news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kopi Lanang, Alami Kelainan Genetika tapi Harga Selangit

8 Februari 2019 8:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kopi Foto: Uroburos - Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Foto: Uroburos - Pixabay
ADVERTISEMENT
Kopi beragam spesies-nya, misalnya saja kopi arabika dan robusta yang populer hingga saat ini. Selain itu, dahulu kopi dengan spesies liberica dan excelsa juga cukup dikenal, hanya saja karena perawatannya yang sulit membuat kedua spesies kopi ini tak lagi dibudidayakan.
ADVERTISEMENT
Selain spesies tersebut, kopi juga dibedakan berdasarkan beragam faktor mulai dari asal daerah hingga bentuk bijinya. Jika arabika dapat dicirikan melalui garis tengah yang menyerupai huruf 'S' sedangkan, robusta berbentuk lurus, maka ada lagi kopi lanang yang tidak memiliki garis tengah alias tidak terbelah.
Kopi yang juga dikenal dengan nama peaberry ini dapat ditemukan hampir di semua spesies pohon kopi yang tumbuh.
Kopi Lanang Foto: flickr/ antonkurniawan
Dijelaskan Christian Yodhie, salah satu pengajar di ABCD School of Coffee, Jakarta, dinamakan kopi lanang karena memang kopi ini berbiji tunggal. "Jika biasanya dalam buah ceri ditemukan dua biji (dikotil), maka kopi lanang hanya ada satu biji (monokotil) yang berbentuk bulatan utuh," jelasnya saat mengajar di kelas apresiasi yang kumparanFOOD hadiri beberapa hari lalu. Menurut Badan Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Litbang Kementerian Pertanian, ada beberapa faktor munculnya kopi lanang seperti salah satunya adalah kelainan genetika. Meski mengalami kelainan, kandungan dalam biji kopi lanang sama dengan spesies biji lainnya.
Ekspor kopi meningkat. Foto: Antara/Rahmad
Dalam sekali panen ceri kopi, dilanjutkan pria yang disapa Yodhie itu, terdapat dua hingga tiga persen produksi kopi lanang di setiap pohonnya. Oleh karena itu, spesiesnya pun bisa bermacam-macam; ada kopi lanang asal arabika ataupun robusta. Kopi ini juga memiliki karakter yang kuat dan jika di-roasting maka tingkat kematangannya akan lebih sempurna. Faktor tersebut yang membuat kopi ini dihargai relatif lebih mahal yakni sekitar Rp 250 ribu per kilogramnya. Bahkan, pada kopi lanang yang dihasilkan oleh proses pencernaan hewan luwak harganya mampu mencapai Rp 1 juta per kilogram. Manfaat kopi lanang
Ilustrasi biji kopi Foto: fxxu
Harga selangit ini juga sebanding dengan manfaat dari kopi yang memiliki ukuran cukup besar ini. Lantas, apa saja manfaat kopi lanang? Rupanya sesuai dengan arti dari namanya 'lanang' --dalam Bahasa Jawa berarti laki-laki-- kopi ini dipercaya mampu meningkatkan vitalitas kaum adam. Selain itu, kopi tersebut juga dipercaya dapat memperbaiki kualitas sperma. Bukan hanya untuk pria, selayaknya kopi yang memiliki kandungan kafein, maka kopi lanang juga dapat dinikmati sebagai minuman peningkat energi, apalagi jika disajikan dengan cara ditubruk. Manfaat lain dari kopi lanang adalah mampu mengurangi risiko diabetes, memperlancar aliran darah, menghilangkan kantuk, dan mengatasi gangguan disfungi ereksi.
ADVERTISEMENT