B cuma kemasukkan 2 kali. Mesti digarisbawahi bila Thailand memainkan 4 laga di fase grup --satu laga lebih sedikit dibanding Timnas U-16.
Kendati begitu, Timnas U-16 tetap harus mewaspadai Malaysia. Mengacu aspek historis, sang lawan tentu lebih difavoritkan untuk memenangi laga.
ADVERTISEMENT
Sejak 2002, kedua tim tercatat sudah lima kali bertemu. Hasilnya, 'Harimau Malaya' menang dua kali. Sisanya, dua imbang dan satu kalah. Selain itu, sudah ada trofi Piala AFF U-16 dalam lemari piala Malaysia.
Data dan fakta tersebut akan menjadi aset berharga bagi kedua tim sebelum laga dimulai, tetapi itu tak bisa menjadi patokan. Oleh karenanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Timnas U-16 agar bisa melaju ke babak final.
Hati-hati Tekanan Tinggi Malaysia
Malaysia kerap meyengat di awal laga. Mereka tak membiarkan lawan nyaman menguasai bola. Mereka bakal langsung mengejar pemain yang memegang bola dan menutup area umpannya. Hal tersebut dilakukan untuk memberi efek kejut dan membikin panik barisan bertahan sang seteru.
ADVERTISEMENT
Laos, lawan Malaysia di laga pamungkas fase grup, menjadi korbannya. Dalam laga itu, Laos lebih diunggulkan untuk memenangi pertandingan. Akan tetapi, tekanan tinggi Malaysia di awal laga membuat Laos kesulitan mengembangkan permainan dan mengalirkan bola.
Efek dari tekanan tinggi Malaysia juga dapat dilihat dari kesalahan-kesalahan pemain belakang Laos dalam mengambil keputusan. Sebagai buktinya, satu-satunya gol yang bersarang ke gawang Laos merupakan gol bunuh diri pemain belakangnya di menit ke-4. Itu terjadi karena pemain Laos gagap dan panik saat Malaysia menerapkan tekanan tinggi.
Namun, sehebat-hebatnya Malaysia dalam menekan, mereka punya cela. Kerap kali, ketika menekan, pertahanan Malaysia begitu renggang karena dua bek sayap mereka ikut masuk ke area permainan lawan. Jarak lini belakang dan tengah pun berjauhan, sehingga ada ruang kosong di sepertiga pertahanan sendiri.
ADVERTISEMENT
Pemain Indonesia, M. Supriadi, berupaya melewati pemain Myanmar (Foto: Antara/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Indonesia, M. Supriadi, berupaya melewati pemain Myanmar (Foto: Antara/Zabur Karuru)
Lubang dan ruang itulah yang mesti diekspos oleh Timnas U-16. Sebuah saran logis bila Timnas U-16 memangkas jarak antar lini dan memainkan bola dari kaki ke kaki dengan cepat.
Ketika sudah memasuki area permainan Malaysia, Timnas U-16 dapat mengarahkan bola ke sisi sayap. Kecepatan dan kelicinan pemain macam M. Supriadi dan Fajar Fathur harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Di samping itu, David Maulana cs. harus punya kepercayaan diri yang tinggi saat menguasai bola: Tak boleh panik dan tergesa-gesa ketika mengambil keputusan. Sebab, dua hal itu yang bakal menjadi pangkal Timnas U-16 untuk mengatasi tekanan tinggi Malaysia.
Menguji Ketajaman Timnas U-16
Performa menawan Timnas U-16 di babak penyisihan grup tak lepas dari formasi 4-3-3 yang dipilih Fakhri. Melalui skema dasar itu, pelatih berusia 53 tahun itu bisa mengekspos potensi dan memaksimalkan kemampuan skuatnya.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan tim-tim lain yang menerapkan formasi tersebut, Fakhri mengutus pemain sayap sebagai sumber serangan. Kelicinan pemain seperti Supriadi, Fajar, dan Amanar Abdillah benar-benar diandalkan untuk menyisir tepi lapangan.
Keputusan Fakhri memberikan hal tampil ofensif kepada bek sayap menjadi faktor penting kekuatan serangan Timnas U-16. Keputusan tersebut diambil lantaran Timnas U-16 memang memiliki bek-bek sayap yang cakap melancarkan serangan. Sebut saja Yudha Febrian dan Bagus Kaffa.
Selain pandai memutus serangan lawan, kedua pemain itu piawai menyodorkan umpan silang dan menggiring bola sampai ke dalam kotak penalti. Mereka juga acap kali melakukan kombinasi dengan gelandang sayap, sehingga opsi untuk mengakhiri serangan begitu banyak.
Daya dobrak Timnas U-16 pun semakin besar dan tusukan-tusukan mereka semakin tajam. Rasio 4,2 gol per laga jadi buktinya. Namun, yang jadi persoalan, Malaysia merupakan tim yang punya pertahanan kokoh dan rapat. Mereka merupakan tim yang menggunakan banyak pemain untuk menutup ruang di pertahanan sendiri.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, Malaysia menaruh 10 pemain di sepertiga akhir untuk memutus serangan lawan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menutup semua celah dan meminimalkan ruang bagi tembakan jarak jauh. Nah, di sinilah ujian yang sesungguhnya bagi lini depan Timnas U-16.
Akan tetapi, merujuk laga-laga sebelumnya, Timnas U-16 jarang kesulitan mencetak gol ke gawang tim yang menerapkan ultra-defensif. Sebabnya, itu tadi, Timnas U-16 punya setumpuk opsi dalam mengakhiri serangan.
Selebrasi gol Bagus Kahfi. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Bagus Kahfi. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
***
Seperti ditulis di awal, ada kehormatan yang diperebutkan kedua tim ketika bertemu di lapangan hijau. Hal itu pula yang membuat laga selalu berjalan sengit dan keras. Jika dapat keluar sebagai pemenang, pemain akan bangga. Sebaliknya, apabila mengakhiri laga sebagai pecundang, pemain bakal sulit melupakannya.
ADVERTISEMENT
Selain menyoal kehormatan, kemenangan atas Malaysia bisa membikin Timnas U-16 semakin dekat dengan misi yang telah mereka dentumkan di awal turnamen: Merengkuh gelar juara dan melucuti kekecewaan pecinta sepak bola nasional setelah Timnas U-19 gagal mengangkat trofi Piala AFF U-19 di rumah sendiri.
Ayo, gempur!