Lepet, Hidangan Wajib saat Tradisi Kupatan yang Penuh Makna

20 Juni 2018 14:06 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lepet (Foto: Instagram @magetantourism @mod_eka)
zoom-in-whitePerbesar
Lepet (Foto: Instagram @magetantourism @mod_eka)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Raya Idulfitri telah usai. Sebagian besar orang akan kembali menjalankan aktivitas normalnya kembali. Namun, bagi sebagian orang, perayaan Idulfitri belum usai.
ADVERTISEMENT
Ya, di beberapa daerah khususnya di Jawa Tengah, terdapat satu tradisi merayakan kembali hari Lebaran yang kerap disebut sebagai Kupatan atau Syawalan. Kupatan atau Syawalan ini dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idulfitri selesai.
Hampir sama dengan Lebaran, perayaan ini seringkali diwarnai dengan silaturahmi ke tetangga atau kerabat terdekat. Tak ketinggalan, kegiatan silaturahmi ini juga dibarengi dengan jamuan makan bersama.
Salah satu makanan yang menjadi hidangan wajib saat perayaan tradisi Kupatan adalah lepet. Makanan yang bertekstur lengket ini selalu muncul sebagai pendamping ketupat saat Kupatan tiba. Tiap keluarga akan menyediakan hidangan lepet sebagai jamuan makan keluarga maupun bagi para tamu yang datang berkunjung.
Sajian lepet ini dibungkus menggunakan janur dan diikat menggunakan tali bambu. Bukan tanpa alasan, cara penyajian ini memiliki filosofi tersendiri, lho. Proses membuka tali bambu pada lepet dikaitkan dengan pemberian maaf serta mengurai permasalahan secara perlahan. Selain itu, nama lepet berasal dari istilah 'lepat' yang berarti 'maaf'.
ADVERTISEMENT
Terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan kelapa dan kacang tanah, lepet memiliki cita rasa yang gurih dan tekstur lengket dan liat. Pembuatannya pun cukup sederhana, beras ketan yang telah dikukus setengah matang dicampur dengan santan dan daun pandan.
Kemudian, campuran tersebut direbus setengah matang hingga santannya meresap sempurna. Beberapa orang juga kerap menambahkan parutan kelapa agar rasa dari lepet semakin gurih dan nikmat.
Setelahnya, adonan lepet dililit dengan daun janur dan diikat menggunakan tali bambu. Bungkusan lepet tersebut kemudian dikukus hingga matang.
Selain terbuat dari campuran beras ketan dan kacang tanah, terdapat pula varian lepet lain yang menggunakan campuran pipilan jagung, yang biasa disebut dengan lepet jagung. Berbeda dengan ketupat yang kerap disantap bersama opor atau sayur lainnya, sajian lepet biasanya dimakan sebagai kudapan sendiri. Apalagi, tekstur dari lepet yang padat sudah cukup mengenyangkan walau tak disantap bersama lauk pauk.
ADVERTISEMENT