Tuah Kepala Mina dan Upaya Maksimal yang Tak Cukup Loloskan Kolombia

4 Juli 2018 7:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yerry Mina menangis. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Yerry Mina menangis. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
ADVERTISEMENT
Tandukan kepala Yerry Mina kembali bertuah untuk Timnas Kolombia, tetapi belum cukup untuk mengantarkan mereka mengalahkan Inggris dan melangkah ke babak perempat final.
ADVERTISEMENT
Timnas Kolombia bersua Inggris dalam laga babak 16 besar di Spartak Stadium, Rabu (4/7/2018) dini hari WIB. Dalam waktu normal, pasukan Jose Pekerman tertinggal 0-1 akibat gol penalti Harry Kane.
Kolombia berusaha keras mengejar. Hasilnya, pada masa injury time, Kolombia sukses menyamakan kedudukan lewat sundulan Mina. Terlahir beberapa catatan dari lesakan bek Barcelona tersebut.
Pertama, gol Mina membuat Inggris kebobolan untuk kali pertama pada masa injury time babak kedua laga Piala Dunia. Kedua, gol Mina menjadi gol ke-99 yang tercipta pada menit 90-an sepanjang sejarah Piala Dunia. Ketiga, Mina menjadi pemain pertama yang mencetak 3 gol sundulan di Piala Dunia sejak Miroslav Klose pada 2002.
Segala catatan Mina belum cukup untuk Kolombia. Saat laga berlanjut ke babak extra time, tak ada gol yang tercipta. Akhir cerita malah menjadi nahas buat Kolombia karena dalam drama adu penalti, Carlos Bacca dan Mateus Uribe gagal sehingga Kolombia kalah 3-4 dan tersingkir dari Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
Meski Kolombia gagal, pelatih Jose Pekerman tetap mengapresiasi perjuangan anak-anak asuhnya. Bagi dia, Piala Dunia kali menyajikan persaingan ketat dan tim yang sudah berupaya maksimal kadang tak mampu memenuhi keinginannya.
"Seperti halnya tim lain, kami mempunyai ambisi besar untuk memenanginya. Kami sudah melakukan hal sebisa kami untuk maju, tetapi pertandingan Piala Dunia selalu berlangsung dalam tensi tinggi dan kompetitif. Kedua tim memahami pentingnya laga ini dan di sinilah ambisi kami beradu dengan ambisi tim lain," ujar Pekerman dalam situs resmi FIFA.
"Kami sudah bertarung sekuat tenaga dan menunjukkan keberanian. Kami tak pernah melempar handuk sebelum menghadapi lawan yang ada di depan. Pendekatan dan sikap kami sebenarnya sudah tepat," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Pendapat serupa diutarakan oleh kapten Kolombia, Radamel Falcao. Striker AS Monaco ini melihat rekan-rekan setimnya sudah berjuang keras, tetapi adu penalti memupuskan harapan mereka.
"Kami juga punya hak yang sama untuk lolos. Namun, itulah kejamnya babak adu penalti. Setidaknya kami harus terus berusaha. Jadikan ini sebagai pelajaran, maka Kolombia akan kembali lebih kuat," ujar Falcao dilansir ESPNFC.
Ya, inilah fase gugur Piala Dunia. Adu penalti kerap menjadi penentu dan mengakhiri langkah tim yang sudah berjuang keras. Gol Mina, termasuk segala catatannya, merupakan bukti bahwa Kolombia telah berjuang keras. Namun, upaya maksimal tak melulu membawa tim memenangi laga.