news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tolong Jangan Puji Pemain Timnas U-16 Berlebihan

28 September 2018 16:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagus-Bagas merayakan gol bersama saat Timnas U-16 vs Iran U-16 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (21/9). (Foto: Adam Aidil/AFC)
zoom-in-whitePerbesar
Bagus-Bagas merayakan gol bersama saat Timnas U-16 vs Iran U-16 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (21/9). (Foto: Adam Aidil/AFC)
ADVERTISEMENT
Dahulu, lima tahun silam, idola-idola baru bermunculan seiring dengan prestasi Timnas Indonesia U-19 meraih trofi Piala AFF. Nama-nama seperti Evan Dimas, Hansamu Yama, dan Ilham Udin seakan menggantikan kekosongan idola baru pesepak bola nasional semenjak zaman Bambang Pamungkas.
ADVERTISEMENT
Kini, memasuki 2018, deretan nama-nama anyar tampaknya sudah mengambil alih kejayaan dari Evan Dimas cs. Wajah-wajah lebih muda kini begitu familiar, seperti Si Kemar Bagas-Bagus, Sutan Zico, dan Supriadi.
Ya, Timnas U-16 saat ini menjelma sebagai idola baru seiring kesuksesan mereka menyabet gelar juara Piala AFF 2018. Kini, David Maulana dan kolega bahkan selangkah lagi menuju Piala Dunia usai menembus perempat final Piala Asia.
Tergabung di Grup C, Timnas U-16 yang tak masuk ke dalam tim unggulan, justru tampil sebagai juara grup. Mereka mengemas lima angka dari hasil sekali menang dan dua kali imbang.
Di babak delapan besar, Timnas U-16 tinggal menunggu tim yang menempati posisi runner-up dari Grup D. Ada tiga tim yang berpeluang yakni Korea Selatan, Australia, dan Irak.
ADVERTISEMENT
Tak bisa dipungkiri, selain dari segi hasil, permainan Timnas U-16 juga memikat, terutama saat mereka memgandaskan favorit juara Iran dengan skor 2-0 pada laga perdana grup. Puja-puji pun langsung diberikan masyarakat Indonesia atas penampilan heroik tersebut.
Namun, pelatih Timnas U-16 Fakhri Husaini meminta kepada masyarakat untuk tak memuji anak-anak asuhnya secara berlebihan. Hal itu, lanjut Fakhri, tak lebih dari upaya pihaknya menghindarkan mereka dari star syndrome.
"Saya sudah beberapa kali mendapati beberapa pemain di tim ini yang terjangkit star syndrome. Berkali-kali saya sampaikan, sudah terlalu banyak Indonesia kehilangan pemain muda, pemain bola berbakat karena tulisan di media lebih hebat daripada penampilannya," ujar Fakhri usai memimpin latihan TimnasU-16 di Lapangan Persada Plus, Petaling Jaya, Malaysia, Jumat (28/9).
ADVERTISEMENT
"Kalau mau memuji enggak usah terlalu berlebihan. Anak-anak ini baru calon bintang tapi belum jadi bintang. Mereka belum jadi apa-apa," tegasnya.
Timnas U-16 di akhir laga melawan Vietnam. (Foto: Adam Aidil. Dok AFC.)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas U-16 di akhir laga melawan Vietnam. (Foto: Adam Aidil. Dok AFC.)
Dari sederet nama, Bagus menjadi pemain yang kerap mendapatkan apresiasi dari penampilannya. Apalagi, dia mampu tampil sebagai pencetak gol terbanyak di ajang Piala AFF 2018 dengan 12 golnya.
Kendati demikian, Fakhri kembali menegaskan bahwa pencapaian yang didapat Bagus tak lepas dari kontribusi rekan-rekannya. Karena itu, ia selalu menempatkan seluruh pemain pada posisi yang sama.
"Saya tidak melarang mereka jadi bintang tapi mereka saat ini belum jadi bintang. Tidak ada satupun yang jadi bintang di sini. Mereka kalau kita salah urus di sini, ke atasnya juga makin salah. Dasarnya harus kuat di sini, bukan hanya fisik, teknik, taktik tapi aspek mental juga," katanya.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak kebayang kalau mereka itu kami kelola tanpa kontrol yang kuat, akan jadi apa mereka. Tugas saya bukan hanya menjadikan mereka pemain bola yang hebat dari aspek teknik, taktik, dan fisiknya, tapi juga secara mental. Kalau mentalnya berengsek, ya, saya anggap diri saya gagal," pungkasnya.