Amankah Daging Merah Dikonsumsi oleh Penderita Hipertensi?

23 Agustus 2018 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hipertensi. (Foto: rawpixel via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hipertensi. (Foto: rawpixel via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Tak seperti mayoritas orang pada umumnya, perayaan momen Idul Adha tak ubahnya hari biasa bagi penderita darah tinggi atau hipertensi. Sebabnya, meski mendapatkan beberapa kantong daging sapi dan kambing, tuntutan penyakit yang diderita mengharuskan mereka untuk membatasi, bahkan tak boleh sama sekali menyentuh kedua daging merah tersebut.
ADVERTISEMENT
Ya, seperti yang telah diketahui, mengonsumsi daging merah dipercaya dapat meningkatkan tekanan darah secara singkat, sehingga bila menyantapnya dalam jumlah yang banyak, maka akan dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi penyakit darah tinggi, atau justru memicu komplikasi seperti struk hingga gagal jantung.
Padahal, menyantap daging tak selalu berpengaruh buruk bagi kesehatan, lho. Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, guru besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), mengonsumsi daging sapi atau kambing bagi penderita darah tinggi adalah sah-sah saja.
Kandungan lemak trans pada daging merah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kandungan lemak trans pada daging merah. (Foto: Thinkstock)
"Penderita hipertensi yang ingin makan daging sapi atau kambing boleh-boleh saja. Namun, harus sesuai dengan takaran, dan tidak berlebihan. Sayangnya, sekarang ini banyak yang makan daging tapi dalam jumlah banyak, seperti makan sate kambing langsung 10 tusuk, hal tersebut bisa memengaruhi," jelas Ali saat dihubungi kumparanFOOD lewat sambungan telepon, Selasa (21/08).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ali menjelaskan, bukan hanya soal takaran saja, kandungan lemak dan bahan-bahan tinggi garam yang menempel pada serat-serat daging juga harus diwaspadai. Jadi, sebisa mungkin pilih daging yang minim akan lemak.
"Waspadai lemak. Lemak harus diantisipasi sebagai upaya untuk menekan risiko darah tinggi. Cara yang paling simpel itu dengan mengiris lemak yang menempel pada daging sebelum memasaknya," tambahnya.
Ilustrasi garam. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi garam. (Foto: Thinkstock)
Hal senada pun diungkapkan oleh Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD. Guru Besar IPB bidang Keamanan Pangan dan Gizi tersebut mengungkapkan, menyantap olahan daging kambing atau sapi dalam batas wajar cukup aman, yang penting takarannya seimbang dan tidak berlebihan.
"Makan 1-2 ons daging perhari itu sudah cukup. Selain itu daging kambing juga sebenarnya tidak terlalu banyak mengandung lemak, justru yang lebih banyak itu domba. Jadi jangan terlalu khawatir mengongsumsi kambing," tutur Ahmad.
ADVERTISEMENT
Nah, tak hanya membatasi jumlah asupan daging, memerhatikan bumbu-bumbu pendukung yang digunakan juga tak kalah pentingnya. Untuk penderita darah tinggi, sebisa mungkin kurangi jumlah pemakaian bahan-bahan yang mengandung garam, serta imbangi dengan menyantap makanan sehat lainnya seperti sayur dan buah-buahan.