Kenapa Kita Tak Kunjung Kenyang Saat Ngemil?

Tipe kepribadian ditentukan oleh makanan Foto: Thinkstock

Siapa tak suka ngemil? Saat bersantai maupun sedang bekerja, menyantap camilan bisa membawa suasana yang lebih santai bahkan mengusir rasa kantuk. Camilan juga jadi salah satu pilihan saat tak sempat makan berat akibat padatnya aktivitas.

Saking nikmatnya, tak jarang kita sampai kebablasan saat ngemil makanan kesukaan. Tapi sadarkah kamu, seringkali perut tetap terasa kosong meski sudah berbungkus-bungkus camilan disantap.

Menurut penelitian dari Universitas Laval di Quebec, Prancis, berjudul Nutrient, Satiety, and Control of Enery Intake, makanan ringan biasanya memiliki kalori yang cukup tinggi. Meski begitu, kandungan nutrisi camilan ringan seperti keripik atau kue kering kemasan justru sangat minim.

Padahal, rasa kenyang saat makan dipengaruhi oleh kepadatan nutrisi di dalam suatu makanan. Pasalnya, protein dan serat pada makanan berperan penting untuk memperlambat proses pencernaan dan membuat pelepasan energi menjadi lebih lama.

Bila tubuh tak menerima cukup nutrisi, otak akan terus mengirim sinyal 'lapar' sehingga mendorong seseorang untuk menyantap camilan dengan porsi yang lebih banyak. Hasilnya, meski menyantap camilan dalam jumlah banyak, perut tak akan cepat merasa kekenyangan.

Ilustrasi makanan ringan. Foto: Thinkstock

Tak hanya kalorinya, camilan kemasan juga punya kandungan gula dan garam yang juga tinggi. Bahkan, satu kemasan camilan bisa mengandung delapan kali lebih banyak gula dibanding makanan utuh.

Nah, gula yang masuk ke tubuh bisa meningkatkan trigliserida di dalam aliran darah. Meski dalam kadar tertentu trigliserida bisa meningkatkan kesehatan, terlalu banyak trigliserida di dalam tubuh akan menghambat kemampuan otak untuk mengenali rasa kenyang.

Jadi jangan heran, camilan sering jadi kambing hitam saat berat badan naik. Rasa kenyang akan lebih lama hadir saat menyantap camilan yang sebenarnya mengandung gula dan garam dalam jumlah tinggi.