Usaha Inter Memutus Mimpi Buruk di Kandang Spurs

28 November 2018 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Inter Milan merayakan gol Keita Balde ketika melawan Inter  Milan. (Foto: Miguel Medina/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Inter Milan merayakan gol Keita Balde ketika melawan Inter Milan. (Foto: Miguel Medina/AFP)
ADVERTISEMENT
Inter Milan dan Tottenham Hotspur akan adu sikut di matchday kelima fase grup Liga Champions 2018/19, Kamis (29/11/2018) dini hari WIB. Bagi kedua tim, laga ini memiliki arti penting.
ADVERTISEMENT
Posisi Spurs di Grup B sedang terjepit. Empat poin yang mereka kumpulkan dari empat laga belum mampu membawa mereka ke posisi aman untuk lolos ke fase gugur. Oleh karena itu, mereka membutuhkan kemenangan agar dapat bersaing dengan Inter memperebutkan satu tiket ke babak 16 besar.
Di lain pihak, Inter juga butuh kemenangan untuk membuat mereka lebih tenang. Nerrazzuri memang unggul tiga poin atas Spurs dengan raihan tujuh poin. Tapi, jika kalah, langkah mereka lolos ke fase gugur akan menjadi lebih berat. Sebenarnya, hasil imbang saja sudah cukup untuk Inter. Meski begitu, untuk dapat meraih hasil imbang di kandang Spurs tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.
Gareth Bale berduel dengan Douglas Maicon dalam duel Tottenham Hotspur vs Inter Milan di Liga Champions. (Foto: Glyn Kirk/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Gareth Bale berduel dengan Douglas Maicon dalam duel Tottenham Hotspur vs Inter Milan di Liga Champions. (Foto: Glyn Kirk/AFP)
Tepat pada 2 Desember 2010, Inter bertandang ke markas Spurs dalam laga fase grup Liga Champions 2010/11. Inter berbekal skuat yang baru saja menjuarai Liga Champions semusim sebelumnya, namun ditinggal oleh Jose Mourinho. Nama-nama seperti Wesley Sneijder dan Samuel Eto'o masih ada dalam skuat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Spurs juga bukan tim semenjana. Lolosnya mereka ke Liga Champions menandakan bahwa era Big Four Inggris (Manchester United, Chelsea, Arsenal, dan Liverpool) sudah usai. Tidak hanya itu, mereka juga menunjukkan penampilan yang cukup mengesankan selama berlaga di fase grup.
Pada pertemuan pertama di Giuseppe Meazza, Inter sedikit tersentak lewat penampilan apik Gareth Bale yang sukses menorehkan hat-trick. Keterkejutan Inter ini belum usai saat mereka bertandang ke White Hart Lane pada 2 Desember 2010 tersebut. Bermain spartan, Spurs sukses menggulung Inter Milan dengan skor 3-1 lewat gol Rafael van der Vaart, Peter Crouch, dan Roman Pavlyuchenko.
Ternyata, kekalahan Inter dalam lawatan mereka yang pertama kali ke White Hart Lane ini berubah menjadi semacam kutukan. Dalam kunjungan berikutnya ke markas Spurs, Inter kembali gagal raih kemenangan. Dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Europa 2012/13, mereka kalah dengan skor 0-3 lewat gol-gol Gareth Bale, Glyfi Sigurdsson, dan Jan Vertonghen.
ADVERTISEMENT
Dua kekalahan dalam lawatan Inter ke kandang Spurs ini tentu harus menjadi perhatian tersendiri. Meski sekarang kandang Spurs bukan di White Hart Lane, ancaman itu tetap ada. Apalagi Spurs sekarang sudah benar-benar menyatu dengan Wembley setelah sempat mengalami proses adaptasi pada musim 2017/18.
Maka, yang menjadi pertanyaan, akankah Inter bisa memutus kutukan di kandang Spurs?
Menilik rekam jejak Spurs di laga kandang Liga Champions 2018/19, seharusnya Inter bisa lebih tenang karena hanya PSV Eindhoven yang sukses ditaklukkan di Wembley. Melawan Barcelona, Spurs malah takluk 2-4.
Dengan segala bekal yang mereka miliki Inter semestinya dapat mengakhiri kutukan di markas The Lilywhites. Apalagi dua pemain mereka, Marcelo Brozovic dan Ivan Perisic, memiliki pengalaman yang masih segar perkara main di Wembley bersama Timnas Kroasia. Aspek non-teknis berupa lapangan yang lebih luas seharusnya sudah bisa diatasi. Tapi, Wembley tetap menghadirkan ancaman dari setiap sudut. Apalagi, Mauricio Pochettino sudah menyesuaikan taktik counter-pressing-nya dengan lapangan Wembley.
ADVERTISEMENT