Dari Jual Hingga Bikin Sendiri, Ini Cerita Wingko Babat NN Meniko

8 April 2019 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko pusat oleh-oleh sekaligus pabrik pembuatan Wingko Babat NN Meniko, salah satu yang tertua di Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toko pusat oleh-oleh sekaligus pabrik pembuatan Wingko Babat NN Meniko, salah satu yang tertua di Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kota Semarang memiliki sejumlah makanan khasnya, mulai dari Lumpia hingga Tahu Gimbal. Adapula, Wingko Babat. Di Semarang, ada sejumlah merek ternama yang sering dijumpai dijual eceran di pinggir Jalan Pandanaran.
ADVERTISEMENT
Tapi, tak sedikit pula yang tahu merek yang satu ini. Adalah Wingko Babat NN Meniko, yang usianya kini telah berjalan hampir empat abad. Saat ini pun, pembuat Wingko Babat NN Meniko sudah dijalankan oleh generasi kedua dan ketiganya. Berikut adalah obrolan kumparan dengan si pemilik Wingko Babat NN Meniko.
Djoenaedi Dihardjo, 52, menyambut ramah ketika Kumparan menyambangi toko pusat oleh-olehnya di Jalan Pandean Tamanharjo, Semarang Timur, Minggu (7/4). Dia merupakan generasi kedua dari wingko babat Cap Stoom Mini, yang telah ada sejak hampir setengah abad yang lalu.
Kepada kumparan, Djoenaedi menceritakan awal mula perjalanan wingko babat produksinya yang kini lebih dikenal dengan merek N.N Meniko.
Djoenaedi mengatakan, kedua orangtuanya yang mengawali bisnis tersebut. Awalnya, mendiang ayahnya mengawali usaha dengan bekerja di salah satu perusahaan penyedia makanan di Stasiun Tawang.
ADVERTISEMENT
“Semacam restorasi, terus kemudian ayah saya punya kios sendiri di sana. Awalnya jualan pusat-pusat oleh. Tapi dulu stok wingkonya ambil dari yang lain,” ungkapnya.
Pada saat itu, tepatnya tahun 1978, ayahnya melakukan percobaan dengan memproduksi wingko babat miliknya sendiri hingga berhasil dan dipasarkan dengan merek Apollo. Rupanya, wingko babat produksi ayahnya diterima dan dapat dinikmati oleh masyarakat maupun wisatawan yang membelinya sebagai oleh-oleh.
Toko pusat oleh-oleh sekaligus pabrik pembuatan Wingko Babat NN Meniko, salah satu yang tertua di Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Merek tersebut hanya bertahan dua tahun, kemudian tahun 1980 berganti merek Sepur Mini. Menggunakan nama atau merek ini, ayah Djoenaedi hanya dapat bertahan sekitar 10 tahun.
Hal itu lantaran sejumlah pihak merasa keberatan dan Sepur Mini tidak bisa dipatenkan, wingko babat buatan ayahnya pun kembali berganti merek.
ADVERTISEMENT
“Akhirnya kita namai Wingko Babat Stoom Mini dibuat oleh Nn Meniko. Itu merupakan nama adik saya yang paling kecil yang sekarang sudah almarhum, akhirnya jadi brand sampai sekarang,” ujarnya.
Namun, meski menggunakan Stoom Mini, rupanya masyarakat lebih akrab dengan nama pembuatnya. Akhirnya, pada tahun 1988 menjadi awal penyebutan Wingko Babat Nn Meniko hingga kini.
Kedua orangtua Djoenaedi memproduksi wingko babat Nn Meniko di kediaman mereka, Jalan Pandean Tamanharjo 83, yang letaknya tak jauh dari tokonya saat ini.
“Kebetulan kedua orangtua saya sudah almarhum, sehingga sekarang dilanjutkan oleh anak-anaknya. Kebetulan saya dari awal sudah terjun di dunia bisnis, cuman totalitas ke wingko Meniko baru setelah kedua orangtua saya meninggal,” katanya.
Seiring berjalannya waktu, wingko babat kini bersaing dengan selera generasi milenial yang cenderung ke barat-baratan. Namun, hal ini tidak membuat Djoenaedi kehabisan akal untuk memasarkan makanan khas Semarang ini. Ia menyadari, sosial media pun akhirnya juga menjadi sarana untuk mempromosikan produknya lebih masif.
ADVERTISEMENT
“Medsos itu kan luar biasa, cepat mempopulerkan. Kita juga lihat peluangnya, dari situlah kita banyak terbantu. Sehingga dari pelanggan kita yang lama-lama itu juga bisa memberikan masukan, yang tidak tahu juga jadi tahu,” tuturnya.
Salah satu media sosial yang dimiliki adalah Facebook dengan nama akun Pusat oleh-oleh Nn Meniko. Ia mengaku belum sempat menjajal Instagram lantaran kesibukan produksi yang menyita waktu.
Ditanya terkait perbedaan produk wingko miliknya dengan yang lain, Djoenaedi mantap menjawab kualitas dan rasa. Menurutnya, rasa wingko yang dibuatnya lebih kaya lantaran menggunakan bahan asli tanpa konsentrat.
Untuk diketahui, saat ini wingko babar NN Meniko memiliki lima varian rasa yakni Original, Cokelat, Pisang Raja, Durian dan Nangka.
Toko pusat oleh-oleh sekaligus pabrik pembuatan Wingko Babat NN Meniko, salah satu yang tertua di Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
“Semuanya kita pakai buah asli. Karena kita sudah ada kerjasama juga dengan Hortimart. Jadi untuk pisang raja dan duriannya kita punya kebun sendiri di sana. Kita tidak ada konsentrat,” katanya.
ADVERTISEMENT
Jika harga bahan pokok sedang naik, tentu berpengaruh kepada wingkonya. Dia mengaku hanya sedikit mengurangi takaran buahnya saja tanpa menambah harga jual. Rasanya, menurut Djoenaedi tak banyak berubah.
Hal tersebut dilakukan untuk membuat cost pabriknya tetap seimbang. Toko Wingko Babat NN Meniko setiap harinya buka mulai pukul 08.00 hingga 19.00 wib.
“Kalau harga, original kita jual Rp 20 ribu per kantongnya. Sedangkan yang campur kita pakai kemasan dus, Rp 25 ribu. Untuk variasi, kita juga sediakan tahu bakso, lunpia dan bandeng. Semua sudah merek Nn Meniko,” tukasnya.