6 Cara Mengurangi Stres dan Rasa Gelisah dengan Makanan

30 September 2019 10:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan stres di tempat kerja. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan stres di tempat kerja. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Rasa stres atau gelisah itu sangat normal. Namun, keduanya bisa jadi masalah besar bila kita jadi lepas kendali.
ADVERTISEMENT
Kita bisa mengelola emosi akibat stres atau pun rasa gelisah. Tak hanya itu, rupanya makanan juga menjadi faktor utama yang bisa kita andalkan untuk mengurangi tekanan tersebut.
Secara sederhana, kamu pasti sering mendengar soal makanan yang meningkatkan adrenalin; kopi misalnya. Ada pula makanan yang bikin kamu kurang semangat, misalnya nasi putih. Oleh karena itu, makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam urusan mengatur emosi kita.
Oleh karena itu, sebaiknya kita mengonsumsi makanan yang benar-benar diperlukan tubuh; bukan sekadar memuaskan mulut. Nah, berikut ini adalah 6 cara mengurangi stres dan rasa gelisah dengan makanan. Apa saja, nih?
1. Kurangi asupan gula
Cake pops Foto: Shutterstock
Banyak yang bilang kalau gula membangun semangat. Namun, bagi orang-orang yang mudah panik dan stres, ada baiknya untuk membatasi asupan gula.
ADVERTISEMENT
Gula yang tinggi dapat membuat perasaan melonjak, bila tidak bisa diatasi akan mengacu pada serangan panik. Selain itu, kelebihan gula juga memaksa tubuh untuk menggunakan sumber energi. Kita berpotensi untuk mudah lelah.
Tak hanya dari makanan atau manis, gula juga datang dari karbohidrat sederhana. Maka itu, pilihlah asupan karbo yang lebih baik; misalnya gandum, atau mungkin ubi ungu.
2. Takar asupan kafein
Ilustrasi latte Foto: Pexels
Kafein memang kerap diandalkan untuk ‘membangunkan’ kita. Sesekali, kamu membutuhkannya namun tidak untuk terus menerus. Masalah mulai muncul ketika kecanduan kafein sudah menggangu ritme alami tubuh, sehingga kita lebih sulit mengaturnya.
Kafein menghambat produksi adenosin, yang biasanya akan menyebabkan kantuk. Dengan menghentikannya, kamu berpotensi mengalami masalah tidur. Kurang tidur bikin kamu mudah tersinggung dan gelisah.
ADVERTISEMENT
Bila ingin mengurangi stres, ada baiknya kita mengganti beberapa gelas kopi tambahan dengan air dan perasan lemon, stroberi, melon, atau kiwi.
3. Perbanyak antioksidan
Ilustrasi acai berry Foto: dok.shutterstock
Sebuah studi dalam The Annals of General Psychiatry mengungkap bahwa kecemasan mungkin berkaitan dengan tingkat antioksidan yang rendah, Antioksidan mengurangi peradangan dan stres oksidatif. Keduanya merusak fungsi otak.
Gantilah camilan kita dengan makanan kaya antioksidan. Mulailah beralih ke beri hitam, kenari, buah-buahan dan kacang-kacangan.
4. Beralih ke diet mediterania
Ilustrasi Diet Mediterania Foto: Instagram @signemeirane
Diet ini terkenal dengan asupan asam lemak omega-3, seperti kacang-kacangan, biji-bijian dan ikan. Lemak tak jenuh ini umumnya sangat baik, plus ia tidak mendatangkan risiko kardiovaskular.
Meski belum ada jawaban pasti soal omega-3 mampu melawan kecemasan, beberapa penelitian mengungkap bahwa omega-3 mampu bekerjasama dengan molekul di otak yang mengatur suasana hati kita.
ADVERTISEMENT
5. Perbanyak vitamin B
Ilustrasi Kacang-kacangan Foto: Shutterstock/Liliya Kandrashevich
Jenis vitamin ini mengatur metabolisme dan mengendalikan sistem saraf kita. Secara berkelanjutan, ini bisa memengaruhi respon stres kita.
Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan lekas marah, susah tidur, dan depresi. Sementara itu, kekurangan B5 dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang mengakibatkan meningkatnya stres.
Tambah dosis vitamin B harian untuk tubuh kita dengan mengonsumsi buah jeruk, biji-bijian dan sayuran.
6. Tambah asupan probiotik
Yoghurt dan berry Foto: Shutterstock
National Center for Complementary and Integrative Health mengungkap bahwa mikroorganisme usus tubuh berperan dalam membentuk depresi dan kecemasan. Bakteri dalam sistem pencernaan kita mampu mengirimkan sinyal ke sistem saraf pusat.
Kelebihan bakteri bahaya bisa mengganggu fungsi usus alami sehingga tubuh bisa mengirim pesan negatif yang mengganggu otak. Bakteri yang baik (seperti Lactobacillus), di sisi lain, dapat mengatur kecemasan dan secara positif mempengaruhi aktivitas otak.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatur tingkat stres, kamu bisa memilih probiotik yang tersedia dalam bentuk pil. Namun, ada baiknya kamu mengonsumsi yang lebih alami seperti yogurt atau kombucha.