Unai Emery vs Mesut Oezil: Masalah Taktikal atau Politis?

15 Januari 2019 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mesut Oezil dan Unai Emery. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Mesut Oezil dan Unai Emery. (Foto: Reuters/John Sibley)
ADVERTISEMENT
Pertandingan melawan West Ham United di pekan ke-22 Premier League, Sabtu (12/1/2019) pekan lalu, adalah pertandingan di mana Arsenal mencapai titik terendahnya musim ini.
ADVERTISEMENT
Arsenal kalah 0-1 pada pertandingan itu karena mereka tak mampu membalas gol West Ham yang dicetak oleh Declan Rice. Dengan kekalahan itu, mereka terpaku di urutan lima klasemen sementara. Keunggulan delapan poin mereka atas Manchester United pun lenyap. Kini, cuma selisih gol yang memisahkan The Gunners dengan The Red Devils walau mereka masih berhak atas peringkat kelima.
Kejatuhan Arsenal ini dimulai pada pertengahan Desember 2018 lalu ketika mereka ditundukkan Southampton. Itu merupakan akhir dari rentetan 22 pertandingan tanpa kekalahan yang mereka catatkan. Setelah itu Arsenal semakin rapuh dan menelan tiga kekalahan dari tujuh pertandingan berikutnya di semua ajang.
Yang membuat pertandingan melawan West Ham menjadi titik terendah Arsenal bukan cuma karena raihan poin mereka kini sukses disamai Manchester United, melainkan juga karena pertandingan itu makin menajamkan spekulasi perihal nasib Mesut Oezil.
ADVERTISEMENT
Sebelum pertandingan itu Oezil memang sempat mengalami cedera. Akan tetapi, sejak sepekan sebelum pertandingan pemain asal Jerman itu sudah mulai berlatih. Dia pun diharapkan bisa turun pada laga derbi tersebut. Namun, jangankan turun, masuk ke dalam skuat saja dia tidak.
Pelatih Arsenal Unai Emery kembali mengeluarkan jawaban andalannya ketika ditanya soal ketiadaan Oezil. Menurut sosok asal Spanyol itu, Oezil tidak main karena alasan taktikal. Ini adalah jawaban yang selalu diberikan oleh Emery. Namun, benarkah demikian? Apakah Emery mengatakan yang sebenarnya?
Dalam pertandingan melawan West Ham, kesulitan terbesar Arsenal adalah menghubungkan lini tengah dengan lini depan. Dengan pakem 3-4-2-1, Emery bertumpu kepada Alex Iwobi dan Pierre-Emerick Aubameyang untuk menjalankan peran tersebut. Akan tetapi, dua pemain itu gagal menjalankan tugas dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
West Ham yang bermain dengan formasi dasar 4-2-3-1 sebetulnya dipaksa untuk lebih sering bertahan. Namun, justru ini yang kemudian menjadi masalah bagi Arsenal. Dengan menumpuknya pemain The Hammers di lini belakang, ruang kreasi bagi para pemain Arsenal pun menyempit. Iwobi dan Aubameyang, sementara itu, adalah pemain-pemain yang butuh banyak ruang untuk bisa menyakiti lawan.
Maka, ketiadaan Oezil pun menjadi sorotan. Di atas kertas, Oezil adalah pemain yang tepat untuk menyelamatkan Arsenal di situasi seperti itu. Visi adalah hal yang tidak dimiliki Arsenal. Sementara, di saat yang bersamaan, visi adalah nama tengah Oezil.
Meski demikian, keberadaan Oezil sekalipun sebetulnya tidak menjamin Arsenal bakal tampil lebih bagus. Pasalnya, walaupun West Ham lebih banyak bertahan, mereka pun tidak jarang melancarkan serangan balik. Artinya, Arsenal butuh pemain yang memiliki mobilitas tinggi untuk mencegah hal itu terjadi. Padahal, Oezil sendiri dikenal sebagai pemain yang 'malas'.
ADVERTISEMENT
'Kemalasan' Oezil ini sebetulnya merupakan narasi yang menyesatkan. Oezil bukan seorang pemalas. Dia hanya bergerak dengan cara yang berbeda dari rekan-rekannya. Sialnya, hal itulah yang tidak dibutuhkan oleh Emery. Mantan pelatih Sevilla itu menginginkan seorang pemain yang bisa dipercaya, bukan seorang genius dengan cara bermain liar seperti Oezil.
Gelandang serang Arsenal, Mesut Oezil. (Foto:  REUTERS/Fabian Bimmer)
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang serang Arsenal, Mesut Oezil. (Foto: REUTERS/Fabian Bimmer)
Jika kita hanya berpatok pada formasi, maka Oezil seharusnya jadi salah satu sosok tak tergantikan dalam tim Emery. Di Sevilla dulu dia punya Ivan Rakitic dan Ever Banega yang bermain di posisi nomor sepuluh. Di Paris Saint-Germain, ada Neymar Junior.
Di Arsenal, Emery punya dua formasi andalan. Selain 3-4-2-1 tadi, ada juga 4-2-3-1. Secara teroretis, Oezil semestinya selalu bisa masuk ke dalam tim utama untuk bermain di belakang striker. Namun, seperti yang sudah tampak pada laga melawan West Ham itu, Emery nyatanya tidak membutuhkan Oezil. Selain Iwobi dan Aubameyang, ada Aaron Ramsey yang belakangan lebih sering dimainkan oleh Emery di belakang penyerang.
ADVERTISEMENT
Secara taktikal, Emery terjepit. Di satu sisi, dia membutuhkan visi Oezil, di sisi lain dia tidak membutuhkan pemain yang berada di dunianya sendiri seperti Oezil. Emery butuh sosok yang bisa diandalkan di segala situasi dan dia tidak melihat itu dalam diri Oezil. Untuk itu, Emery sudah mengatakan yang sejujurnya.
Akan tetapi, lebih dari itu, ketiadaan Oezil di skuat Arsenal adalah sebuah langkah politis dari Emery. Sejak awal, pelatih 47 tahun tersebut memang sudah berusaha untuk menghilangkan anasir-anasir Arsene Wenger dari tim. Fisioterapis senior Colin Lewin dipecat, Jack Wilshere dilepas, dan Steve Bould diberi peran lebih kecil. Kini, Emery sedang 'mengincar' pemain kesayangan Wenger lain untuk dienyahkan.
Apa yang dulu dilakukan Wenger memang bertolak belakang dengan apa yang kini diperbuat Emery. Dalam kasus Oezil, Wenger selalu bisa menemukan alasan untuk memainkan pemain 30 tahun tersebut. Emery kini menempuh langkah sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Selain menghilangkan aroma Wenger, Emery membekukan Oezil juga karena dia memiliki masalah dengan pemain berstatus bintang kala masih melatih PSG. Neymar ketika itu berhasil memenangi perebutan kuasa atas ruang ganti sehingga Emery pun akhirnya dipaksa pergi. Kini, Emery melakukan apa yang pernah dilakukan Pep Guardiola terhadap Zlatan Ibrahimovic dan Yaya Toure.
Ozil dan Wenger (Foto: OLLY GREENWOOD / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ozil dan Wenger (Foto: OLLY GREENWOOD / AFP)
Tak cuma itu, bagi Emery, menyingkirkan Oezil juga merupakan langkah strategis karena eks penggawa Timnas Jerman itu adalah pemain dengan gaji tertinggi di Arsenal. Gaji Oezil sendiri dikabarkan mencapai 350 ribu poundsterling per pekan dan jika Oezil angkat kaki dari Emirates Stadium, Emery bisa menggunakan alokasi dana yang ada untuk merekrut pemain lain.
Keinginan Emery untuk mendatangkan pemain sendiri sudah pernah diungkapkannya meski dengan cara yang halus. Pekan lalu dia berkata bahwa Arsenal saat ini hanya bisa mendatangkan pemain dengan status pinjaman. Sementara, di bursa transfer Januari seperti ini, mustahil untuk mendatangkan pemain berkelas hanya dengan status pinjaman.
ADVERTISEMENT
Maka, menyingkirkan Oezil sesegera mungkin adalah langkah paling realistis yang bisa diambil Emery untuk bisa mendatangkan pemain baru yang lebih cocok dengan gaya bermainnya. Emery sebelumnya sudah menyebut nama Banega sebagai pemain yang diminatinya. Jika Oezil tetap berada di Arsenal, mustahil Banega bisa didatangkan.
Akan tetapi, menyingkirkan Oezil pun tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Seperti halnya Arsenal, tidak banyak klub lain yang bisa dan mau mengeluarkan uang banyak di Januari untuk merekrut pemain bintang 'bermasalah' seperti Oezil.
Oleh karena itu, meskipun memiliki agenda sendiri, Emery sudah semestinya bisa mencapai konsesi dengan Oezil sendiri. Biar bagaimana juga, ada kalanya Emery bakal membutuhkan pemain seperti Oezil dan Oezil sendiri bakal membutuhkan menit bermain untuk terus menjaga nilai jualnya di masa mendatang.
ADVERTISEMENT