VAR di Liga 1: Butuh Kajian Lebih Mendalam

29 Mei 2019 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
VAR di Piala Dunia 2018. Foto: Reuters/Sergio Perez
zoom-in-whitePerbesar
VAR di Piala Dunia 2018. Foto: Reuters/Sergio Perez
ADVERTISEMENT
PSSI melontarkan isu "jenaka" pada Senin (27/5/2019). Dalam rilis resminya, Komite Eksekutif (Exco) PSSI sepakat menggunakan video assistant referee (VAR) untuk Liga 1 musim 2019.
ADVERTISEMENT
Sontak, kabar itu langsung melahirkan tanda tanya. Bagi orang awam, penggunaan VAR terkesan keren karena sudah mirip dengan apa yang dilakukan di Piala Dunia 2018 serta sejumlah liga dan turnamen di Eropa.
Sejatinya, VAR diberlakukan bukan untuk keren-kerenan. Bukan pula semata agar sepak bola tampak modern dengan balutan teknologi mutakhir. VAR merupakan sebuah terobosan agar sepak bola, khususnya wasit, minim kesalahan.
Karena itu, selaiknya sebelum bicara penggunaan VAR, bal-balan Tanah Air kudu mempersiapkan tetek bengek yang mengelilingi teknologi itu. Asep Saputra, Manajer Kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB), menyebut masih banyak pekerjaan rumah yang harus disiapkan.
Ia menegaskan sebelum memakai VAR, seharusnya ada kajian mendalam plus uji coba bukan di kompetisi resmi.
ADVERTISEMENT
“Kabarnya ‘kan VAR mau dipakai di kompetisi resmi (Liga 1). Kita bicara dulu kalau sepak bola itu ada aturan yang namanya Laws of the Game. Ada pasal 1 sampai 17 dan tahun ini ada tambahan soal protokol. Jadi, tidak ujug-ujug pakai VAR karena mengimplimentasikan itu di luar Laws of the Game tadi atau protokol,” ujar Manajer Kompetisi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Asep Saputra, kepada kumparanBOLA, Selasa (28/5/2019).
Asep menegaskan, kalau ingin mengimplementasikan VAR maka protokolnya harus penuh. Dalam protokol itu, menurut Asep, harus ada surat dari FIFA maupun IFAB (International Football Association Board).
“Kalau di liga resmi harus hati-hati. Tidak bisa langsung menggunakan VAR. Harus ada suratnya dulu. Jika itu kompetisi amatir atau usia muda tidak masalah,” kata Asep.
ADVERTISEMENT
Tak cuma soal protokol, hal lain yang harus disiapkan ialah sumber daya manusia (SDM). Asep mengungkapkan kalau VAR membutuhkan wasit berlisensi khusus.
“Jadi, bukan perkara teknologinya sebenarnya, tapi bagaimana SDM itu menggunakan VAR. Misal saja wasit utama dan para asistennya di lapangan berlisensi FIFA, maka SDM yang bertugas menggunakan VAR harus punya lisensi yang sama,” tuturnya.
Bicara teknologi VAR sendiri sebetulnya tak sembarangan. Asep menyebut alat komunikasi juga harus khusus. Ditambah lagi ada perangkat lunak tersendiri buat VAR.
PT LIB belum mengatakan setuju untuk penggunaan VAR pada musim ini. Mereka mengedapankan kajian serius dulu sebelum sampai ke pemakaian.
Sang operator kompetisi sudah melakukan studi banding ke negara-negara yang mulai memakai VAR. Selanjutnya PT LIB tinggal melakukan percobaan.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, isu yang diembuskan PSSI membuat PT LIB kalang kabut. Dengan kata lain, federasi ingin ada langkah percepatan untuk bisa menggunakan VAR.
Padahal, setelah tahap kajian, PSSI dan PT LIB harus menyiapkan SDM. Asep juga memerinci perisapan infrastruktur harus mendukung. Belum lagi soal jaringan komunikasi yang punya peran penting dalam penggunaan VAR.
“Stadion mendukung tidak jaringan komunikasinya. Lalu, kalau alat untuk VAR tidak masalah. Namun, SDM yang belum siap. Nanti, apakah bisa konsisten di sembilan stadion dalam satu pekan liga. Setelah itu, baru masuk tahap uji coba minimal dua tahun,” katanya.
Semua detail perlengkapan di sektiar VAR yang dibeberkan Asep memang kudu dimiliki. Setelah itu, PSSI dan PT LIB bisa menghitung bujet yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
“Prosesnya baru sampai kajian. Proses ini ‘kan akan melahirkan data kalau VAR bisa diterapkan atau tidak, dengan kata lain ini detail dan terukur. Lalu, masih ada PR melatih wasit, memperbaiki infrastruktur, lalu melakukan uji coba. Kami bukan menolak, hanya saja waktunya belum tepat," ucapnya.
"Berita dari PSSI seakan-akan ingin mencari langkah akselerasi. Ya, paling cepat tahun depan. Dan, tahun sekarang uji coba dulu di level kompetisi usia muda, misalnya,” tutur Asep.