Hmm, Gurihnya Kuah Kaldu Soto Padang Legendaris H. St. Mangkuto
ADVERTISEMENT
Kawasan Pasar Baru punya sederet kuliner legendaris. Satu di antaranya adalah Soto Padang H. St. Mangkuto.
ADVERTISEMENT
Hidangan soto padang ini sudah ada sejak 1966. Hingga kini, warung soto ini masih ramai dikunjungi orang. Bahkan, dalam buku 100 Mak Nyus Jakarta karya alm. Bondan Winarno, Soto Padang H. St. Mangkuto disebut sebagai perintis soto padang di Jakarta.
Selama lebih dari empat dekade, sajian menunya hanya satu jenis saja. Yakni soto padang. Sekarang, pengunjung bisa menikmati menu lain seperti nasi goreng rendang dan sate padang.
Usaha soto padang ini bermula dari usaha keluarga H. Mangkuto yang merantau ke ibu kota. Bisnisnya kini dikelola oleh generasi kedua.
Keistimewaan soto padang ada pada daging goreng yang jadi isiannya. "Daging yang digunakan bagian punggung, soalnya yang paling empuk," kata Edi, penerus warung Soto Padang H. St. Mangkuto.
ADVERTISEMENT
Potongan daging direbus terlebih dahulu selama dua jam, baru kemudian digoreng. Menghasilkan tekstur yang renyah namun tetap lembut.
Kuahnya menggunakan campuran kaldu sapi. Juga perpaduan bumbu hitam, bumbu kuning, dan bumbu tumis.
Bumbu hitam terbuat dari kayu manis, lada, ketumbar, jinten, dan pala. Sedangkan bumbu kuning terdiri dari lada, lengkuas, dan kunyit. Sementara bumbu tumis adalah gabungan bumbu hitam dan daun bawang.
Satu porsi soto padang (Rp 38 ribu) dihidangkan di dalam mangkuk kecil. Kuah sotonya berwarna kecokelatan. Taburan kerupuk merah juga hadir sebagai pelengkap.
Kuahnya terasa ringan, dengan dominasi rasa gurih yang cukup kuat. Potongan dagingnya pun cukup banyak.
Karena ukuran penyajian yang cukup kecil, mungkin menyantap satu mangkuk saja tak akan puas. Tersedia juga kacang goreng dan paru kering untuk teman makan.
ADVERTISEMENT
Tertarik berkunjung?
Soto Padang H. St. Mangkuto
Alamat: Jl. Pintu Air Raya No. 26
Jam buka: Setiap hari, (09.00 - 21.00 WIB)