Berburu Pindang Belibis hingga Es Kacang Merah di PCF 2019

7 September 2019 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Es Mamat - Pucuk Coolinary Festival 2019 di Palembang Foto: Azalia Amadea/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Es Mamat - Pucuk Coolinary Festival 2019 di Palembang Foto: Azalia Amadea/Kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara soal Kota Palembang, mungkin Jembatan Ampera yang paling membekas di ingatan. Bukan hanya itu, kita juga perlu mengingat bahwa kota ini dijuluki sebagai 'Kota Pempek.'
ADVERTISEMENT
Ya, makanan khas di kota tertua di Indonesia ini juga tak kalah menarik untuk dicicipi. Rasa hingga bahan yang unik bisa kita temukan dalam sepiring sajian ala wong kito. Seperti beberapa makanan yang kumparan temukan saat mengunjungi Pucuk Coolinary Festival (PCF) di Lapangan Parkir Palembang Trade Center (PTC) Mall, Sabtu (7/9).
Sebelumnya, event tahunan ini telah diadakan di Yogyakarta dan Medan. PCF di Palembang dibuka oleh Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Sumatera Selatan, Ir. Hj. Ernila Rizar, MM mewakili Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, H. Isnaini Madani, dan National Sales & Promotion Head PT. Mayora Indah Tbk., Henry David Kalangie.
Setelah resmi dibuka, mulai hari ini pun warga Palembang sudah tampak banyak yang berburu makanan di PCF. Ini juga karena bertepatan dengan libur akhir pekan. Terdapat 100 lebih tenant kuliner yang menyajikan mulai dari makanan autentik, kekinian, hingga oleh-oleh khas dari kota berjulukan Venesia dari Timur itu.
Pucuk Coolinary Festival 2019 di Palembang Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Kami pun tak mau ketinggalan untuk mulai berburu makanan khas Palembang, meski matahari sedang terik-teriknya. Berikut adalah tiga kuliner yang kami coba di Pucuk Coolinary Festival, Palembang:
ADVERTISEMENT
1. RM Pindang Bu Romlah
Pertama, kami mencicipi pindang belibis di tenant RM Pindang Burung Bu Romlah. Kuliner ini rupanya salah satu makanan khas sekaligus legendaris yang berasal dari Desa Muara Batun, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Saat ini, Bu Romlah merupakan penerus generasi ketiga.
Menurut perempuan 56 tahun itu, sejak dahulu kala rumah makan ini sudah konsisten menjual aneka sajian berbahan dasar burung; yang bisa diolah dengan cara digoreng, bakar, atau dipindang.
RM Pindang Burung Bu Romlah - Pucuk Coolinary Festival 2019 di Palembang Foto: Azalia Amadea/Kumparan
"Masyarakat kami biasa makan burung. Burung-burungnya juga ditangkap liar, tapi khusus belibis karena susah, jadi biasanya pesan dari daerah lain juga sebelum stoknya habis," ungkap Romlah.
Saat kami cicipi, pindang burung belibisnya disajikan terpisah; mulai dari nasi, lalapan, sambal, belibis goreng, hingga kuah pindangnya. Cara menyantapnya pun unik, pertama daging belibis ini bisa dicocol dengan irisan cabai rawit yang sudah diberi kecap. Cara lainnya, bisa langsung dicelupkan ke kuah pindang, lalu disantap bersama sambal nanas yang dilengkapi potongan ati-ampela.
ADVERTISEMENT
Tekstur belibis ini mirip daging bebek, namun tidak keras, dan lebih kering. Dimakan bersama sambal nanas yang asin, asam, dan pedas terasa semakin nikmat. Jika dimakan bersama kuah pindang, belibis goreng ini akan melembut. Kuahnya kaya rempah, sehingga sedikit agak pahit, namun segar dan tercecap tipis rasa pedas di akhir.
Aneka burung dan ayam di RM Bu Romlah, Palembang Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Selain menyajikan belibis, ada juga menu dengan pilihan burung puyuh atau ayam. Harganya juga cukup terjangkau, mulai dari Rp 13 - 45 ribu per porsinya.
2. Cek May Wong Kito
Selanjutnya, kami menikmati seporsi pempek komplit di tenant Cek May Wong Kito; yang berisi kulit, telur, lenggang, dan otak-otak. Pempek ini punya ukuran yang mini dan dihargai Rp 4 ribu per buahnya, sementara pempek lenggang dibanderol Rp 15 ribu.
Pempek Cek May Wong Kito - Pucuk Coolinary Festival 2019 di Palembang Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Pempeknya terasa gurih khas ikan gabus, renyah di luar, dan kenyal di dalam. Dimakannya tentu bersama cuko yang cenderung manis - pedas. Ya, cuko khas Cek May Wong Kito ini ciri khasnya punya rasa manis yang lebih dominan, jadi mirip bumbu rujak namun encer.
ADVERTISEMENT
3. Es Mamat
Nah, sebagai pelepas dahaga, kami memesan Es Mamat. Minuman yang sudah ada sejak 1988 ini pada dasarnya menjual es kacang merah. Seperti kita ketahui, es kacang merah merupakan salah satu minuman khas yang punya rasa manis legit.
Es Mamat - Pucuk Coolinary Festival 2019 di Palembang Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Es kacang merah Mamat ini dihargai Rp 15 ribu; yang dilengkapi potongan cincau hitam, dan tapai. Untuk pemanisnya diberi sirup gula berwarna merah serta cokelat bubuk yang sudah dicairkan. Ditambah tumpukan es parut, membuat minuman ini benar-benar segar dan membuat tenggorokan adem.
Bukan hanya itu, masih banyak lagi makanan khas Palembang di PCF kali ini. Seperti tahun sebelumnya, PCF terbagi menjadi tiga zona; yakni manis, gurih, dan pedas. Jadi, pengunjung yang datang bisa menikmati makanan dengan ketiga rasa kategori tersebut.
ADVERTISEMENT
Di areanya yang luas, PCF juga menyuguhkan acara seru lainnya; seperti Spicy King Noodle Contest, live music dari musisi lokal Palembang, membagikan 10.000 porsi pempek gratis bagi setiap pengunjung yang sudah membeli dua botol Teh Pucuk Harum, serta hadiah menarik lainnya.
Bagi kamu warga Palembang, atau yang sedang berlibur ke kota ini tak ada salahnya memuaskan perut dengan berburu kuliner di sini. PCF 2019 terbuka secara gratis untuk umum mulai pukul 10.00 - 22.00 WIB.