Glek! Segarnya 8 Es Dawet Populer dari Berbagai Daerah

28 Mei 2019 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Es dawet Foto: flickr/ FX Sudarmadi
zoom-in-whitePerbesar
Es dawet Foto: flickr/ FX Sudarmadi
ADVERTISEMENT
Segelas es dawet untuk pelepas dahaga saat berbuka puasa tentu terasa sangat menyegarkan. Campuran santan, gula merah, dan butiran tepung beras kenyal menciptakan paduan rasa manis dan gurih. Apalagi ditambah dengan es batu, dijamin mampu mengobati tenggorokan kering.
ADVERTISEMENT
Nah, ternyata, sajian dawet di masing-masing daerah punya versinya sendiri, lho. Yang membedakan adalah isiannya. Ada yang menggunakan buliran tepung beras hitam, ada pula yang diberi tambahan durian.
Dari berbagai penjuru daerah, inilah delapan jenis dawet populer nan menyegarkan:
1. Dawet ayu
Salah satu sajian dawet yang paling populer adalah dawet ayu dari Banjarnegara. Dawet ini, mulai populer setelah munculnya lagu gaya Banyumasan berjudul Dawet Ayu Banjarnegara ciptaan grup lawak asal Banyumas.
Ciri khas dawet Banjarnegara ada pada gerobaknya. Biasanya, ada simbol Semar dan Gareng yang terbuat dari kayu kembang kanthil.
2. Es dawet batil
Dawet batil yang berasal dari Lamongan, Jawa Timur ini punya isian yang cukup beragam. Jenis isiannya tidak menggunakan dawet, tapi semacam roti bernama batil. Bahan bakunya; terbuat dari tepung beras, parutan kelapa, dan ragi. Cita rasanya hampir mirip kue apem, namun sedikit asam.
ADVERTISEMENT
Untuk isian lainnya, biasanya ditambahkan; kacang hijau, agar-agar, dan buah siwalan. Seluruh bahan tersebut disajikan dengan siraman kuah santan, sirup gula aren, dan es batu. Segar!
3. Es dawet ireng
Sesuai dengan namanya, buliran tepung beras yang digunakan berwarna hitam. Dikutip dari buku Ragam Minuman Indonesia karya Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito, warna hitam ini berasal dari seruk hasil pembakaran jerami yang dicampur air.
Air hitam itulah yang digunakan sebagai pewarna dawet. Penyajian es dawet ireng, sejatinya tak berbeda dari dawet pada umumnya. Menggunakan santan dan gula keapa. Kuliner dawet ireng kini telah merambah ke berbagai wilayah seperti Jawa Barat dan Jawa Timur.
4.Es dawet jabung
Es dawet jabung terdiri dari; paduan tapai ketan, potongan buah nangka, cendol, es, dan santan. Cendolnya tak terbuat dari tepung beras atau hunkue, tapi dari tepung sagu aren. Cita rasa manisnya juga berasal dari nira kelapa, bukan gula kelapa. Es dawet jabung sendiri berasal dari Ponorogo, Kecamatan Mlarak, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
5. Es dawet Jepara
Ciri khas pada es dawet Jepara terletak pada bahan dasar pembuatan cendolnya. Alih-alih menggunakan tepung beras, yang digunakan adalah tepung sagu aren.
Teksturnya pun lebih halus dan kenyal. Berbagai topping; mulai dari alpukat, durian, nangka, dan sari kelapa biasanya ditambahkan saat penyajian dawet.
6. Es dawet Semarangan
Penggemar durian wajib mencoba sajian dawet yang satu ini. Dawet khas Semarangan, disajikan bersama buah durian sebagai pelengkap. Jika sedang tidak musim durian lokal, yang digunakan biasanya adalah durian montong dari Medan.
Tak kalah spesial, cendolnya terbuat dari tepung maizena yang dipanaskan hingga berbentuk seperti mi. Warnanya bening, dengan tekstur kenyal seperti agar-agar. Rasanya akan lebih segar, jika ditambahkan gunungan es serut, dan siraman kuah santan serta sirup gula kelapa.
ADVERTISEMENT
7. Es dawet siwalan
Es dawet siwalan banyak ditemui di pesisir Pacitan atau di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Menariknya, bukannya menggunakan cendol, tapi justru isiannya didominasi oleh buah pohon lontar atau siwalan.
Buah siwalan yang dipotong dadu dipadukan bersama sirup gula siwalan atau gula kelapa. Di Tuban, beberapa pedagang biasanya menambahkan irisan; buah nangka, melon, dan irisan cincau.
8. Es dawet telasih
Berasal dari Solo, es dawet telasih; terdiri dari tapai ketan hijau, bubur sumsum, cendol, dan biji selasih. Untuk pemanisnya menggunakan sirup gula pasir, sehingga rasa manisnya tidak terlalu mendominasi. Di Solo, sajian es dawet telasih dapat dijumpai di kawasan Pasar Gede.