Ujung Jalan Alberto Gilardino

22 September 2018 9:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan penyerang Tim Nasional Italia, Alberto Gilardino. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan penyerang Tim Nasional Italia, Alberto Gilardino. (Foto: AFP/Filippo Monteforte)
ADVERTISEMENT
Perjalanan itu rampung sudah bagi Alberto Gilardino. Sembilan belas tahun sejak melakoni debut profesional sebagai pesepak bola, pria 36 tahun ini memutuskan untuk gantung sepatu.
ADVERTISEMENT
Dalam kitab sejarah sepak bola Italia, Gilardino adalah seorang pahlawan. Pada 2006, dia bersama 22 pemain lainnya dibawa serta Marcello Lippi ke Jerman untuk bertarung di Piala Dunia. Pada akhir turnamen, Italia keluar sebagai juara untuk kali keempat.
Di Piala Dunia 2006 itu, Gilardino bermain dalam tiga pertandingan. Dua pertandingan pertama dia jalani di fase grup, tepatnya saat Italia berhadapan dengan Ghana dan Amerika Serikat. Pada laga melawan Amerika Serikat itulah Gilardino mencetak gol dengan tandukannya menyambut tendangan bebas Andrea Pirlo.
Penampilan terakhir Gilardino di turnamen itu adalah pada laga semifinal menghadapi tuan rumah Jerman. Masuk menggantikan Luca Toni pada menit ke-74, Gilardino berkontribusi cukup besar atas kemenangan Italia di laga tersebut. Pada masa perpanjangan waktu, pria kelahiran Biella itu memberi assist kepada Alessandro Del Piero yang jadi pencetak gol kedua Gli Azzurri.
ADVERTISEMENT
Setelah membantu Italia menjadi juara dunia, pada musim berikutnya Gilardino terus menggila dengan mengantarkan Milan menjadi juara Liga Champions. Gelar Liga Champions 2006/07 itu merupakan gelar balas dendam Milan terhadap Liverpool atas kekalahan memalukan dan menyakitkan di Istanbul dua musim sebelumnya. Di final, Gilardino bermain dua menit sebagai pengganti sang pahlawan kemenangan, Filippo Inzaghi.
Pertengahan 2000-an itu memang menjadi masa-masa yang menyenangkan bagi Gilardino. Akan tetapi, itu semua tak diraihnya dengan mudah. Antara 1999 dan 2002, di usianya yang belia, Gilardino sempat kesulitan mencetak gol kala bermain untuk Piacenza dan Hellas Verona. Peruntungan Gilardino baru membaik ketika Parma memberinya kepercayaan.
Bersama Parma, Gilardino bermain di 96 pertandingan Serie A dan mencetak 50 gol dalam tiga musim. Itulah yang lantas memberinya jalan untuk mengenakan kostum kebesaran Milan. Adapun, sama halnya dengan di Parma, di Milan pun Gilardino bertahan selama tiga musim sampai 2008. Setelah itu, dia memutuskan untuk membela Fiorentina.
ADVERTISEMENT
Gilardino menemukan kembali ketajamannya bersama La Viola di mana dirinya bermain dalam 118 laga Serie A dengan torehan 48 gol. Capaian itu diraihnya dalam empat musim. Akan tetapi, di titik itu pulalah Gilardino mulai menurun. Setelahnya dia menjadi petualang dengan membela tujuh klub berbeda, sampai akhirnya berlabuh ke Spezia pada musim 2017/18. Itulah klub terakhir yang Gilardino sebelum pensiun.
Sebenarnya, Gilardino sempat mendapat tawaran dari Pro Piacenza, klub hasil reinkarnasi Piacenza. Akan tetapi, tawaran itu tak cukup menarik bagi pemilik 60 caps untuk Timnas Italia ini.
Total, selama 514 kali bermain di Serie A, Gilardino telah membukukan 188 gol. Jumlah itu lebih banyak dari milik Gabriel Omar Batistuta dan menempatkannya sejajar dengan Alessandro Del Piero serta Giuseppe Signori. Di Timnas Italia, dari 60 penampilan tadi, 19 gol berhasil dia persembahkan.
ADVERTISEMENT
Setelah pensiun, menurut Gianluca Di Marzio, Gilardino berniat untuk terjun ke dunia kepelatihan. Saat ini, pria yang dikenal dengan selebrasi biolanya itu telah mengantongi lisensi UEFA A dan B. Namun, sebelum menerima tawaran melatih, Gilardino berniat untuk menonton pertandingan sebanyak-banyaknya sebagai bentuk persiapan mengarungi karier barunya.