Timnas U-23 vs Hong Kong: Sumbat Aliran Bola Lawan dengan Pressing

20 Agustus 2018 7:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesepak bola Indonesia Saddil Ramdani (17) mengganjal pemain China Taipei Shengwei Chen (12) pada pertandingan Grup A Asian Games ke-18 di Stadion Patriot, Bekasi Minggu (12/8).  (Foto: INASGOC/Charlie)
zoom-in-whitePerbesar
Pesepak bola Indonesia Saddil Ramdani (17) mengganjal pemain China Taipei Shengwei Chen (12) pada pertandingan Grup A Asian Games ke-18 di Stadion Patriot, Bekasi Minggu (12/8). (Foto: INASGOC/Charlie)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiket babak 16 besar cabor sepak bola Asian Games 2018 sudah digenggam Timnas Indonesia U-23. Ketetapan tersebut didapat usai Qatar keok 0-1 dari Bangladesh pada matchday III Grup B. Maka itu, satu tiket peringkat ketiga terbaik dipastikan menjadi milik Grup A.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Timnas U-23 tak boleh leha-leha ketika memainkan laga pamungkas fase grup lawan Hong Kong di Stadion Patriot Candrabhaga, Senin (20/8/2018). Sebab, jika kalah atau seri, pasukan Luis Milla Aspas itu besar kemungkinan akan bersua dengan China atau Uni Emirat Arab (UEA) --yang notabane merupakan raksasa Asia-- di babak selanjutnya.
Apalagi Hong Kong bukanlah lawan yang gampang. Lihat saja tiga laga pada babak penyisihan grup yang dijalani Hong Kong dengan baik. Selama periode tersebut, skuat asuhan Kar Lok Kwok itu nihil kekalahan dan meraih dua kemenangan. Rapornya pun impresif dengan mencatatkan 8 gol dan cuma 2 kali kebobolan.
Timnas U-23 Perlu Lebih Sabar Menuntaskan Peluang
Menjadikan penampilan Timnas U-23 kala bersua Laos, Jumat (17/8), sebagai contekan, problem Hansamu Yama cs. menyoal koneksi di area sepertiga akhir telah dibenahi. Tiga gol yang mereka lesakkan ke gawang Laos bisa jadi salah satu indikatornya.
ADVERTISEMENT
Keputusan Milla memasang Alberto Goncalves sebagai penyerang tunggal plus memainkan Stefano Lilipaly sebagai gelandang serang sangat tepat. Beto --demikian Alberto disapa-- dan Lilipaly kerap bergantian menjadi pemain yang turun menjemput bola ke sepertiga akhir demi melakukan kombinasi.
Tak cuma itu, baik Beto dan Lilipaly mampu menjadi distributor ulung dan piawai membuka ruang untuk pemain lain. Dampaknya, sayap-sayap Timnas U-23 mendapatkan suplai bola yang oke dan opsi untuk mengakhiri serangan melimpah.
Sebagai buktinya, tengok proses gol kedua Timnas U-23 ke gawang Laos. Saat Putu Gede dapat menyisir tepi lapangan, Beto dan Lilipaly berlari ke arah yang berlawanan. Kala Putu Gede menyodorkan umpan silang, Lilipaly berupaya menjemput bola dan mengarahkannya ke Beto. Serangan itu diakhiri Beto lewat sepakan keras.
ADVERTISEMENT
Persoalannya, Timnas U-23 terlalu banyak membuang peluang. Statistik yang disitat Labbola bisa jadi buktinya. Sepanjang 90 menit pertandingan, Timnas U-23 mencatatkan 25 upaya tembakan dan 13 di antaranya mengarah ke gawang. Akan tetapi, cuma 3 saja yang dapat dikonversikan menjadi gol.
Hal pertama yang harus diubah Timnas U-23 untuk mengentaskan problematika tersebut adalah ketenangan. Sebab, pemain macam Febri dan Saddil acap kali tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Maka jangan heran bila melihat Beto dan Lilipaly kecewa dengan keputusan-keputusan yang diambil Febri atau Saddil.
Milla sendiri sejatinya tahu akan persoalan ini. Eks pelatih Real Zaragoza ini meminta kepada Febri untuk lebih tenang dalam mengambil keputusan --apa itu menggiring bola ke dalam kotak penalti atau menyodorkan umpan silang.
ADVERTISEMENT
"Terkadang Febri mesti bermain lebih pelan karena dia kerap melakukan sesuatu dengan cepat," ucap Milla dalam jumpa pers setelah laga.
Timnas Indonesia U-23 vs Palestina (Foto: INASGOC/Charlie)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia U-23 vs Palestina (Foto: INASGOC/Charlie)
Mematikan Hong Kong Lewat Pressing
Hong Kong bukan tim yang mengandalkan penetrasi dari sayap untuk mencetak gol, melainkan kesebelasan yang terpaku pada dua cara demi membidik gawang lawan: Umpan panjang di area tengah dan operan terobosan di sepertiga akhir.
Hal itu tak lepas dari kejelian gelandang Hong Kong dalam melihat pergerakan rekannya di depan plus kepiawaian mereka dalam menyodorkan umpan. Alhasil, operan-operan mereka di area tengah maupun sepertiga akhir acap kali membuahkan hasil. Terlebih pemain Hong Kong seperti Jorge Tarres Paramo dan Chun Lok Tan amat jeli dalam memanfaatkan celah di pertahanan lawan.
ADVERTISEMENT
Jika dihadapkan pada situasi tersebut, Timnas U-23 mesti menerapkan pressing tinggi. Pemain tengah yang nantinya diturunkan Milla harus mengejar dan membikin gelandang Hong Kong tak nyaman menguasai bola. Tujuannya, supaya suplai bola Hong Kong ke lini depan menyusut.
Untuk menyukseskan cara tersebut, Timnas U-23 juga perlu memasang garis pertahanan tinggi guna memangkas gap antara lini tengah dan belakang. Satu lagi yang patut diwaspadai dari Hong Kong adalah lemparan ke dalam. Ya, Hong Kong kerap mengancam pertahanan lawan dengan memanfaatkan lemparan ke dalam.
***
Timnas U-23 memang sudah memastikan diri lolos ke babak 16 besar. Akan tetapi, kemenangan atas Hong Kong menjadi krusial demi meringankan langkah mereka di babak selanjutnya. Terlebih saat ini Timnas U-23 tengah diselimuti optimisme.
ADVERTISEMENT