Wawan Hendrawan dan Deretan Nama Lain yang Belum Dilirik McMenemy

19 Juli 2019 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiper Bali United, Wawan Hendrawan. Foto: Instagram/@baliunitedfc
zoom-in-whitePerbesar
Kiper Bali United, Wawan Hendrawan. Foto: Instagram/@baliunitedfc
ADVERTISEMENT
Sejak pertama kali ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia, tepatnya pada akhir 2018 lalu, Simon McMenemy terhitung sudah bertugas pada tiga laga uji tanding yakni melawan Myanmar, Yordania, dan Vanuatu.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 28 pemain secara bergantian ia sertakan guna terlibat di tiga uji tanding tersebut. Sebagian besar merupakan nama-nama lawas semisal Alberto Goncalves, Stefano Lilipaly, dan Evan Dimas.
Sebagian lagi merupakan para pemain yang dalam beberapa tahun terakhir tak dilirik. Mulai dari Rizky Pellu, Novri Setiawan, Ruben Sanadi, hingga Yanto Basna.
Pemain timnas Indonesia Novri Setiawan saat pertandingan persahabatan melawan Vanuatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (15/6). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Tentu saja, nama-nama itu merupakan para pemain yang memang memiliki kualitas sekaligus sesuai dengan skema permainan yang McMenemy inginkan. Terbukti, hanya sekali mereka mengalami kekalahan pada uji tanding yang dilakoni, yakni kala melawan Yordania dengan skor 1-4.
Sementara, pada dua laga uji tanding lain, hasilnya adalah kemenangan. Melawan Myanmar, Indonesia berhasil menang 2-0. Sedangkan dengan Vanuatu, kemenangan telak 6-0 berhasil diraih.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, tak bisa dimungkiri bahwa Indonesia masih menunjukkan sejumlah cela. Hal tersebut diakui sendiri oleh McMenemy saat diwawancarai AFC, Rabu (19/7/2019) lalu. Atas dasar itulah beberapa perbaikan mesti dilakukan. Terlebih, Indonesia bakal melakoni laga Pra-Piala Dunia 2022 per September nanti.
Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy (kiri) memberikan arahan saat sesi latihan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Jumat (14/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Untuk melakukannya, salah satu langkah yang bisa diambil adalah mencoba sejumlah nama lain. Kebetulan, musim ini ada beberapa pemain yang performanya terbilang menonjol. Bahkan, tak sedikit yang tampak lebih baik ketimbang para pemain yang sejauh ini rutin dipanggil McMenemy. Siapa saja mereka?
Penjaga Gawang
Untuk pos penjaga gawang, nama-nama yang sejauh ini kerap disertakan McMenemy terhitung berstatus papan atas di Indonesia. Andritany Ardhyasa (Persija Jakarta), misalnya, adalah penjaga gawang utama Indonesia dalam dua tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Adapun dua nama lain, yakni Teja Paku Alam (Semen Padang) dan Awan Seto Raharjo (Bhayangkara FC), selalu menunjukkan performa gemilang di Liga 1. Khusus Teja, ia bahkan merupakan kiper dengan penyelamatan terbanyak musim ini (38 kali).
Meski begitu, sebetulnya masih ada beberapa nama lagi yang juga layak dipanggil lantaran menunjukkan performa tak kalah optimal di Liga 1 2019. Tiga nama teratas adalah Muhammad Ridho (Madura United), Jandia Eka Putra (PSIS Semarang), dan Wawan Hendrawan (Bali United).
Sejauh ini, kiprah ketiga kiper tersebut amat menonjol. Ridho, misalnya, punya peran penting atas capaian timnya menempati empat besar liga musim ini. Terbukti, saat ia tak bermain karena mengalami cedera, gawang 'Sape Kerrab' tiba-tiba bobol tiga kali hanya dalam dua laga. Padahal, pada lima pertandingan sebelumnya, cuma dua kali gawang Madura United tertembus.
ADVERTISEMENT
Seperti Ridho, Jandia dan Wawan juga menunjukkan hal serupa. Mereka berperan penting terhadap kokohnya lini pertahanan PSIS dan Bali United musim ini.
Dalam sembilan laga, Jandia melakukan 29 penyelamatan dan baru delapan kali gawangnya ditembus. Sementara, Wawan baru enam kali jebol. Selain itu, ia juga punya kelebihan lain yang tak dimiliki kiper-kiper Timnas Indonesia saat ini, yaitu pembacaan arah bola saat penalti.
Di luar tiga nama tersebut, para penjaga gawang macam Miswar Saputra dan Angga Saputra juga bisa menjadi alternatif. Sejauh ini, keduanya masing-masing sudah mencatatkan 32 dan 30 penyelamatan di Liga 1.
Bek
Sejak menangani Timnas Indonesia, Simon McMenemy kerap mencoba skema dasar 3-4-3. Dalam skema ini, bek tengah dan bek sayap memegang peran penting. Karena itu, pemain yang mengisinya tak boleh sembarangan.
ADVERTISEMENT
Khusus bek tengah, sayangnya, pilihannya agak terbatas lantaran para pemain yang berlaga di Liga 1 kebanyakan pemain asing. Meski begitu, bukan berarti tak ada pilihan sama sekali. Andi Setyo adalah salah satunya.
Bek yang sempat beberapa kali dipanggil pada masa Luis Milla tersebut merupakan tumpuan Tira-Persikabo musim ini. Berduet dengan Beknazarov, ia berperan penting terhadap kokohnya lini pertahanan tim berjuluk 'Laskar Padjadjaran' tersebut. Tak hanya itu, Andi juga terhitung tajam untuk ukuran bek tengah dengan catatan dua gol dari sembilan penampilan.
Andi Setyo, bek Tira Persikabo, saat menyapa para suporter. Foto: Instagram/ @officialpersikabo
Nama lain yang juga layak dilirik untuk posisi bek tengah adalah Abdul Rahman Sulaeman (PSM Makassar). Dibandingkan dengan bek senior lain macam Ahmad Jufriyanto (Persib Bandung), yang cukup sering dipanggil McMenemy, catatannya musim ini bahkan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Saat ia bermain, hanya empat kali gawang PSM bobol. Selain itu, lewat tinggi badannya yang mencapai 190 cm, ia punya kelebihan dalam duel bola-bola atas. Hal semacam ini jelas sangat dibutuhkan Indonesia, terutama saat melawan negara-negara dari Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab.
Pemain PSM Makassar Abdul Rahman (kiri) berebut bola dengan pemain Becamex Binh Duong pada pertandingan leg kedua semi final piala AFC zona ASEAN di Stadion Pakansari, Bogor. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sementara, untuk posisi bek sayap, pilihannya jauh lebih banyak. Selain Rezaldi Hehanusa yang kini sudah mulai sembuh dari cedera, ada dua nama lagi yang juga layak disertakan. Mereka adalah Marckho Sandy dan Alfath Fathier yang sama-sama bermain untuk Madura United.
Kedua nama ini merupakan bek sayap modern. Mereka tak hanya memilliki kemampuan bertahan yang baik, tetapi juga andal saat membantu penyerangan.
Ditambah, mereka juga tergolong versatile. Marckho bisa bermain di posisi lain seperti bek tengah, sedangkan Alfath juga piawai saat dimainkan sebagai penyerang dan gelandang sayap. Pada dua pertandingan terakhir, Alfath bahkan sengaja didaulat sebagai pengganti Andik Vermansyah yang tengah mengalami cedera.
ADVERTISEMENT
Hanya memang, khusus Marckho, emosinya yang kerap meledak bisa menjadi kekurangan tersendiri.
Gelandang
Untuk posisi gelandang, salah satu nama yang patut dikedepankan adalah Septian David Maulana. Lewat keterampilan olah bola serta mobilitas yang dimiliki, Septian menjadi sosok yang menonjol di lini serang PSIS Semarang musim ini. Ia bahkan sudah menceploskan dua gol dari enam kali kesempatan bermain.
Selebrasi Septian David Maulana Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Sebetulnya, posisi dan gaya bermain mantan pemain Mitra Kukar itu tak begitu cocok dengan skema McMenemy. Tak seperti Septian yang biasa bermain di belakang penyerang, mantan pelatih Bhayangkara FC tersebut cenderung menyukai gelandang-gelandang dengan kemampuan bertahan dan menyerang seimbang serta yang piawai mengontrol dari tengah.
Simak saja pemain-pemain yang ia panggil sejauh ini. Ada Rizky Pellu, Zulfiandi, hingga Evan Dimas.
ADVERTISEMENT
Namun, pada situasi tertentu, kemampuan seorang playmaker yang dimiliki Septian bisa amat dibutuhkan. Setidaknya sebagai alternatif.
Hanya, jika memang McMenemy keukeuh dengan keinginannya, nama-nama semisal Asep Berlian atau Dave Mustaine bisa menjadi pilihan.
Asep Berlian, pemain Madura United. Foto: Angga Septiawan Putra/kumparan
Kendati tak begitu populer, dua pemain tersebut termasuk gelandang yang penampilannya paling menonjol di Liga 1 2019. Mereka merupakan andalan di tim masing-masing. Asep di Madura United, sedangkan Dave di PSS Sleman.
Khusus Asep, ini adalah musim ketiganya menjadi andalan Madura United. Dari setiap musim tersebut, ia selalu menunjukkan performa optimal.
Memang, statistiknya saat menyerang terhitung buruk, yakni hanya mencetak satu gol hingga kini. Namun, agresivitasnya saat bertahan serta kemampuannya dalam mengalirkan bola patut diacungi jempol. Atas dasar itulah ia selalu menjadi pilihan utama di lini tengah Madura United, kendati pelatih mereka begitu sering berganti.
ADVERTISEMENT
Penyerang
Penyerang lokal tajam adalah barang langka di Indonesia. Setidaknya itulah yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Untuk musim ini saja, hanya Dedik Setiawan penyerang lokal yang mampu menembus deretan atas topskorer Liga 1 2019 dengan lima gol.
Pemain timnas Indonesia Dedik Setyawan (kiri) berusaha melewati pemain Vanuatu saat pertandingan persahabatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (15/6). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Namun, bila mengesampingkan catatan gol, masih ada sejumlah penyerang lain yang juga layak disimak. Empat di antaranya adalah Wawan Febrianto, Hari Nur Yulianto, Ferdinand Sinaga, dan pendatang baru macam Haris Tuharea. Keempat nama tersebut menonjol dengan cara mereka masing-masing.
Wawan, yang sejauh ini telah mencetak dua gol dan dua assist, merupakan tumpuan Tira-Persikabo di lini depan. Kecepatan dan akselerasinya dari sisi sayap kerap kali menyelamatkan Tira-Persikabo dari kebuntuan. Pelatih Tira-Persikabo, Rahmad Darmawan, bahkan menganggap Wawan layak dipanggil Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sementara, Ferdinand dan Hari Nur menonjol berkat gol-gol krusial yang kerap mereka catatkan. Pada pertandingan terakhir saja, Ferdinand, misalnya, mencetak satu gol kala masuk sebagai pengganti pada laga melawan Persebaya Surabaya. Gol tersebut kala itu menentukan kemenangan 2-1 PSM Makassar.
Ferdinand sendiri pada musim ini sudah mencetak dua gol dari empat penampilan. Jumlah yang sama juga sudah dicatatkan Hari Nur bersama PSIS Semarang --musim lalu ia mencetak 10 gol dan menyelamatkan PSIS dari degradasi. Bedanya, Hari Nur pada musim ini sudah mencetak satu assist.
Selebrasi Pemain PSIS Foto: Aditya Pradana Putra/Antara
Adapun, satu nama lain, yakni Haris Tuharea, merupakan penyerang sayap seperti Wawan Febrianto. Musim ini ia sudah membukukan tiga gol dari enam laga untuk PSS Sleman.
ADVERTISEMENT
Menariknya, tiga gol tersebut ia ciptakan dalam dua pertandingan terakhir. Padahal, ini merupakan musim debutnya di kasta teratas kompetisi sepakbola Indonesia. Tak ayal, namanya pun mulai banyak dibicarakan para suporter PSS musim ini.
Lantas, akankah sederet nama tersebut akan dipanggil McMenemy guna menghadapi Pra-Piala Dunia 2022? Menarik dinantikan.