Transfer Pemain Saja Tak Cukup Menyelesaikan Perkara Madrid

4 Januari 2018 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kekecewaan pemain Madrid usai El Clasico. (Foto: REUTERS/Paul Hanna)
zoom-in-whitePerbesar
Kekecewaan pemain Madrid usai El Clasico. (Foto: REUTERS/Paul Hanna)
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu kesebelasan adidaya, menduduki peringkat empat klasemen La Liga pada pertengahan musim merupakan hal yang berada di luar batas kewajaran. Oleh karena itu, jendela transfer musim dingin yang telah resmi dibuka akan jadi alat bantu Real Madrid untuk berbenah.
ADVERTISEMENT
Pelatih Madrid, Zinedine Zidane, sendiri mengungkapkan kemungkinan perombakan dalam skuatnya usai bersua dengan presiden klub, Florentino Perez.
"Hari ini saya dapat memberitahu Anda bahwa tidak akan ada transfer, tapi sampai 31 Januari apapun bisa terjadi. Mungkin ada orang baru datang, tapi yang saya inginkan adalah tidak ada pemain yang pergi," kata Zidane seperti dilansir Sky Sports.
Personel anyar yang akan didatangkan Zidane mungkin masih menjadi teka-teki. Tapi untuk menerka sektor mana yang harus dibenahi Zidane, ada baiknya menakar masalah utama Madrid di musim ini.
Kebutuhan Akan Penyerang
Satu aspek yang paling mencolok jelas produktivitas. Di akhir musim lalu, Madrid berhasil membukukan 106 gol atau 2,7 gol per laga jika dirata-rata.
ADVERTISEMENT
Bandingkan dengan rata-rata 1,9 gol yang mereka catatkan sejauh ini yang menandakan penurunan signifikan dari segi produktivitas. Tak bisa dipungkiri jika Cristiano Ronaldo yang paling bertanggung jawab akan hasil negatif tersebut.
Pemain yang baru saja dianugerahi Ballon d'Or itu baru mengoleksi empat gol sejauh ini. Sebagai perbandingan, jumlah tersebut lebih dari sepertiga gol yang sudah dibuat Lionel Messi.
Dibandingkan dengan musim 2016/2017, Ronaldo juga mengalami penurunan produktivitas. Bila dirata-rata, dia membutuhkan 101,7 menit untuk mencetak satu gol, sementara saat ini Ronaldo harus melakoni 266,5 menit dulu untuk mencetak sebiji gol.
Tak cuma Ronaldo saja, Karim Benzema juga bisa dikambinghitamkan atas mandulnya garda terdepan El Real. Pasalnya, di musim ini Zidane lebih intens menurunkan skema 4-3-1-2 yang mengandalkan Ronaldo dan Benzema sebagai duet penyerang. Melihat jumlah gol, Topskorer Ligue 1 edisi 2007/2008 itu lebih parah ketimbang Ronaldo karena cuma memproduksi sepasang gol.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, suplai gol justru datang dari para gelandang mereka. Isco yang diturunkan sebagai gelandang serang berhasil megnemas empat gol, pun demikian dengan Marco Asensio yang bisa bermain di berbagai posisi.
Kontribusi Casemiro juga tak bisa dikesampingkan karena telah mengoleksi tiga gol, padahal posisinya sebagai gelandang bertahan tak cukup strategis untuk tampil ofensif.
Sementara dua gol yang baru dihasilkan Gareth Bale bisa sedikit tertutupi karena alasan cedera. Tapi tetap alasan saja tak cukup untuk menyelamatkan kondisi tak biasa Madrid saat ini.
Bisa dikatakan problematika Madrid murni berasal dari lini depan, tak ada campur tangan di sektor gelandang yang minim dalam mengalirkan suplay bola.
ADVERTISEMENT
Buktinya Toni Kroos sebagai motor seangan tercatat menghasilkan dua umpan kunci per laga menurut WhoScored. Kecuali duo bek sentral, nyaris seluruh lini --termasuk full-back mereka juga turut andil dalam memprakarsai peluang untuk lini depan.
Sejak musim lalu Marcelo serta Dani Carvajal memang aktif berperan dalam proses serangan, selain menunaikan kewajibannya untuk bertahan. Bukti lainnya, Madrid memimpin sebagai tim yang paling intens melepaskan tembakan dibanding kontestan La Liga lainnya dengan rata-rata 17,4.
Dengan kata lain, permasalahan bukan kepada proses penciptaan peluang, melainkan penyelesaian akhir. Untuk itu dibutuhkan penyerang klinis yang bisa dijadikan tumpuan di lini depan.
Memaksimalkan Potensi Skuat
Untuk sektor lainnya, Zidane sebenarnya tak butuh-butuh amat sosok anyar. Pasalnya, masih banyak stok pemain yang belum dimaksimalkan oleh pelatih berkepala pelontos itu.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Los Blancos sudah menggelontorkan dana lebih dari 40 juta euro untuk mendatangkan Theo Hernandez serta Dani Ceballos. Selain itu juga masih ada Borja Mayoral, Jesus Vallejo, dan Diego Llorente yang dipulangkan setelah menimba ilmu di klub lain.
Namun, kenyataannya mereka tak memperoleh jam terbang yang cukup. Justru Achraf Hakimi yang mendapatkan waktu bermain lebih ketimbang yang lain. Itupun karena Carvajal sempat ditepikan akibat cedera.
Ya, salah satu kelemahan Zidane adalah ketidakmampuannya memaksimalkan skuat yang ada. Seperti kasus Hakimi yang baru dipercaya saat Carvajal cedera cukup merepresentasikan betapa bergantungnya Zidane terhadap pakem lawasnya.
Ceballos yang berhasil memborong dua gol kemenangan atas Alaves saja urung tampil 90 menit penuh. Hal serupa juga dialami Mayoral.
ADVERTISEMENT
Padahal, pemain yang musim lalu dipinjamkan ke Wolfsburg itu berhasil menjawab kepercayaan Zidane kala sukses mejebol gawang Borussia Dortmund di ajang Liga Champions.
Madrid tak terlalu bermasalah dengan kedalaman skuatnya saat ini. Selain pasokan pemain anyar di awal musim, lini tengah masih punya Mateo Kovacic dan Lucas Vazquez yang belum diberdayakan secara maksimal.
Untuk sektor bek tengah, Sergio Ramos dan Raphael Varane bisa di-cover Nacho Fernandez serta Vallejo --yang tampil moncer bersama Eintracht Frankfurt musim lalu.
Dani Ceballos, belum dimaksimalkan Zidane.  (Foto: Reuters/Vincent West)
zoom-in-whitePerbesar
Dani Ceballos, belum dimaksimalkan Zidane. (Foto: Reuters/Vincent West)
Lini depan adalah satu-satunya lini yang butuh tambahan personel atau lebih tepatnya seorang finisher. Di sisi lain, Madrid juga tidak asal beli saja, tapi juga kudu memaksimalkan pembelian tersebut dengan sebaik mungkin.
ADVERTISEMENT
Toh, percuma saja jika belanja pemain namun tidak memanfaatkannya secara optimal seperti yang sudah-sudah.