Menjajal Anggur di Australia Barat

8 Desember 2018 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Derek, pria dengan kemeja rapi bercorak itu, menuang cabernet sauvignon ke enam gelas di depannya. Waktu belum jam 12 siang, tapi itu sudah gelas kelima yang kami tenggak.
ADVERTISEMENT
Tepat pukul 7 pagi, kami beranjak keluar dari penginapan di Margaret River, sebuah kota di barat daya Australia Barat. Sepi dan lengang, dengan rumah-rumah satu lantai, kafe-kafe, restoran yang didesain dengan unik (makanannya juga enak, omong-omong), membuat Margaret River cocok untuk sebentar saja melepas kepenatan.
Setelah membeli sarapan, kami bertemu kembali dengan Neil McLeod, pria mirip Dr Alan Grant di Jurassic Park yang sehari sebelumnya mengajak kami melongok perkebunan luasnya dan bersafari bersama kanguru-kanguru liar.
Hari itu, Neil berjanji mengajak kami untuk mencicipi kopi di sebuah roastery bernama Yahava. Setelah itu, ia membawa kami mencicipi beberapa gelas anggur di Xanadu dan Stella Bella, dua tempat pembuatan anggur di Australia Barat.
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
Saya mendengar Australia Barat memang surganya anggur. Ada 135 winery yang tersebar di negara bagian terbesar di Australia itu, dua di antaranya adalah Xanadu dan Stella Bella.
ADVERTISEMENT
Xanadu adalah winery seperti yang saya bayangkan: jauh dari mana-mana, dikelilingi perkebunan anggur, dan punya bangunan klasik yang terbuat dari batu.
Derek menyambut kami di bar. Ia kemudian mengeluarkan beberapa jenis anggur yang diproduksi Xanadu, dimulai dari anggur putih dulu, lalu anggur merah. Ia mempersilakan kami mencicipinya.
Ia mengeluarkan semillon lebih dulu, yang rasanya amat ringan, lalu chardonnay, lalu rosé. Sembari menenggak satu-dua gelas, kami mendengarkan Derek bercerita soal proses pembuatannya.
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
Chardonnay punya after taste agak creamy dan buttery. Sementara, rosé agak pahit di akhir. Belum selesai saya mencecap pahit itu, Derek sudah mengeluarkan botol berikutnya: Shiraz.
"Yang satu ini favorit saya," ujar Neil ketika Derek mengeluarkan botol keempat itu.
ADVERTISEMENT
Sama seperti semillon, shiraz juga punya rasa yang ringan. Saya setuju dengan Neil, dari beberapa anggur, ini adalah favorit saya juga.
Kami kemudian melanjutkan dengan cabernet sauvignon yang agak smokey dan punya kesan sophisticated. Hmm, saya hampir lupa ini sudah gelas ke berapa. Masih sepagi itu, jam 12 siang pun belum.
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
Saya tidak ingat anggur terakhir yang disajikan Derek. Yang saya ingat cuma rasanya: seperti campuran kue cokelat dan obat batuk. "Well, yang ini seperti kue Natal di dalam gelas, memang," kata Derek.
Setelah gelas terakhir ditenggak. Derek membawa kami ke gudang, tempat barel-barel anggur disimpan dan diperam. "Restoran bagus dan dekorasi-dekorasi tadi cuma facade (tabir). Aslinya tempat ini, ya, seperti ini," ucap Derek lagi, memperkenalkan gudang anggur milik Xanadu.
ADVERTISEMENT
Meskipun region Australia Barat terbentang luas, tempat produksi anggur kebanyakan berpusat di daerah bagian selatan seperti Margaret River. Temperatur yang lebih dingin membuat proses pembuatan anggur menjadi lebih memungkinkan. Margaret River sendiri memiliki temperatur rata-rata yang mirip dengan kota penghasil anggur lainnya, Bordeaux, yang memiliki iklim mediterania.
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menikmati Anggur di Australia Barat (Foto: dok. Rossi Finza Noor/ kumparan)
Setelah berpamitan, kami beranjak ke Stella Bella, tempat pembuatan anggur lainnya. Saya memilih untuk tidak ikut mencicipi anggur di sini. Alasannya satu: sudah kebanyakan. Yang saya ingat, salah seorang rekan perjalanan saya memutuskan untuk membeli sebotol moscato. Kelak, moscato itu kami nikmati bareng-bareng di kamar hotel.