Veni Vidi Vici ala Shahar Ginanjar

10 Desember 2018 6:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Persija Jakarta berselebrasi usai keluar sebagai juara Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (9/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Persija Jakarta berselebrasi usai keluar sebagai juara Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (9/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Veni vidi vici, ungkapan itu dipakai oleh Julius Caesar sebagai pesan kepada senat Romawi dalam menggambarkan kemenangannya atas Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran Zela. Tapi, kita tidak hendak membicarakan yang mulia satu itu. Kali ini, ada Shahar Ginanjar yang juga ber-veni-vidi-vici bersama Persija Jakarta di pentas Liga 1 2018.
ADVERTISEMENT
Berdirinya Persija di tempat tertinggi di musim kompoetisi 2018 bukan didapat dengan jalan mudah. Mereka harus menunggu hingga pekan ke-34 untuk bisa memastikan gelar juara melayang ke Ibu Kota.
Sederet masalah sempat menghampiri Persija selama satu musim ini, salah satunya krisis penjaga gawang. Andritany Ardhiyasa memang menjadi penjaga gawang utama skuat besutan Stefano 'Teco' Cugurra. Akan tetapi, penjaga gawang 27 tahun tak selamanya bisa berada di bawah mistar Macan Kemayoran.
Ambil contoh saat Andritany dipanggil ke Timnas Indonesia atau cedera. Teco mau tak mau memasang Rizky Darmawan dan Daryono untuk tampil sebagai deputi secara bergantian. Pengalaman keduanya yang minim ikut berandil dalam membuat performa Persija naik-turun. Paling nyata tentu bagaimana Rizky melakukan blunder kala Persija mentas di Piala AFC bersua Home United.
ADVERTISEMENT
Shahar Ginanjar ke Persija. (Foto: Dok. Media Persija)
zoom-in-whitePerbesar
Shahar Ginanjar ke Persija. (Foto: Dok. Media Persija)
Atas sederet pertimbangan, pada jendela transfer tengah musim, Persija menggaet Ginanjar. Penjaga gawang milik PSM Makassar itu didatangkan sebagai pelapis Andritany pada 24 Juli 2018. Penampilan Shahar terbilang memuaskan. Tiga hari sejak kedatangannya di Persija, pemain 28 tahun kelahiran Purwakarta ini mampu menjaga gawang Persija aman dari gempuran Bhayangkara FC.
Kehadiran Shahar membantu memperbaiki performa Persija sejak pertengahan musim. Dari 12 penampilannya, Shahar kebobolan 14 kali dan mencatatkan lima kali nirbobol. Kedatangan Shahar memang pilihan bijak bagi Persija, apalagi bila bicara soal pengalaman. Pada musim 2014, ia ikut andil dalam membantu Persib Bandung meraih gelar juara.
''Alhamdulillah saya bisa bantu tim yang saya bela walaupun Anda tahu saya hanya kiper pelapis. Tapi, setidaknya elemen saya di dalam tim itu enggak akan ada pemain inti kalau enggak ada pemain cadangan. Jadi, saya hanya bangga bisa memberikan yang terbaik untuk tim yang saya bela,'' kata Shahar ketika ditemui di area mixed zone SUGBK.
ADVERTISEMENT
''Di Persib, saya bermain selama tiga tahun dan saya dapat trofi. Setelah itu saya pindah-pindah klub lalu berlabuh ke Persija. Orang bilang, saya membawa keberuntungan, tapi saya enggak merasa seperti itu karena yang bermain bola semua elemen tim. Jadi, kalau dibilang hebat, ya semuanya hebat. Kalau salah dibilang salah. Intinya saya bangga bisa memberi yg terbaik dan berkontribusi baik di tim,'' ucapnya.
Saat masih berseragam PSM, Shahar hanya mentas dua kali karena kalah performa dari Rivky Mokodompit. Banyak pihak beranggapan, berlabuhnya Shahar ke Persija adalah pilihan tepat. Anggapan lainnya sekaligus memunculkan spekulasi bahwa Pasukan Ramang menyesal melepas Shahar karena di akhir musim, PSM berada satu setrip di bawah Persija.
ADVERTISEMENT
"Saya engak bilang PSM rugi. Saya memikirkan yang terbaik saja. Dan ketika saya berseragam Persija itu takdir dan tugas saya hanya menjalani saja. Pun saat saya dihadapkan dalam dua pilihan sebenarnya ketika saya pindah dan itu kewenangan klub lama saya bernaung. Mereka [PSM] meminta saya memilih apakah bertahan atau keluar. Alhamdulillah, setelah saya memilih keluar, pihak Persija memberi saya tempat,'' kata Shahar.
Status Shahar di Persija akan berakhir pada Desember ini. Sebagai pemain pinjaman, Shahar seharusnya kembali ke PSM. Akan tetapi, Shahar masih enggan berspekulasi tentang masa depannya.
''Untuk saat ini saya serahkan semua ke manajemen Persija. Saya memiliki faktor-faktor yang harus saya perhitungkan. Sebenarnya saya ingin bertahan di sini karena istri saya lagi hamil dan saya enggak mau jauh-jauh dari keluarga. Dan kita sama-sama berdoa saja mudah-mudahan saya bisa di sini terus bersama Persija,'' tutupnya.
ADVERTISEMENT