Alasan di Balik Mahalnya Menu Steak di Steakhouse

12 Juli 2018 20:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dibanding tenderloin, filet mignon lebih mahal. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Dibanding tenderloin, filet mignon lebih mahal. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu menerka-nerka mengapa harga daging yang telah diolah menjadi steak lebih mahal dibanding daging di supermarket? Atau, kenapa harga steak di tiap restoran berbeda-beda satu sama lain dan cenderung mahal.
ADVERTISEMENT
Di Amerika Serikat, terdapat banyak restoran dengan spesialisasi hidangan steak yang disebut dengan steakhouse. Harga menu steak di steakhouse sendiri merogoh kocek yang cukup dalam, jauh dibandingkan dengan restoran lainnya.
Kira-kira, apa penyebabnya? Apakah sama dengan komparasi restoran steak yang ada di Indonesia?
Dalam video yang diunggah oleh Eater, daging yang digunakan sebagai olahan steak di steakhouse sendiri memiliki kualitas terbaik di pasaran. Bahkan, hanya sekitar 2 persen hewan ternak yang mampu menghasilkan daging berkualitas premium tersebut. Bisa dibayangkan betapa tingginya kualitas dari daging yang digunakan, bukan?
Tak hanya pada jenis daging yang digunakan saja, namun biaya besar juga harus dikeluarkan untuk menyajikan daging tersebut. Penyajiannya pun tak main-main, daging tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu.
Ilustrasi daging yang dikeringkan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi daging yang dikeringkan (Foto: Thinkstock)
Untuk apa pengeringan tersebut dilakukan?
ADVERTISEMENT
Daging yang dikeringkan tersebut akan keluar kelembabannya, dan teksturnya menjadi lebih empuk, serta cita rasanya semakin bertambah. Semakin lama proses pengeringan dilakukan, akan semakin nikmat pula cita rasa daging yang dihasilkan.
Tak hanya sekadar membuat daging terasa lezat, namun juga meningkatkan harga jualnya, menjadi lebih fantastis. Di salah satu steakhouse yang berlokasi di New York, misalnya. Mereka memiliki kurang lebih 80 ruangan yang diperuntukkan pengeringan daging. Bila diakumulasikan, harga seluruh jumlah daging tersebut mencapai satu juta dolar.
Menusuk steak dengan garpu. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Menusuk steak dengan garpu. (Foto: Thinkstock)
Nah, sayangnya, proses pengeringan tersebut juga membuat berat dari daging menyusut hingga sepertiga bagian. Dan, kulit luar dari daging yang telah dikeringkan tentunya harus disingkirkan dan dibuang, karena tak dapat dikonsumsi.
Setelah mengalami proses pengeringan ini, jumlah bagian daging yang dapat dimanfaatkan memang tak banyak. Kira-kira, dalam setiap 400 hingga 640 ons daging iga, hanya dapat menghasilkan sekitar 22 hingga 25 ons bagian daging yang dapat disantap, seusai mengalami proses pengeringan. Penurunan yang cukup drastis, bukan?
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, bagian daging yang tersisa tersebut sudah dapat dipastikan memiliki rasa yang sangat nikmat. Tak heran bila sajian steak di steakhouse ini dikategorikan sebagai gourmet meal--seni memasak makanan dengan cita rasa tinggi, yang dibanderol dengan harga yang cukup mencekik dompet