Untuk Menghentikan Dominasi Bayern, Format Bundesliga Harus Diubah

8 Februari 2018 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayern Muenchen di laga vs Anderlecht. (Foto: Reuters/Michaela Rehle)
zoom-in-whitePerbesar
Bayern Muenchen di laga vs Anderlecht. (Foto: Reuters/Michaela Rehle)
ADVERTISEMENT
Bundesliga adalah milik Bayern Muenchen dan tim lain cuma mengontrak. Suka tidak suka, demikianlah adanya.
ADVERTISEMENT
Bayern memang bukan termasuk salah satu klub pendiri Bundesliga. Kala itu, wakil Muenchen yang dipilih adalah TSV 1860 Muenchen, klub yang sekarang harus berkubang di Regionalliga Bayern alias divisi empat liga sepak bola Jerman. Akan tetapi, kemunculan pemain-pemain hebat dari akademi Bayern pada dekade 1960-an seperti Franz Beckenbauer dan Sepp Maier membuat Die Roten kemudian jadi kekuatan dominan.
Dominasi Bayern itu berlanjut sampai saat ini. Buktinya, mereka adalah kampiun Jerman dalam lima musim berturut-turut. Sejak Borussia Dortmund asuhan Juergen Klopp berhenti menjuarai liga pada 2012, Bayern tak terhentikan. Musim ini, Bayern pun ada di ambang gelar juara keenam secara beruntun.
Saat ini, Bayern ada di puncak klasemen Bundesliga dengan raihan 53 poin. Padahal, pada awal-awal musim, saat masih dilatih Carlo Ancelotti, mereka sempat terseok-seok. Setelah Jupp Heynckes kembali untuk menggantikan Don Carlo, Bayern langsung melesat meninggalkan rival-rivalnya.
ADVERTISEMENT
Pada akhir pekan nanti, Bundesliga akan memainkan pekan ke-22. Sementara, Bayern sudah unggul 18 angka dari tim peringkat kedua, Bayer Leverkusen. Artinya, perburuan gelar juara Bundesliga pada dasarnya sudah rampung, tinggal menunggu pengesahan saja.
Kesenjangan yang ada di Bundesliga ini rupanya mengusik seorang mantan pemain yang ironisnya justru besar dan menjadi legenda bersama Bayern, Steffan Effenberg. Dalam kolomnya untuk T-Online, pria yang pernah berkelana di Italia bersama Fiorentina ini mengusulkan sebuah cara untuk menghentikan dominasi Bayern.
Pada dasarnya, cara yang diusulkan Effenberg adalah dengan mengubah format Bundesliga. 18 tim yang ada dibagi dalam dua grup yang masing-masing berisikan sembilan tim. Pada paruh pertama musim, mereka akan bertanding kandang dan tandang dengan sesama penghuni grup.
ADVERTISEMENT
Effenberg di final Liga Champions 2001. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Effenberg di final Liga Champions 2001. (Foto: AFP)
Setelah itu, empat tim teratas setiap grup plus satu peringkat lima terbaik akan ditempatkan dalam satu grup baru. Sementara, sembilan tim lainnya ditempatkan dalam grup berbeda. Nantinya, hitungan poin akan dimulai lagi dari nol. Sembilan tim teratas akan memperebutkan gelar, sembilan tim terbawah akan berjuang lolos dari degradasi.
Lalu, apa pertimbangan Effenberg mengusulkan hal seperti ini?
"(Supaya) gelar juara tidak lagi ditentukan pada Februari atau Maret. Bahkan, siapa yang paling berpeluang juara pun tidak akan terlihat karena para kandidat juara harus memulai lagi dari nol pada Januari," sebut Effenberg. "Dengan begitu, liga akan lebih seru. Rating televisi pun bakal meledak."
Hmm, menarik juga sebenarnya, ya.