Berkunjung ke Papua, Jangan Lupa Menyantap Papeda

Papeda, makanan pokok di Papua (Foto: Instagram @ayojalantour)

Traveling ke suatu tempat baru rasanya tidak lengkap jika tidak mencicipi kuliner khasnya. Salah satu tempat yang terkenal dengan kuliner khasnya adalah Papua. Ya, jika ke sini, sempat diri mencoba papeda, makanan pokok masyarakat setempat.

Papeda dibuat dari tepung sagu yang dicampur dengan air panas mendidih. Ya, padi tidak mudah ditanam di tanah Papua. Makanya, mereka tidak makan beras sebagai makanan pokok.

Tepung sagu yang dipakai untuk membuat papeda adalah bagian bonggolnya. Bonggol pohon sagu diperas hingga keluar sari patinya. Bonggol yang ideal dibuat tepung sagu adalah saat berumur 3 sampai 5 tahun.

Sama halnya seperti nasi, rasa papeda juga tawar. Ia harus dimakan dengan makanan lain seperti ikan sebagai lauk dan sayur ganemo. Sayur ganemo juga merupakan kuliner khas Papua yang dibuat dari tumisan daun melinjo muda, bunga papaya muda, dan cabai merah.

Papeda dengan ikan kuah kuning, kuliner khas Papua (Foto: Instagram @clitarosalinasidarta)

Persediaan tepung sagu murni untuk dibuat papeda biasanya disimpan dalam keranjang rotan yang dinamakan tumang. Memasak papeda tidak perlu direbus. Kita hanya perlu menuangkan air mendidih perlahan ke dalam tepung sagu sambil diaduk. Papeda siap dinikmati!

Untuk menyantap papeda juga akan sulit menggunakan sendok biasa karena ia kental dan kenyal. Para warga lokal biasanya menggunakan gata-gata mengambil papeda dari wadahnya ke piring masing-masing.

Berbentuk seperti sumpit, gata-gata diputar cepat agar bisa menggulung papeda dan memisahkannya. Setelah sampai di piring, papeda dimakan dengan jempol dan telunjuk untuk dimasukkan ke mulut kita.

Papeda bisa dicampur dengan lauk dan sayur apapun sesuai selera. Karena terbuat dari sagu, papeda kaya karbohidrat, serat dan rendah kolesterol. Tertarik mencicipinya?