news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Yoesi Ariyani yang Pernah Menjadi Antisosial Gara-gara Vegan

28 Maret 2019 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yoesi Ariyani saat menyajikan makanan vegan di kediamannya di Jalan Batu Merah, Pejaten Timur, Jakarta, Selasa, (26/3). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yoesi Ariyani saat menyajikan makanan vegan di kediamannya di Jalan Batu Merah, Pejaten Timur, Jakarta, Selasa, (26/3). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi produk hewani dan beralih hanya menyantap makanan berbahan dasar tumbuhan; seperti sayuran, buah-buahan, dan gandum bukanlah perkara yang mudah. Terlebih jika kamu adalah penggemar berat produk-produk hewani, khususnya daging.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Yoesi Ariyani, gaya hidup sehat ala vegan telah menjadi bagian yang tak bisa terpisahkan dari kehidupannya. Perempuan yang memulai gaya hidup vegan pada 2013 itu mengaku tak hanya menganggap vegan sebagai pola makan yang hanya menghindari daging-dagingan saja, melainkan bagaimana menjadi seseorang yang memiliki gaya hidup sehat.
Tak hanya ingin menjadi seseorang yang lebih sehat, baginya tujuan menjadi seorang vegan adalah agar terhindar dari segala penyakit terutama kanker. Alasan itulah yang mendasari Yoesi hingga menjadi seorang vegan.
"Ibuku dulu meninggal karena kanker di usia 48 tahun dan keluarga ibuku memang punya turunan kanker. Aku tidak ingin seperti itu," kata Yoesi kepada kami.
Yoesi Ariyani saat diwawancara kumparan di kediamannya di Jalan Batu Merah, Pejaten Timur, Jakarta, Selasa, (26/3). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Yoesi lantas mengenal vegan dari salah satu temannya di komunitas pencinta tari Jawa Purwakanthi, bernama Janti Wignjopranoto. Janti sendiri memang dikenal sebagai praktisi vegan sejak lama. Melalui Janti lah, Yoesi mengenal dan belajar tentang gaya hidup sehat ala vegan.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu, kumparan sempat duduk dan makan bersama Yoesi Ariyani di kediaman pribadinya. Pada kesempatan tersebut, Yoesi berbagi kisah mengenai suka dukanya menjadi seorang vegan. Seperti apa kisahnya? Mari kita simak berikut ini.
Pernah menjadi ansos (antisosial) gara-gara vegan
Yoesi Ariyani saat diwawancara kumparan di kediamannya di Jalan Batu Merah, Pejaten Timur, Jakarta, Selasa, (26/3). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Perjalannya sebagai seorang vegan memang tak dilalui Yoesi dengan mudah. Banyak sekali cobaan yang kerap dialami oleh ibu dari dua anak tersebut. Salah satu tantangan yang menurutnya paling berat selama menjadi seorang vegan adalah pergaulan.
Kepada kami, Yoesi bercerita bahwa pada dua tahun pertama ia menjadi seorang vegan, Yoesi tidak pernah pergi ke luar rumah; seperti pusat perbelanjaan, restoran, hingga kafe untuk sekadar bersosialisasi dengan teman-temannya.
"Soalnya aku parno dan bingung mau ke mana dan makan di mana. Kalau pun keluar, pasti banyak yang nanya-nanya dan kalau ketemu sama teman-teman aku prefer untuk tidak makan siang. Akhirnya dulu aku cuma main sama mereka yang sejalan sama aku saja," tambah perempuan yang hobi masak tersebut.
ADVERTISEMENT
Lambat laun, pandangan teman-teman Yoesi kian berubah. Yoesi pun lantas menurunkan sedikit idealismenya mengenai pola makan sehat, dan sesekali mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif ketika di luar. Menurutnya, gaya hidup vegan memang tidak bisa dipaksakan apalagi menjadi penghalang untuk berbaur dengan teman-temannya.
Komitmen dan usaha jadi kunci keberhasilannya
Yoesi Ariyani saat menyajikan makanan vegan di kediamannya di Jalan Batu Merah, Pejaten Timur, Jakarta, Selasa, (26/3). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Peralihan menjadi seorang vegan diakui Yoesi tidak begitu sulit. Dari dulu, Yoesi memang tidak terbiasa mengkonsumsi daging, sehingga saat awal-awal menjalani vegan ia mengaku menjalaninya dengan mudah.
Namun, menurut Yoesi salah satu kunci keberhasilannya menjalani seorang vegan adalah komitmen dan usaha yang ia miliki. Tak hanya itu, ia juga menekankan bahwa perubahan mindset juga memiliki andil yang besar dalam keberhasilannya dalam menjalani vegan.
ADVERTISEMENT
"Kalau mindset-nya oke pasti enggak akan gampang terganggu dengan yang lain-lain. Terus mau effort untuk bikin makanan sendiri," kata Yoesi.
Selain menjadi pelaku gaya hidup vegan, Yoesi juga dikenal giat membagikan resep-resep sehat di akun media sosialnya. Berbagai hidangan sehat yang ia bagikan pun selalu berhasil membuat orang-orang tergiur untuk mencoba.
Baginya, memasak hingga mempersiapkan hidangannya sendiri menjadi salah satu cara agar gaya hidup vegannya semakin menyenangkan.
Yoesi rajin memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat
Mushroom Chickpea Corn ala Yoesi Ariyani Foto: Mela Nurhidayati/kumoaran
Tak hanya giat membagikan resep-resep makanan sehat di akun media sosial pribadinya, Yoesi juga giat mengadakan kelas privat dan workshop untuk mengedukasi masyarakat perihal gaya hidup vegan.
Melalui beragam workshop dan kelas privat bertema "Feed with Love" itulah, ia ingin berbagi ilmu seputar vegan.
ADVERTISEMENT
Kebetulan ketika kami mampir ke kediamannya, kami sempat mencicipi beragam makanan sehat yang Yoesi buat. Pertama mushroom chickpea corn, lalu sebagai hidangan penutup ada cokelat vegan dan kombucha mojitos.
Cokelat Vegan ala Yoesi Ariyani Foto: Mela Nurhidayati/kumoaran
Awalnya kami ragu dengan hidangan tersebut, karena sejujurnya saya bukan penggemar sayur-sayuran. Keraguan tersebut ternyata terpatahkan saat kami mencoba mushroom chickpea corn. Alih-alih memiliki rasa hambar (karena terdiri dari berbagai macam sayuran), ternyata hidangan ini memiliki rasa gurih dan rempah yang sangat lezat.
Kombucha Mojitos ala Yoesi Ariyani Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Selanjutnya kami juga menyukai kombucha mojitos yang Yoesi buat. Perpaduan rasa antara asam dari lemon dan kombucha, serta sensasi dingin dari daun mint menjadi perpaduan yang sangat sempurna.
Dari seorang Yoesi Ariani, ada pesan yang ingin disampaikan. Ia juga ingin semua orang tahu bahwa vegan tidak hanya dipandang sebagai gaya hidup yang menjauhi produk hewani saja, melainkan memilih bahan makanan yang sehat sembari menjaga kekayaan bumi.
ADVERTISEMENT