Timnas U-22: Sudah Membaik, tapi Masih Banyak Kekurangan

21 Februari 2019 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Osvaldo Ardiles Haay saat gagal mencetak gol ke gawang Timnas U-22. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Osvaldo Ardiles Haay saat gagal mencetak gol ke gawang Timnas U-22. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kembali, hasil imbang ditorehkan oleh Timnas U-22 Indonesia di ajang Piala AFF U-22. Menghadapi Malaysia U-22 di National Stadium Phnom Penh, Rabu (20/2/2019) sore WIB, Timnas U-22 hanya bermain imbang 2-2.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan hasil imbang kedua Timnas U-22 di ajang Piala AFF U-22. Sebelumnya, anak asuh Indra Sjafri bermain imbang juga dengan Myanmar dengan skor 1-1.
Bila ditarik dari laga uji tanding, ini merupakan hasil imbamg kelima untuk anak asuh Indra Sjafri. Dalam uji tanding menghadapi tim Liga 1 seperti Bhayangkara FC, Arema FC, dan Madura United, Timnas U-22 selalu bermain imbang.
Memang, di laga kali ini Timnas U-22 tampil sedikit lebih baik dibandingkan laga-laga sebelumnya. Perubahan terasa karena Indra Sjafri juga melakukan pergantian di susunan 11 pemain intinya.
Mulai dari penjaga gawang, bek sayap kiri, gelandang, serta penyerang semua dirombak oleh pelatih berusia 56 tahun tersebut. Hasilnya, serangan-serangan Timnas U-22 mulai banyak variasinya dan jadi lebih berbahaya.
ADVERTISEMENT
Namun, penampilan Andy Setyo dan kolega masih belum sempurna. Ada beberapa titik lemah yang membuat Timnas U-22 gagal meraih kemenangan.
Antisipasi Bola Mati dan Umpan Silang
Kelemahan ini sudah terasa sejak Timnas U-22 menggelar uji tanding. Saat itu, 'Garuda Muda' mudah sekali ditembus pertahanannya melalui skema umpan silang maupun bola mati.
Saat bersua Madura United, gol dari Slamet Nurcahyo tercipta melalui skema umpan silang. Ketika itu, Andik Vermansah berhasil melewati Firza Andika dan kemudian memberi umpan ke tengah. Slamet yang berdiri di antara Rachmat Irianto dan Andy Setyo leluasa menanduk bola.
Kejadian yang sama terjadi di laga menghadapi Malaysia sore tadi. Pemain belakang Timnas U-22 tak mampu menghalau sepak pojok pemain Malaysia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Muhammad Hadi Fayyadh yang tak terkawal mampu menanduk bola ke gawang Satria Tama.
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Fulgensius Billy Paji Keraf saat bertanding melawan pemain Timnas U-22 Malaysia, Nabil Hakim Bokhari di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kesalahan koordinasi saat menerima umpan jadi titik lemah Timnas U-22. Pemain lawan kerap berdiri di antara Rian dan Andy untuk bisa melakukan tandukan. Begitu juga dengan sisi sayap. Firza dan Asnawi terkesan lambat dalam menutup jalur umpan dari pemain lawan.
Terburu-buru di Penyelesaian Akhir
Di sisi menyerang, Timnas U-22 juga memiliki kelemahan. Memang, gol-gol selalu tercipta dalam semua pertandingan Timnas U-22 baik di Piala AFF U-22 maupun di uji tanding.
Tapi, gol yang dihasilkan bisa lebih banyak seandainya ketenangan dimiliki oleh para pemain Tinnas U-22. Ambil contoh peluang Osvaldo Haay di babak pertama.
Mendapat umpan terobosan dari Marinus, Valdo kemudian melewati penjaga gawang. Namun, tendangan kaki kiri pemain Persebaya itu malah melebar. Begitu juga dengan peluang Asnawi Mangkualam di akhir babak kedua.
ADVERTISEMENT
Melakukan pergerakan melewati pemain lawan, Asnawi yang tinggal berhadapan dengan penjaga gawang malah melakukan operan bukan tembakan ke gawang. Peluang itu gagal menjadi gol dan membuat Indonesia gagal menang.
Pemain Timnas U-22 Indonesia, Asnawi mangkualam (kanan) berusaha melewati pemain Timnas U-22 Malaysia dalam pertandingan Grub B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Rabu (20/2). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kendati demikian, penampilan lini serang Timnas U-22 sudah membaik. Kerja sama dan kombinasi di sepertiga akhir sudah terlihat padu dan tak lagi sporadis.
Seperti di pertandingan menghadapi Myanmar contohnya. Saat itu, hanya ada satu peluang melalui kerja sama. Itu pun tak berbuah gol.
Di laga menghadapi Malaysia, Valdo, Marinus, Billy, serta Witan--masuk menggantikan Billy di babak kedua--tampil begitu baik. Kecepatan dan rotasi ketiganya mampu merepotkan pertahanan lawan.
Kehebatan ketiganya juga ditunjang dengan aktifnya lini tengah. Rafi Syaharil, Gian Zola, dan Luthfi Kamal mampu menjadi distributor bola yang apik dengan umpan-umpan yang memanjakan.
ADVERTISEMENT
***
Sejatinya, ada perkembangan yang diperlihatkan oleh anak asuh Indra Sjafri dari laga sebelumnya. Kerja sama antarlini mulai padu dan bisa membahayakan lini belakang lawan.
Namun, itu semua belum sempurna. Masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh para penggawa Timnas U-22 bila ingin meraih kemenangan.
Apalagi, Timnas U-22 harus menang di laga pamungkas menghadapi Kamboja untuk memastikan diri lolos ke semifinal.