news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Asal Mula Tradisi Bersulang saat Minum Bersama

25 Maret 2019 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bersulang Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bersulang Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kegiatan minum bersama kerap dilakukan dalam beberapa acara tertentu, seperti pesta pernikahan, atau sekadar berkumpul bersama para kolega. Nah, biasanya, sebelum meneguk minuman tersebut, ada kebiasaan untuk bersulang atau toast.
ADVERTISEMENT
Gelas berisi minuman --bir, cocktail, atau wine-- diangkat tinggi, dan didentingkan satu sama lain. Setelahnya, baru minuman ditenggak bersama.
Rupanya, kebiasaan bersulang tersebut bukan sekadar untuk bergaya atau memeriahkan suasana saja, lho. Prosesi bersulang merupakan sebuah tradisi yang sudah sejak lama dilakukan oleh hampir setiap budaya.
Bersulang merupakan sebuah perantara untuk mengekspresikan rasa cinta, harapan, semangat tinggi, dan rasa kagum. Prosesi bersulang ini biasanya juga diikuti dengan pengucapan kata-kata seperti 'cheers!', atau kata-kata yang menginspirasi untuk menghormati seseorang, sentimen, atau institusi, tergantung dengan jenis acaranya.
Ilustrasi bersulang Foto: Shutter Stock
Di Roma, misalnya, ada kebiasaan untuk bersulang demi kesehatan seseorang. Bahkan, di abad pertama sebelum Masehi, senat di sana mewajibkan para tamu undangan bersulang untuk kaisar mereka, Augustus, sebelum jamuan makan dimulai.
ADVERTISEMENT
Menurut Paul Dickson, sejarawan sekaligus penulis buku Toasts: Over 1,500 of the Best Toasts, Sentiments, Blessings and Graces, hampir setiap budaya --Ibrani, Mesir, Persia, Saxons, Huns-- kerap menunjukkan rasa hormat mereka lewat prosesi bersulang dan minum bersama.
Kira-kira, bagaimana asal mula kebiasaan mendentingkan gelas tersebut pertama kali muncul?
Menurut Dickson seperti dikutip dari National Public Radio, ada beberapa legenda dan sejarah mengenai munculnya prosesi bersulang tersebut. Salah satu kepercayaan mengatakan, kegiatan mendentingkan gelas saat bersulang dapat mengusir iblis karena suaranya yang mirip dengan dentingan lonceng.
Iblis yang berbahaya tersebut dipercaya muncul saat kita sedang minum dan bersenang-senang.
Ilustrasi bersulang Foto: Shutter Stock
Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa dentingan gelas tersebut akan menambah kepuasan maksimal saat menyesap minuman. Suara dentingan tersebut dapat melengkapi elemen indera kelima --setelah rasa, sentuhan, penglihatan, penciuman-- yakni pedengaran.
ADVERTISEMENT
Dickson juga menyebutkan, tradisi bersulang dengan mendentingkan gelas pertama kali muncul di kalangan para politikus yang takut minumannya telah ditambahkan racun. Dentingan antar gelas tersebut akan membuat isi minumannya tumpah ke gelas sebelahnya.
Kini, kegiatan bersulang menjadi sebuah simbol kebersamaan saat menyesap minuman bersama teman-teman. Dengan menyentuh gelas masing-masing, mereka akan menjadi bagian dari perayaan bersama.
Meski tiap negara punya ungkapan 'cheers' yang berbeda-beda saat bersulang, namun tujuannya tetap sama, sebagai ungkapan rasa hormat dan doa untuk kesehatan serta kebahagiaan.