news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Valencia Memang Butuh Gelandang Seperti Coquelin

13 Januari 2018 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coquelin kala bermain di Liga Champions. (Foto: Christof Stache/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Coquelin kala bermain di Liga Champions. (Foto: Christof Stache/AFP)
ADVERTISEMENT
Di balik kepindahan Francis Coquelin ke Valencia, ada sosok Santi Cazorla. Cazorla sendiri, diakui oleh Coquelin, telah memberikan saran untuknya untuk menerima pinangan Valencia karena tiga hal.
ADVERTISEMENT
Pertama, karena laju Valencia yang begitu impresif di La Liga sejauh ini –berbeda dengan musim-musim sebelumnya, kini mereka ada di peringkat ketiga La Liga. Kedua, karena sosok Marcelino Toral yang jeli dalam taktik dan bagus dalam menjaga hubungannya dengan para pemain. Ketiga, kondisi Valencia sendiri yang saat ini tak memiliki gelandang bertahan.
“Aku menghargai dan sangat memercayai ucapan Cazorla. Dan perkataannya menjadi poin plus untukku untuk memilih Valencia,” ujar Coquelin seperti dilansir BBC.
Cazorla benar perihal ini.
Karena kondisi Valencia saat ini memang nihil gelandang bertahan yang bertugas menemani Geoffrey Kondogbia yang bertugas untuk menciptakan peluang.
Sudah banyak pemain yang dipaksa untuk bermain sebagai gelandang bertahan, entah dalam skema 4-4-2 atau 4-2-3-1. Sialnya, tidak ada satupun yang berhasil memuaskan Marcellino.
ADVERTISEMENT
Pertama, Daniel Parejo. Parejo dan Kondogbia adalah duet di lini tengah yang paling sering dipasang oleh Marcellino musim ini. Total sudah 17 laga yang ia lakoni untuk menjadi tandem Kondogbia pada musim ini. Sayangnya, meski telah mencatatkan jumlah laga yang tak sedikit, ini bukan berarti bahwa ia cocok dalam peran ini.
Jika mengacu statistik Squawka, Parejo telah melakukan 20 intersep, 15 sapuan, dan 6 blok pada musim ini. Namun, kita perlu tahu bahwa akurasi dalam aksi bertahannya hanya mencapai 49%. Selain itu, ia juga telah melakukan satu kesalahan berujung gol.
Kualitas ini sungguh jomplang, jika kita membandingkan dengan kualitasnya dalam menginisasi serangan. Ia mencatatkan 86% akurasi operan – dengan 33 operan berhasil menjadi umpan kunci dan tiga operan berbuah menjadi assist. Di luar itu, ia juga telag mencetak empat gol.
ADVERTISEMENT
Berikutnya adalah Nemanja Maksimovic yang nasibnya tak jauh beda. Ia, yang biasa bermain di FC Astana sebagai gelandang serang, dipaksa harus bermain sebagai gelandang bertahan. Hasilnya? Sangat buruk. Ia hanya menciptakan dua sapuan dan dua blok, dengan akurasi upaya bertahan hanya mencapai 27%.
Terakhir, ada Carlos Soler yang kualitasnya berada di satu level di bawah Parejo dan satu level di atas Maksimovic. Dalam urusan bertahan, ia telah melakukan 14 sapuan, tiga intersep, dan sekali blok dengan persentase keberhasilan aksi bertahannya mencapai 40%.
Ya, sama seperti Parejo, ia tampak nyaman dalam menyerang daripada bertahan. Kala Valencia dalam mode menyerang, ia begitu mengancam. Terbukti dengan 83% akurasi operan dan 12 umpan kunci, serta empat assist, pada musim ini. Selain itu, ia juga telah mencetak satu gol.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi seperti ini, kehadiran Coquelin akan menjadi angin segar bagi Los Che. Ia bisa menjadi tandem ideal untuk Kondogbia dan ia bisa memberikan apa yang sebelumnya tak ada dalam Valencia: gelandang yang tahu bagaimana caranya merusak permainan lawan.