Bukan Rendang, BEKRAF Nobatkan Soto Sebagai Makanan Nasional

11 April 2018 18:38 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Soto Banjar Bang Amat. (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Soto Banjar Bang Amat. (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia telah lama dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman kuliner yang lezat dan menggugah selera. Mulai dari makanan bercita rasa manis, pedas, gurih, hingga makanan dengan tampilan unik dapat dengan mudah ditemukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski memiliki beragam sajian lezat, namun ternyata Indonesia masih belum memiliki makanan nasional yang sangat menggambarkan kebudayaan dan kehidupan sosial Tanah Air. Padahal, makanan nasional sebagai ikon suatu bangsa dapat menjadi daya tarik pariwisata, khususnya dalam hal wisata kuliner.
Misalnya saja Jepang dengan sushi, Thailand dengan sajian Tom Yum, Korea Selatan yang terkenal sebagai Negara Kimchi, dan masih banyak lainnya. Selain menarik wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung, adanya makanan nasional dapat menjadi identitas dan ciri khas suatu negara di mata dunia.
Workshop Incubator Camp. (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Workshop Incubator Camp. (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
Menyadari hal itu, BEKRAF pun menetapkan salah satu makanan tradisional sebagai makanan nasional yang sangat mewakili Indonesia. Menariknya, bukan rendang atau pun sate yang selama ini sangat populer di luar negeri, BEKRAF menobatkan soto sebagai makanan nasional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan mengingat selama ini masyarakat luar negeri lebih mengenal rendang sebagai salah satu makanan terpopuler dari Tanah Air. Menurut Hanifah Makarim, S.Kom, M.Laws, Kepala Subdit Dana Masyarakat Direktorat Akses Non Perbankan Deputi Akses Permodalan BEKRAF, ada beberapa alasan kenapa soto dianggap paling cocok sebagai ikon makanan Indonesia.
Hanifah menjelaskan bahwa soto merupakan makanan yang murah dan mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, rasa soto yang segar dan hangat dianggap lebih bisa diterima oleh masyarakat luar negeri.
Workshop Incubator Camp. (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Workshop Incubator Camp. (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
"Menurut kita, soto paling diterima di luar negeri. Sedangkan rendang dianggap overcook, jadi kurang cocok untuk lidah orang luar," terang Hanifah saat ditemui kumparan (kumparan.com) di acara Workshop dan Incubator Camp, The 1O1 Jakarta Sedayu Darmawangsa, Jakarta Selatan (10/4).
ADVERTISEMENT
Meski rendang pernah dinobatkan sebagai makanan terlezat versi CNN, namun Hanifah menyebutkan bahwa rendang dianggap kurang mewakili masyarakat Indonesia. Selain karena hanya disajikan saat momen tertentu, cita rasa rendang yang kuat dan cenderung agak pedas kurang dapat diterima oleh masyarakat mancanegara.
"Banyak orang luar negeri yang tidak bisa menyantap makanan pedas, contohnya Jepang, sehingga rendang lebih sulit diterima masyarakat luar," jelasnya.
Selain soto, BEKRAF yang bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata pun merilis empat sajian lainnya yang dianggap sangat cocok diperkenalkan ke kancah internasional. Ada rendang, nasi goreng, dan sate yang dipilih berdasarkan survei makanan terpopuler versi laman CNN. Dan, satu sajian lagi adalah gado-gado yang dinilai paling dekat dan mudah ditemukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT