Angkringan, Tempat Nongkrong Asli Yogya yang Tak Lekang oleh Waktu

6 Maret 2018 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Angkringan Yogyakarta. (Foto: Instagram @angkringankarangpucung_mba_dev & @altoand)
zoom-in-whitePerbesar
Angkringan Yogyakarta. (Foto: Instagram @angkringankarangpucung_mba_dev & @altoand)
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang pernah berkunjung atau bahkan tinggal di Yogyakarta, pasti tidak asing dengan gerobak-gerobak makanan pinggir jalan yang dikenal dengan sebutan angkringan. Dengan sajian andalan berupa nasi kucing atau nasi bungkus berukuran kecil yang disantap bersama aneka sate, angkringan menjadi tempat favorit untuk bersantap malam sekaligus tempat berkumpul karena harga makanannya yang sangat terjangkau.
ADVERTISEMENT
Angkringan sendiri merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa yaitu 'angkring' yang merujuk pada alat atau tempat jualan yang berbentuk pikulan. Ya, pada zaman dahulu pedagang nasi bungkus menjual dagangannya dengan menggunakan angkring atau pikulan.
Dipopulerkan oleh seorang pria asal Cawas, Klaten, bernama Mbah Pairo yang mulai menjajakan nasi bungkus berbentuk kecil dengan sebuah pikulan sederhana pada tahun 1950-an. Karena keunikan nasi bungkusnya yang disebut nasi kucing, lama-kelamaan gaya berjualan nasi dengan angkringan semakin populer hingga sekarang dan banyak ditiru oleh pedagang-pedagang lainnya.
Seiring dengan kepopuleran angkringan yang semakin melejit, lambat laun arti angkringan pun bergeser menjadi istilah yang merujuk pada tempat makan pinggir jalan yang menjual nasi kucing dan aneka sate pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Di angkringan yang biasa kamu temui di Yogya, kamu dapat menikmati sederetan menu-menu tradisional nan lezat yang dibanderol dengan harga mulai Rp 5.000 hingga Rp 10 ribuan saja. Ada nasi kucing berisi oseng-oseng seperti jeroan, suwiran ayam, ikan peda, atau ikan tongkol, aneka sate mulai dari sate usus, ceker, telur puyuh, hingga sate kerang.
Rasa nasi kucing yang gurih sangat pas disantap bersama aneka sate bercita rasa dominan manis. Saking lezatnya, banyak orang yang ketagihan dengan makanan sederhana ini.
Selain aneka sajian makanannya, tak boleh ketinggalan tentu saja kopi joss yang menjadi ciri khas Kota Gudeg. Berupa kopi hitam dan gula yang diseduh menggunakan air panas, keunikan kopi joss terletak pada arang membara yang dimasukkan ke dalam kopi.
ADVERTISEMENT
Aroma arang yang unik berpadu dengan kopi tubruk membuat sajian kopi semakin nikmat. Tak heran bila kopi joss hingga kini masih menjadi primadona para pelancong ketika mampir ke angkringan Yogyakarta.
Kini, angkringan tak hanya sekadar menjadi tempat untuk menyingkirkan rasa lapar di malam hari, angkringan telah menjadi salah satu ikon Kota Gudeg yang wajib disambangi. Angkringan yang penuh dengan kesederhanaan menggambarkan warga Yogyakarta yang hangat, ramah, dan mudah berbaur dengan lingkungan.
Jadi, saat berkunjung ke kota yang kaya kental akan budaya ini, pastikan untuk berkunjung ke angkringan. Dan, nikmati ragam sajian tradisionalnya yang lezat sambil menikmati hangatnya suasana Yogyakarta yang penuh dengan seni dan kebudayaan.