Chef Chitra Ciptakan Karya Seni dari Makanan Lewat Edible Art

24 November 2018 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chef Chitra (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Chef Chitra (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebuah karya seni tercipta dari kreativitas dan imajinasi manusia yang dituangkan dalam beragam bentuk, paling sering secara visual, entah dalam bentuk lukisan atau pahatan. Seni sendiri tak memiliki batasan, ia bisa direpresentasikan sesuai keinginan pembuatnya.
ADVERTISEMENT
Seni itu personal, menggambarkan kepribadian masing-masing penciptanya, bisa diinterpretasikan dalam berbagai makna. Bahkan, sebuah karya seni pun bisa diciptakan oleh seseorang yang mungkin jauh dari hal-hal berbau estetika tersebut. Bukan pelukis, pemusik, atau penari, tapi seorang tukang masak atau chef.
Profesi chef memang lekat akan estetika, mengingat mereka dituntut makanan yang tak hanya nikmat disantap, namun juga enak dipandang dan menggugah selera. Sebuah karya seni ternyata juga mampu diciptakan dari hidangan, sebagaimana sebuah lukisan dibuat.
Chef Chitra dan Edible Art (Foto: Instagram/ @impera631)
zoom-in-whitePerbesar
Chef Chitra dan Edible Art (Foto: Instagram/ @impera631)
Hal itulah yang dilakukan oleh Chrysansia Chitra Dewi, atau yang lebih dikenal dengan nama chef Chitra. Namanya mungkin sudah tak asing, mengingat ia kerap tampil dan didapuk sebagai pembawa acara memasak di televisi. Kepiawaiannya dalam memasak hidangan pastry dan makanan sehat, membawanya ke tingkat yang lebih tinggi, menghadirkan unsur seni dalam sebuah masakan melalui konsep yang disebut sebagai edible art.
ADVERTISEMENT
Chef Chitra sendiri merupakan pemain lama di industri kuliner. Sebelum menekuni profesi sebagai koki secara profesional, ia terlebih dahulu menjalankan bisnis Chef Kitchen yang memproduksi pastry dan bakery dengan konsep roti sehat, tepatnya pada tahun 2007. Ia bahkan tak memiliki latar belakang pendidikan kuliner sama sekali, dan merupakan lulusan jurusan Psikologi dari Universitas Atmajaya.
Setelah bisnisnya tersebut semakin berkembang, barulah ia mempelajari ilmu kuliner dengan mengambil kelas di salah satu sekolah kuliner terkemuka, Le Cordon Bleu Paris. Semakin dalam ia belajar tentang kuliner, ia pun semakin mencintai dunia masak memasak tersebut.
“Aku sebenarnya terjun di dunia kuliner dengan memulai bisnis terlebih dahulu, kemudian sembari mempelajari tekniknya secara otodidak. Nah, setelahnya aku mulai belajar menjadi chef secara profesional di Paris, kemudian kembali lagi ke Indonesia untuk berbisnis, dan sejak saat itu semua berjalan dengan sendirinya,” ungkap chef Chitra kepada kumparanFOOD beberapa waktu lalu.
Edible Art karya chef Chitra (Foto: Instagram/ @chitrachef)
zoom-in-whitePerbesar
Edible Art karya chef Chitra (Foto: Instagram/ @chitrachef)
Berkiprah di dunia kuliner dalam waktu yang cukup lama, mulai dari menjalani bisnis, hingga tampil di layar televisi, membuat chef Chitra memutuskan untuk mencoba sesuatu yang baru, yang lebih personal dan menunjukkan sisi kepribadiannya yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Chef yang pernah berprofesi sebagai model ini lantas mencoba memasukkan unsur seni ke dalam setiap hidangannya, baik dalam segi presentasi, maupun pengalaman menyantapnya. Kegemarannya dalam segala hal yang berbau seni, terutama melukislah yang jadi inspirasi baginya untuk mencoba mengembangkan konsep edible art.
“Aku suka art dan melukis, lalu terfikirkan, kenapa gak digabungin saja jadi satu, akhirnya terciptalah art plating atau food art ini, dimana aku berusaha mempresentasikan makanan bagian dari art,” terang chef Chitra.
Edible Art karya chef Chitra (Foto: Instagram/ @chitrachef)
zoom-in-whitePerbesar
Edible Art karya chef Chitra (Foto: Instagram/ @chitrachef)
Secara garis besar, edible art adalah menyajikan hidangan menggunakan teknik plating sehingga menghasilkan visual yang menarik. Dalam praktiknya, edible art tak hanya mengandalkan intuisi estetika yang tinggi, namun juga membawa elemen molecular gastronomy--penggabungan ilmu sains dengan teknik memasak di dalamnya, memberi pengalaman bersantap yang lebih spektakuler.
ADVERTISEMENT
Menariknya, di setiap hidangan yang ia sajikan, goresan saus tak pernah luput dibubuhkan. Ya, layaknya goresan cat lukis pada permukaan kanvas, chef Chitra memang menyajikan hidangan selayaknya ia melukis di atas kanvas. Seakan-akan, hal tersebut menjadi satu ciri khas yang menggambarkan dirinya.
“Dalam menyajikan art plating, aku sebenarnya memang berusaha untuk membuatnya seperti lukisan abstrak. Kalau dibilang ciri khas, mungkin saat ini aku baru bermain disitu, tapi people always change, dan ide bisa datang darimana aja, jadi tak menutup kemungkinan kalau 6 bulan ke depan aku udah enggak melakukan itu lagi,” terangnya lebih lanjut.
Chef Chitra dan Edible Art (Foto: Instagram/ @fandie.ahmad)
zoom-in-whitePerbesar
Chef Chitra dan Edible Art (Foto: Instagram/ @fandie.ahmad)
Chef Chitra sendiri baru mulai benar-benar menekuni dan fokus pada karya edible art tersebut pada tahun 2018. Dan, di tahun ini jugalah, ia mulai membentuk ulang citranya sebagai artistic chef. Ia bahkan mendapatkan kesempatan untuk membagikan interpretasinya tentang seni dalam pandangan seorang chef di salah satu perhelatan seni akbar ibu kota, yakni Art Jakarta 2018 beberapa bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam penampilannya tersebut, chef Chitra mencoba menghadirkan pengalaman bersantap yang tak biasa. Pada momen tersebut, ia melakukan demo memasak dengan perpaduan lukisan, dan alunan denting piano berlatarkan musik electronic dance (EDM).
Tentunya, kreasi hidangan bernilai estetika tinggi membutuhkan kreativitas dan inovasi tanpa henti. Apalagi, sebuah karya seni tak bisa diciptakan begitu saja, karena harus benar-benar dibuat dari hati, dikerjakan dengan penuh perasaan.
Edible Art karya chef Chitra (Foto: Instagram/ @chitrachef)
zoom-in-whitePerbesar
Edible Art karya chef Chitra (Foto: Instagram/ @chitrachef)
Jelas, mood atau suasana hati pun sangat berpengaruh terhadap proses pembuatan dan hasil karya yang diciptakan. Misalnya saja, saat tengah merasa marah, secara tak sadar, warna yang digunakan dalam penyajian makanan didominasi dengan warna merah. Hidangan berseni tersebut benar-benar merupakan curahan hati.
“Kadang-kadang saya ingin membuat sebuah hidangan untuk besok, eh ternyata enggak mood, jadi ya harus ditunda. Ya disitulah jeleknya, karena you're really making it sebagai bagian dari passion dan curahan perasaan hati. Jadi bukan sebagai sebuah keharusan ‘saya harus bikin ini sekarang’, lalu bisa saya buat saat itu juga,” cerita chef Chitra.
Edible Art karya chef Chitra (Foto: Instagram/ @chitrachef)
zoom-in-whitePerbesar
Edible Art karya chef Chitra (Foto: Instagram/ @chitrachef)
Chef Chitra sendiri merupakan satu dari segelintir chef Indonesia yang mulai ‘mengutak-atik’ makanan jadi sebuah karya seni. Bahkan, bisa dibilang, saat ini ia menjadi satu-satunya koki wanita yang menggeluti dunia art plating.
ADVERTISEMENT
Meski belum ahli dalam ilmu molecular gastronomy, namun hal itu tak menghalanginya untuk terus belajar dan berkembang. Apalagi, seni edible art ini semakin dilirik oleh banyak orang, sehingga memicunya untuk terus menggali ide dan menciptakan hal-hal baru.
I think I’ve seen a couple of chef yang ngelakuin hal yang sama, but again setiap chef punya ciri khas yg berbeda, so it's just exciting ngeliat perkembangan chef sekarang ini. Itu artinya dunia kuliner Indonesia semakin beragam, so it's a challenge for me untuk bikin sesuatu yg baru.” ungkapnya.
Chef Chitra dan Edible Art (Foto: Instagram/ @fandie.ahmad)
zoom-in-whitePerbesar
Chef Chitra dan Edible Art (Foto: Instagram/ @fandie.ahmad)
Dan, untuk dapat menciptakan sebuah sebuah hidangan yang indah, kita hanya dapat mengandalkan intuisi kita sendiri saat mengatur tata letak maupun menghias makanan. Karena, dalam karya edible art yang kita ciptakan tersebut, bukan hanya harus orisinil, namun ada jati diri kita yang ikut disematkan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
"Saat menciptakan edible art, semuanya benar-benar sangat intuitif, mau nyipratin sausnya dimana, cara peletakannya gimana. Hal itu dapat menjadi ciri khas dari seseorang, so we can't copy someone's work," pungkas chef Chitra.