5 Tanda Tubuh Kekurangan Asupan Karbohidrat

9 Mei 2018 8:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mata lelah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mata lelah. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang menghindari makanan yang menjadi sumber karbohidrat. Selain meningkatkan bobot tubuh, makanan tinggi karbohidrat dipercaya dapat membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Padahal, hal tersebut tak sepenuhnya benar, lho. Meski tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, tubuh tetap membutuhkan asupan karbohidrat yang berperan sebagai sumber energi serta mendukung sistem metabolisme agar tetap berfungsi maksimal.
Lantas, apa yang terjadi bila tubuh kekurangan asupan karbohidrat? Dilansir Independent, berikut lima dampak yang terjadi akibat kekurangan karbohidrat:
1. Mudah lelah
com-Lelah Bekerja (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Lelah Bekerja (Foto: Thinkstock)
Tak tercukupinya asupan karbohidrat di dalam tubuh akan berdampak pada rasa lelah dan ngantuk yang tak henti meski telah beristirahat dengan cukup. Hal ini karena karbohidrat akan diubah menjadi glukosa yang berperan sebagai sumber energi sehingga tubuh tetap segar dan bugar.
Jika merasa khawatir akan makanan tinggi karbohidrat yang dapat menyebabkan kegemukan, kamu dapat menyantap beberapa makanan tinggi karbohidrat yang tidak membuat gemuk seperti oat, ubi, dan labu kuning.
ADVERTISEMENT
2. Selalu merasa lapar
Ilustrasi selalu lapar. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi selalu lapar. (Foto: Thinkstock)
Selain membuat badan mudah lelah, kekurangan asupan karbohidrat akan berdampak pada rasa lapar yang tak henti menyerang. Rasa lapar terjadi karena kurangnya kadar glukosa yang menyebabkan cadangan energi menipis.
Bukannya membuat program diet berjalan lancar, kekurangan karbohidrat akan meningkatkan hasrat untuk menyantap makanan dalam jumlah besar. Hal ini tentu akan berujung pada obesitas atau kenaikan berat badan secara signifikan.
3. Gangguan pencernaan
Gangguan Saluran Pencernaan  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Gangguan Saluran Pencernaan (Foto: Thinkstock)
Mengurangi makanan tinggi karbohidrat sama saja dengan mengurangi asupan serat pangan yang bagus bagi sistem pencernaan. Kurangnya asupan serat akan menyebabkan saluran pencernaan tidak bekerja secara maksimal sehingga berujung pada sembelit atau susah buang air besar. Selain itu, sembelit akan menyebabkan limbah makanan yang tidak bermanfaat mengendap di saluran usus sehingga akan meningkatkan risiko kegemukan.
ADVERTISEMENT
4. Bau mulut
Ilustrasi bau mulut (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bau mulut (Foto: Thinkstock)
Tak hanya berdampak pada organ bagian dalam tubuh, ternyata kekurangan karbohidrat akan membuat aroma nafas menjadi kurang sedap. Saat asupan karbohidrat menipis, tubuh akan memproduksi keton dari lemak yang digunakan sebagai pengganti energi pada otak dan hati. Keton inilah yang akan mengeluarkan aroma tak sedap sehingga berdampak pada bau menyengat di dalam rongga mulut.
5. Sulit konsentrasi
Bekerja shift malam meningkatkan risiko kanker (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bekerja shift malam meningkatkan risiko kanker (Foto: Shutterstock)
Tak hanya tubuh, otak juga memerlukan karbohidrat yang cukup agar tetap berfungsi maksimal. Dan ketika tubuh kekurangan karbohidrat, asupan glukosa sebagai sumber energi pun akan menipis sehingga menurunkan kemampuan otak. Hal ini akan berdampak pada gangguan kesehatan seperti sakit kepala, rasa pening berlebih, serta susah berkonsentrasi.